Fimela.com, Jakarta Bermain hujan sering dianggap sebagai aktivitas yang berbahaya bagi anak karena disebut bisa menyebabkan flu atau masuk angin. Banyak orang tua otomatis melarang, meski anak terlihat sangat antusias ingin main air. Padahal, tidak semua yang kita yakini selama ini sepenuhnya benar. Ada sisi medis yang perlu dipahami agar orang tua bisa mengambil keputusan dengan lebih tepat.
Pada dasarnya, bermain hujan bukanlah aktivitas yang langsung membuat anak sakit. Hujan sendiri tidak membawa penyakit, tetapi kondisi tubuh anak dan lingkungan sekitar yang bisa memengaruhi kesehatannya. Karena itu, daripada langsung melarang, orang tua perlu memahami faktor apa saja yang membuat bermain hujan bisa aman atau justru berisiko.
Dengan mengetahui fakta kesehatan di balik aktivitas ini, orang tua dapat mengizinkan anak bereksplorasi sambil tetap menjaga keselamatannya. Bermain hujan sebenarnya bisa memberi pengalaman sensorik yang seru, asal dilakukan dengan cara yang benar dan dalam pengawasan.
Fakta Medis: Kenapa Anak Bisa Sakit Setelah Bermain Hujan?
Flu atau demam bukan berasal dari air hujan, tetapi dari virus yang menginfeksi tubuh. Saat anak bermain hujan terlalu lama, suhu tubuh bisa turun dan daya tahan tubuh melemah. Inilah yang membuat mereka lebih mudah tertular virus yang memang ada di lingkungan, terutama saat cuaca dingin.
Selain itu, air hujan pertama yang turun setelah cuaca panas panjang biasanya mengandung lebih banyak polutan dari udara. Jika anak bermain tanpa alas kaki atau menelan air hujan, risiko iritasi atau infeksi bisa meningkat. Faktor inilah yang membuat sebagian orang tua khawatir, bukan karena air hujan itu sendiri.
Namun pada kondisi tertentu, bermain hujan justru tidak menimbulkan masalah apa pun. Anak yang kondisi tubuhnya fit, durasi bermainnya singkat, dan langsung mandi air hangat setelahnya biasanya tetap sehat-sehat saja.
Manfaat Bermain Hujan bagi Tumbuh Kembang Anak
Meski sering dianggap berbahaya, bermain hujan memiliki manfaat bagi stimulasi sensorik anak. Sensasi air dingin, suara rintik hujan, dan perubahan tekstur pada tanah atau rumput memberi pengalaman baru yang merangsang perkembangan otak. Aktivitas ini juga melatih motorik karena anak bergerak aktif saat berlari atau melompat di genangan air.
Selain manfaat fisik, bermain hujan juga bisa meningkatkan kebahagiaan anak. Tidak sedikit anak yang merasa sangat senang dan bebas saat bermain air, sehingga hormon endorfin meningkat dan suasana hati menjadi lebih baik. Pengalaman emosional ini penting untuk membangun memori positif dan rasa percaya diri.
Dengan kebiasaan bermain yang penuh pengawasan, hujan bisa menjadi ruang belajar yang menyenangkan. Orang tua hanya perlu memastikan anak tetap aman dan tidak kedinginan setelah bermain.
Cara Aman Mengizinkan Anak Bermain Hujan
Jika ingin mengizinkan anak bermain hujan, pastikan durasinya tidak terlalu lama, maksimal 10–15 menit agar tubuhnya tidak terlalu dingin. Pilih waktu ketika hujan tidak disertai petir atau angin kencang, karena kondisi tersebut berbahaya. Pastikan anak memakai sandal untuk menghindari infeksi dari tanah yang kotor atau licin.
Setelah selesai bermain, segera mandikan anak dengan air hangat untuk menormalkan suhu tubuh. Keringkan rambutnya dengan benar, beri pakaian hangat, dan pastikan ia minum sesuatu yang hangat. Jika cuaca sangat dingin atau anak sedang kurang sehat, lebih baik menunda bermain hujan untuk menghindari penurunan daya tahan tubuh.
Anak sebenarnya boleh bermain hujan selama dilakukan dengan cara yang aman dan dalam kondisi tubuh yang fit. Air hujan bukan sumber penyakit, tetapi faktor lingkungan dan daya tahan tubuh lah yang memengaruhi kesehatan anak setelah bermain. Dengan pengawasan dan langkah pencegahan yang tepat, hujan bisa menjadi momen bermain yang menyenangkan dan penuh manfaat bagi tumbuh kembang mereka.