Fimela.com, Jakarta Sariawan, atau stomatitis aphtosa, merupakan luka peradangan yang muncul di dalam mulut si kecil. Kondisi ini bisa terjadi pada pipi, bibir, gusi, lidah, langit-langit mulut, bahkan tenggorokan. Rasa nyeri atau perih yang ditimbulkan seringkali membuat anak tidak nyaman, terutama saat makan, minum, atau berbicara.
Meskipun umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, sariawan bisa membuat anak menjadi rewel. Mereka mungkin kesulitan makan, enggan minum, dan dalam beberapa kasus bahkan memicu demam. Hal ini tentu mengkhawatirkan para orang tua. Memahami penyebab dan gejalanya sangat penting untuk penanganan yang tepat.
Oleh karena itu, penting sekali bagi Sahabat Fimela untuk mengetahui langkah-langkah penanganan yang efektif. Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai cara atasi sariawan pada anak, mulai dari solusi rumahan hingga kapan harus berkonsultasi dengan dokter. Dengan informasi yang tepat, Anda bisa membantu si kecil pulih lebih cepat.
What's On Fimela
powered by
Mengenali Berbagai Penyebab Sariawan pada Si Kecil
Sariawan pada anak bukan hanya disebabkan oleh panas dalam seperti yang sering dipercaya, melainkan bisa karena berbagai faktor. Memahami penyebabnya akan membantu Sahabat Fimela dalam mencegah dan menangani kondisi ini. Beberapa penyebab seringkali berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari atau kondisi kesehatan tertentu.
Trauma fisik di mulut menjadi salah satu pemicu utama. Anak mungkin tidak sengaja menggigit pipi atau bibir, tergores alat makan, atau menyikat gigi terlalu kuat dengan sikat berbulu kasar. Selain itu, sensitivitas terhadap makanan asam seperti cokelat, kopi, atau buah jeruk juga dapat mengiritasi selaput lendir mulut yang sensitif pada anak.
Kekurangan nutrisi esensial seperti zat besi, asam folat (vitamin B12), vitamin C, dan vitamin B kompleks juga dapat memicu sariawan. Infeksi virus seperti Herpes simplex atau Coxsackie (penyebab HFMD) serta infeksi jamur Candida albicans (oral thrush) juga sering menyebabkan sariawan, terutama jika daya tahan tubuh anak menurun. Faktor lain seperti penyakit autoimun, stres, kurang istirahat, dan alergi makanan juga dapat berkontribusi.
Gejala dan Solusi Rumahan untuk Meredakan Sariawan Anak
Gejala sariawan pada anak umumnya mudah dikenali. Luka sariawan biasanya berbentuk bulat atau oval dengan bagian tengah berwarna putih kekuningan dan tepian merah akibat peradangan. Anak mungkin mengeluhkan lidah terasa terbakar, mulut dan lidah kemerahan, sakit tenggorokan saat menelan, atau sensasi tidak nyaman di dalam mulut. Terkadang, sariawan juga disertai pendarahan ringan saat tergores, nyeri, gatal, atau sensasi terbakar yang mengganggu. Dalam beberapa kasus, bisa juga disertai demam, lemas, sulit menelan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan di rumah, Sahabat Fimela bisa memulai dengan menjaga kebersihan mulut. Rutin menggosok gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi khusus anak dan sikat gigi berbulu lembut sangat dianjurkan. Hindari pasta gigi yang mengandung sodium lauril sulfat (SLS) karena dapat memicu iritasi. Berkumur dengan larutan garam hangat (1 sendok teh garam dalam setengah cangkir air) 2-3 kali sehari juga efektif untuk meredakan nyeri dan mencegah infeksi. Jika anak sudah cukup besar, obat kumur bebas alkohol dan SLS bisa menjadi pilihan.
Asupan cairan dan makanan juga berperan penting. Pastikan anak minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kelembapan mulut. Berikan makanan bertekstur lembut seperti bubur atau sup yang mudah ditelan, serta hindari makanan pedas, asam, asin, atau terlalu panas/dingin yang dapat memperparah luka. Perbanyak asupan sayur dan buah kaya vitamin C, B, folat, dan zat besi. Es krim juga bisa diberikan karena efek dinginnya dapat meredakan perih. Selain itu, beberapa bahan alami seperti madu, kantong teh hitam bekas, minyak kelapa, atau gel lidah buaya dapat dioleskan langsung ke sariawan untuk membantu mempercepat penyembuhan.
Kapan Harus ke Dokter dan Pilihan Penanganan Medis
Meskipun sariawan seringkali sembuh sendiri, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Sahabat Fimela membawa si kecil ke dokter. Jangan tunda kunjungan medis jika sariawan tidak sembuh setelah 10 hari hingga 2 minggu, melebar dan berukuran sangat besar, atau sering kambuh. Segera periksakan anak jika luka meluas hingga ke bibir, anak kesulitan ekstrem dalam menelan makanan dan minuman, atau disertai demam tinggi. Gejala lain seperti sakit perut, leher kaku, perdarahan pada feses, penurunan berat badan signifikan, atau anak tampak sangat lemas juga menjadi tanda bahaya. Pada bayi, sariawan yang menyebabkan rewel berkepanjangan atau enggan menyusu juga perlu perhatian dokter.
Jika sariawan menyebabkan nyeri parah, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat medis. Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit, dengan dosis yang sesuai usia anak. Untuk sariawan yang besar dan luas, salep mulut yang mengandung kortikosteroid seperti triamcinolone acetonide mungkin diresepkan, namun ini memerlukan resep dokter. Jika sariawan disebabkan oleh infeksi jamur, obat antijamur dalam bentuk tetes mulut akan diberikan.
Obat bius lokal seperti benzocaine juga bisa diresepkan untuk nyeri yang sangat parah, namun hanya dengan resep dokter dan tidak boleh digunakan pada anak di bawah 2 tahun atau lebih dari 1 minggu. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk memastikan penyebab sariawan dan mendapatkan penanganan yang paling tepat. Dokter juga dapat memberikan saran mengenai nutrisi dan kebiasaan yang dapat membantu mencegah sariawan berulang pada anak.