Sukses

Entertainment

Tantangan Gandhi Fernando Bintangi series School of The Dead

Fimela.com, Jakarta Gandhi Fernando merasa tertantang main di web series School of The Dead. Selain dituntut menterjemahkan cerita dalam waktu singkat, pengambilan gambar yang dilakukan secara acak membuat Gandhi kesulitan mengatur emosi perannya.

"Kesulitannya saat jumping scene. Misal, mulai sama Ario, tiba-tiba jumping ke scene 7 sama yang lain. Jadi harus pintar set emosi," ungkap Gandhi Fernando, usai jumpa pers web series Scholl of The Dead, di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).

Foto Preskon film School Of The Dead (Deki Prayoga/bintang.com)

Kondisi serupa juga dirasakan oleh pemain lain. Itu sebabnya meski dalam konsep web series, namun treatmen yang dijalani persis seperti penggarapan film layar lebar. "Dengan cuma baca skrip, kita harus menciptakan karakter sendiri," kata Angelica Simperler.

"Waktu produksi yang sempit banget, jadi menuntut banget harus tahu apa yang harus kita lakukan. Cuma pas sudah jalan, mengalir begitu saja," timpal Nicky Tirta.

Namun tantangan itu tak berlaku untuk menciptakan chemistry diantara pemain. Sebelumnya mereka memang sudah saling mengenal karena terlibat dalam judul film yang sama. "Sampai di lokasi kita dituntut sebagai sahabat. Untuk setup chemistry ke mereka sih enggak sulit," papar Gandhi.

Foto Preskon film School Of The Dead (Deki Prayoga/bintang.com)

School of The Dead berkisah tentang 5 sahabat yang terjebak suasana mencekam saat reunian di sekolahnya. Web series yang dibintangi Gandhi Fernando, Nicky Tirta, Ardina Rasti, Angelica Simperler, dan Ario Astungkoro ini dijadwalkan rilis pada bulan Maret 2016, secara ekslusif di vidio.com.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading