Fimela.com, Jakarta - Jahe telah lama dikenal sebagai penenang pencernaan alami. Namun, ada fakta menarik yang mungkin belum banyak Sahabat Fimela ketahui. Para ahli gizi kini mengungkap beberapa rempah dan bumbu lain yang menawarkan dukungan pencernaan lebih optimal.
Rempah-rempah ini bekerja dengan mekanisme unik, mulai dari mengurangi peradangan hingga meningkatkan aktivitas enzim. Mereka efektif mengatasi kembung, gas, dan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS). Informasi ini disadur dari laman RealSimple dan disampaikan oleh ahli gizi terkemuka.
Jadi, apa saja rahasia dapur yang bisa menjadi alternatif atau pelengkap jahe untuk pencernaan sehat? Mari kita selami lebih dalam lima rempah dan bumbu pilihan yang direkomendasikan para ahli kesehatan usus ini. Ini akan membantu Sahabat Fimela menemukan solusi alami untuk masalah pencernaan.
Kunyit: Sang Anti-inflamasi dan Pendorong Empedu Unggul
Kunyit, rempah berwarna kuning cerah ini, telah lama diakui karena sifat anti-inflamasinya yang kuat. Ahli gizi kesehatan usus dan herbalis, Jenna Volpe, RDN, menjelaskan bahwa kunyit sangat bermanfaat bagi penderita penyakit radang usus (IBD) atau peradangan usus fungsional. Ini menunjukkan potensi besar kunyit dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
Menariknya, Volpe juga menyoroti keunggulan kunyit dibandingkan jahe dalam satu aspek penting. Kunyit merupakan pendorong empedu yang efektif, membantu pencernaan lemak jika dikonsumsi 15 hingga 20 menit sebelum makan. Kelebihan lainnya, kunyit memiliki kemungkinan lebih kecil memicu mulas atau refluks dibandingkan jahe.
Dengan demikian, kunyit tidak hanya meredakan peradangan, tetapi juga mendukung proses pencernaan lemak secara efisien. Sahabat Fimela bisa mempertimbangkan kunyit sebagai alternatif yang menenangkan untuk masalah pencernaan.
Adas dan Jintan: Duo Penguat Enzim Pencernaan
Biji adas memiliki sejarah panjang dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Ayurveda karena khasiatnya yang mendukung pencernaan. Volpe menegaskan bahwa biji adas sangat terkenal dalam kedua tradisi pengobatan tersebut. Di banyak negara Asia Tenggara, adas bahkan rutin dikonsumsi setelah makan untuk membantu proses pencernaan.
Penelitian modern juga mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa adas dapat meningkatkan rasa kenyang, mengurangi mual, dan dispepsia. Ada bukti signifikan bahwa adas mampu memperbaiki gejala sindrom iritasi usus besar (IBS). Ini menjadikannya pilihan alami yang menjanjikan untuk beragam keluhan pencernaan.
Tak kalah penting, jintan, rempah populer di berbagai masakan dunia, juga berperan vital. Yi Min Teo, RD, ahli gizi spesialis kesehatan pencernaan, menjelaskan bahwa jintan dapat meningkatkan pencernaan dan aktivitas enzim a-amilase. Enzim ini penting untuk memecah nutrisi, meredakan ketidaknyamanan pasca makan, serta mengurangi gas dan kembung bila dikonsumsi teratur.
Kombinasi adas dan jintan menawarkan pendekatan komprehensif untuk mendukung pencernaan. Keduanya bekerja sinergis untuk mengoptimalkan pemecahan makanan dan mengurangi gejala tidak nyaman.
Adas Manis dan Peppermint: Penenang Saluran Cerna yang Ampuh
Adas manis, meskipun sering disamakan dengan adas biasa, memiliki profil rasa licorice yang khas dan telah lama digunakan secara tradisional untuk membantu pencernaan. Meskipun artikel RealSimple tidak memberikan kutipan langsung dari ahli gizi mengenai adas manis, disebutkan bahwa adas manis adalah salah satu dari lima rempah yang direkomendasikan untuk pencernaan. Kehadirannya menunjukkan nilai historis dan potensinya.
Peppermint adalah rempah lain yang sangat dikenal karena kemampuannya menenangkan saluran pencernaan. Parkway East Hospital menyatakan bahwa peppermint sangat menenangkan, terutama saat diseduh sebagai teh. Ini menjadikannya pilihan ideal untuk meredakan ketegangan di perut.
Minyak peppermint secara khusus telah terbukti efektif mengurangi gejala IBS yang menyakitkan. Selain itu, peppermint juga meningkatkan fungsi pencernaan pada pasien sehat dengan merelaksasi otot-otot usus besar. Peppermint bahkan dapat membantu melawan bakteri yang tidak diinginkan di dalam usus, menjaga keseimbangan mikrobioma.