Bersih-Bersih Jadi Menyenangkan! Cara Libatkan Anak dalam Kebersihan Rumah

Alyaa Hasna HunafaDiterbitkan 31 Desember 2025, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernah merasa rumah tak pernah benar-benar rapi meski sudah dibersihkan berkali-kali? Banyak orang tua yang mengalaminya. Di satu sisi, ingin rumah selalu tertata, tapi di sisi lain, sulit menemukan waktu di tengah rutinitas padat. Padahal, menjaga kebersihan rumah tak harus jadi beban sendiri, anak-anak pun bisa ikut ambil bagian. Dengan cara yang tepat, kegiatan bersih-bersih bisa berubah jadi aktivitas seru yang mempererat kebersamaan keluarga.

Melansir laman raisingchildren.net.au melibatkan anak dalam pekerjaan rumah bukan hanya soal membantu orang tua, tapi juga tentang mengajarkan tanggung jawab sejak dini. Anak belajar bahwa rumah adalah tempat yang harus dijaga bersama. Dari kegiatan sederhana seperti membereskan mainan atau menyapu lantai, mereka mulai memahami pentingnya merawat lingkungan tempat mereka tinggal.

Selain itu, kegiatan bersih-bersih membantu anak mengasah banyak keterampilan hidup. Mereka belajar mengatur waktu, bekerja sama, dan menyelesaikan tugas dengan baik. Saat ikut menyiapkan meja makan atau melipat baju, anak juga mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerja tim. Hal-hal sederhana inilah yang nantinya berguna ketika mereka tumbuh dewasa dan hidup mandiri.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Manfaat melibatkan anak dan tugas yang sesuai usia

Sesuaikan tugas dengan usia anak agar sesuai dengan kemampuannya. (foto: jcomp/freepik)

Bagi orang tua, melibatkan anak juga membawa dampak positif. Saat anak ikut membantu, beban pekerjaan rumah terasa lebih ringan, dan waktu luang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal menyenangkan bersama keluarga. Tak hanya rumah yang menjadi lebih bersih, suasana keluarga pun terasa lebih harmonis karena semua merasa memiliki peran.

Cara mengajak anak membantu harus disesuaikan dengan usia dan kemampuannya. Untuk anak balita, tugas seperti mengumpulkan mainan atau menaruh cucian kotor sudah cukup. Anak prasekolah bisa mulai belajar menata meja makan, membantu belanja, atau menata pakaian bersih. Sementara anak usia sekolah dapat diberi tanggung jawab lebih seperti menyapu, menyiram tanaman, atau memberi makan hewan peliharaan.

Anak yang lebih besar, seperti remaja, bisa diberi kepercayaan untuk melakukan pekerjaan yang lebih kompleks, misalnya mencuci baju, mengepel lantai, atau membantu memasak makan malam. Dengan begitu, mereka belajar kemandirian dan memahami bahwa tanggung jawab rumah tangga adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar tugas orang tua.

3 dari 3 halaman

Bangun semangat dan rasa tanggung jawab lewat cara yang menyenangkan

Berikan semangat dan apresiasi kepada anak agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. (foto: jcomp/freepik)

Agar anak lebih semangat, lakukan pekerjaan rumah bersama di awal. Misalnya, bersihkan kamar bersama sambil memutar musik favorit, atau buat tantangan ringan seperti “siapa yang paling cepat menata buku di rak”. Pujian dan apresiasi kecil juga berperan besar. Katakan bahwa kamu bangga dengan usaha mereka, itu bisa membuat anak merasa dihargai dan termotivasi untuk membantu lagi di lain waktu.

Bila ingin menambahkan unsur belajar finansial, kamu bisa memberi uang saku kecil untuk pekerjaan tambahan, bukan sebagai kewajiban. Misalnya, bonus kecil untuk membersihkan taman atau membantu mencuci mobil. Namun, penting untuk menekankan bahwa kebersihan rumah adalah tanggung jawab bersama, bukan sesuatu yang harus “dibayar”.

Pada akhirnya, mengajak anak ikut serta dalam menjaga kebersihan rumah bukan hanya membuat rumah lebih tertata, tapi juga membentuk karakter yang disiplin, peduli, dan mandiri. Dari hal-hal kecil seperti menyapu, melipat pakaian, hingga membersihkan meja, mereka belajar tentang kerja keras dan kebersamaan. Kegiatan sederhana seperti bersih-bersih bisa menjadi momen berharga yang mempererat hubungan keluarga sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab sejak dini.

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa