Sukses

Beauty

4 Makanan yang Wajib Dihindari Jika Sedang Breakout Parah Menurut Ahli

ringkasan

  • Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti karbohidrat olahan dan gula, dapat memperburuk jerawat dengan meningkatkan produksi sebum dan peradangan kulit.
  • Produk susu, terutama susu skim, dikaitkan dengan peningkatan risiko jerawat karena kandungan hormon dan faktor pertumbuhan seperti IGF-1.
  • Makanan olahan, cepat saji, dan cokelat juga berpotensi memicu breakout akibat kandungan gula, lemak, sodium, serta dampaknya pada keseimbangan hormon dan peradangan.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pernahkah Anda merasa jerawat muncul tak terkendali? Kondisi kulit breakout parah memang seringkali membuat frustrasi. Namun, tahukah Anda bahwa pola makan berperan besar dalam kondisi ini?

Banyak ahli dermatologi sepakat, beberapa jenis makanan dapat memperparah peradangan jerawat. Memahami pemicu ini sangat penting untuk membantu kulit kembali sehat. Artikel ini akan membahas Makanan yang Wajib Dihindari Jika Sedang Breakout Parah.

Informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya dan pendapat ahli. Mari kita simak daftar makanan yang sebaiknya dihindari saat kulit sedang tidak baik-baik saja.

Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi: Pemicu Peradangan Kulit

Makanan dengan indeks glikemik (GI) tinggi, seperti karbohidrat olahan dan gula, menjadi salah satu biang keladi utama. Konsumsi makanan ini dapat menyebabkan lonjakan cepat kadar gula darah. Respons ini kemudian memicu produksi insulin berlebihan dalam tubuh.

Menurut Premier Dermatology Partners, makanan GI tinggi meningkatkan peradangan dan produksi sebum. Sebum adalah zat berminyak yang dihasilkan kelenjar sebaceous. Produksi sebum berlebih dapat menyumbat pori-pori dan memicu timbulnya jerawat baru.

Dr. Jennifer Chwalek, seorang ahli dermatologi, menekankan pentingnya menghindari makanan GI tinggi saat flare-up jerawat. Lonjakan gula darah dapat "memicu serangkaian efek" yang menghasilkan minyak dan menyumbat pori-pori. Ini akan "mempersiapkan panggung untuk jerawat" yang lebih parah.

North County Skin Solutions menjelaskan, lonjakan insulin juga meningkatkan hormon androgen. Hormon ini secara alami merangsang kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak. Contoh makanan yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Roti putih, sereal manis, kue-kue, donat, dan makanan panggang lainnya.
  • Nasi putih dan kentang.
  • Minuman manis dan soda.
  • Permen, kue, dan makanan penutup pada umumnya.

Produk Susu: Kontroversi yang Perlu Diwaspadai

Hubungan antara konsumsi produk susu dan jerawat telah menjadi topik penelitian yang menarik. Banyak studi menunjukkan adanya korelasi, terutama dengan susu skim. Ada bukti signifikan yang mendukung bahwa produk susu dapat mengiritasi atau menyebabkan jerawat pada beberapa individu, seperti yang dikutip dari Healthline.

Mekanisme di balik hubungan ini cukup kompleks. Salah satunya adalah kandungan hormon dalam susu sapi, baik yang alami maupun buatan. Hormon ini dapat mengganggu keseimbangan hormon manusia, yang pada gilirannya memicu jerawat. Protein seperti whey dan kasein dalam susu juga merangsang hormon IGF-1, yang diketahui memicu breakout.

Dr. Caren Campbell menyoroti bahwa asupan susu yang lebih tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko jerawat. Risiko ini bahkan lebih tinggi untuk susu skim dibandingkan produk susu lainnya. Kombinasi produk susu dengan makanan olahan dan gula tinggi juga dapat mengganggu kadar insulin, membuat kulit lebih rentan.

Dr. Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Mount Sinai Hospital, menyatakan bahwa "Susu sapi, terutama susu skim, telah dikaitkan dengan breakout jerawat" dan "diperkirakan karena kandungan gula yang tinggi dalam susu dan mungkin karena hormon yang beredar dari sapi yang sedang menyusui.". Produk susu yang patut diwaspadai adalah:

  • Susu (terutama susu skim).
  • Es krim (karena kombinasi susu dan gula tinggi).
  • Protein whey (ditemukan dalam banyak bubuk protein).

Makanan Olahan dan Cepat Saji: Ancaman Tersembunyi untuk Kulit

Konsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan seringkali menjadi pemicu jerawat yang signifikan. Makanan jenis ini tidak hanya tinggi gula dan karbohidrat, tetapi juga mengandung daging olahan yang berpotensi memperburuk kondisi kulit. Daging olahan mungkin mengandung hormon dan antibiotik yang sulit dicerna.

Menurut Premier Dermatology Partners, kandungan hormon dan antibiotik dalam daging olahan dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Gangguan ini menyebabkan stres pada tubuh, yang pada akhirnya dapat memicu breakout. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya gula, tetapi juga komposisi lain dalam makanan olahan yang berbahaya.

Dermatolog bersertifikat Dr. Kenneth Howe menjelaskan bahwa makanan olahan dan karbohidrat tidak murni seperti roti putih, pasta putih, pizza, dan keripik kentang "sangat buruk untuk jerawat". Sama seperti gula, makanan ini memiliki indeks glikemik tinggi. Ini memicu pelepasan insulin berlebih yang kemudian "memicu serangkaian pelepasan hormon yang berujung pada breakout jerawat".

Selain itu, makanan olahan seringkali tinggi sodium, yang dapat mengiritasi pori-pori dan menyebabkan peradangan. Makanan ini juga cenderung rendah nutrisi penting seperti antioksidan dan senyawa anti-inflamasi. Padahal, nutrisi tersebut sangat krusial untuk menjaga kesehatan kulit secara optimal.

Cokelat: Manisnya yang Bisa Jadi Pahit bagi Kulit

Hubungan antara cokelat dan jerawat telah lama menjadi perdebatan. Namun, penelitian modern kini memberikan gambaran yang lebih jelas. Nolla Health menyebutkan bahwa cokelat dapat memperburuk jerawat pada beberapa individu, terutama mereka yang sudah rentan terhadap breakout. Beberapa studi bahkan mengaitkan konsumsi cokelat dengan peningkatan lesi jerawat.

Alasan di balik ini beragam. Cokelat, terutama cokelat susu, seringkali mengandung gula dan susu dalam jumlah tinggi. Kedua komponen ini telah terbukti menjadi pemicu breakout bagi sebagian orang. Gula sederhana dalam cokelat menjadikannya makanan dengan GI tinggi, yang dietnya dapat memperparah jerawat.

Selain itu, satu penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat dapat meningkatkan reaktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab jerawat. Bahkan, cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi (85% hingga 99%) pun ditemukan memperburuk jerawat pada orang yang rentan.

Meskipun demikian, respons terhadap makanan bisa sangat bervariasi antar individu. Dr. Dhaval Bhansuali, seorang dermatolog bersertifikat, menyarankan untuk mencatat makanan yang dikonsumsi dan melacak breakout. Cara ini efektif untuk mengidentifikasi pemicu pribadi Anda dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading