Fimela.com, Jakarta - Mungkin kamu sering mendengar istilah deodoran dan antiperspirant, tetapi tahukah kamu bahwa keduanya memiliki fungsi yang berbeda? Deodoran dan antiperspirant sering digunakan secara bergantian, namun mereka memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengatasi masalah bau badan. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai perbedaan antara deodoran dan antiperspirant.
Deodoran dirancang untuk mengatasi bau badan yang disebabkan oleh keringat dan pertumbuhan bakteri. Keringat itu sendiri tidak berbau, tetapi ketika bakteri pada kulit memecah keringat, bau yang tidak sedap muncul. Di sisi lain, antiperspirant berfungsi untuk mengurangi produksi keringat dengan membentuk sumbat di saluran keringat, sehingga mengurangi jumlah keringat yang mencapai permukaan kulit.
Menurut Dr. Hooman Khorasani, seorang dermatolog, "Deodoran adalah produk kebersihan pribadi yang dirancang untuk mengurangi atau menutupi bau badan yang disebabkan oleh keringat dan pertumbuhan bakteri berlebih." Sementara itu, antiperspirant mengandung senyawa berbasis aluminium yang menghalangi pori-pori keringat, sehingga mengurangi aliran keringat di area ketiak.
Fungsi dan Cara Kerja Deodoran
Deodoran bekerja dengan menggunakan agen antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau. Selain itu, deodoran sering mengandung pewangi untuk menutupi bau yang tersisa. Beberapa deodoran juga mengandung bahan penyerap bau seperti arang atau baking soda. Deodoran tidak menghentikan produksi keringat, tetapi membantu mengurangi bau yang ditimbulkan oleh keringat.
FDA mengklasifikasikan deodoran sebagai kosmetik, yaitu produk yang dimaksudkan untuk membersihkan atau mempercantik. Ini berarti bahwa deodoran tidak memerlukan persetujuan FDA sebelum dipasarkan.
Fungsi dan Cara Kerja Antiperspirant
Antiperspirant, di sisi lain, berfungsi untuk mengurangi produksi keringat pada kulit. Bahan aktif dalam antiperspirant biasanya mengandung senyawa berbasis aluminium, seperti aluminium klorohidrat. Senyawa ini bereaksi dengan sel-sel di kulit dan saluran keringat, membentuk sumbat gel sementara yang menghalangi pori-pori keringat.
Menurut Dr. Lauren Zamborsky, spesialis dermatologi, "Garam aluminium dalam antiperspirant mengurangi aliran keringat di ketiak dengan membatasi akses ke bagian atas kelenjar keringat." FDA menganggap antiperspirant sebagai obat karena mengandung bahan aktif yang memengaruhi fungsi tubuh, sehingga memerlukan persetujuan sebelum dipasarkan.
Tanggapan Ahli dan Pertimbangan Kesehatan
Beberapa ahli dermatologi, seperti Dr. Teresa Song, menyatakan bahwa antiperspirant sangat membantu bagi pasien yang mengalami hiperhidrosis (keringat berlebihan), karena dapat menghalangi keringat dibandingkan dengan deodoran tradisional. Namun, ada juga kekhawatiran mengenai penggunaan aluminium dalam antiperspirant dan potensi risiko kesehatan, seperti kanker payudara. Meskipun banyak rumor beredar, penelitian ilmiah hingga saat ini belum menunjukkan korelasi langsung antara penggunaan antiperspirant dan risiko kanker payudara.
Selain itu, penting untuk memperhatikan bahwa antiperspirant dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Oleh karena itu, pemilihan produk yang tepat sangat penting. Jika kamu memiliki alergi terhadap pewangi, pastikan untuk membaca label dengan cermat.
Jadi, Sahabat Fimela, baik deodoran maupun antiperspirant memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan dan preferensi pribadi. Jika kamu hanya ingin mengatasi bau badan, deodoran mungkin lebih cocok. Namun, jika kamu ingin mengurangi keringat, antiperspirant adalah pilihan yang tepat.