Sukses

FimelaMom

7 Kiat Penting: Apa yang Harus Dikatakan Saat Anak Tidak Menyukai Tubuhnya?

ringkasan

  • Respon awal orang tua yang validatif dan penuh pertanyaan terbuka sangat penting saat anak mengungkapkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya, diikuti dengan penegasan nilai diri di luar penampilan.
  • Edukasi anak tentang manipulasi media dan jadilah teladan positif dalam penerimaan diri, hindari mengkritik tubuh sendiri atau orang lain di depan mereka.
  • Ciptakan lingkungan rumah yang mendukung keberagaman tubuh, dorong kebiasaan sehat sebagai bentuk perawatan diri, dan jangan ragu mencari bantuan profesional jika anak menunjukkan tanda-tanda masalah citra tubuh yang serius.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah anak Anda mengungkapkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya? Di era digital ini, isu citra tubuh menjadi semakin kompleks, terutama bagi anak-anak dan remaja. Mereka sering terpapar standar kecantikan yang tidak realistis melalui media sosial dan lingkungan sekitar.

Ketika seorang anak mulai menunjukkan tanda-tanda tidak menyukai tubuhnya, bagaimana seharusnya orang tua merespons? Reaksi awal yang tenang dan penuh pengertian sangat penting. Mengabaikan atau menolak perasaan mereka justru bisa memperburuk situasi.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan membahas langkah-langkah konkret dan tips praktis bagi orang tua untuk menghadapi situasi sensitif ini. Tujuannya adalah membantu anak mengembangkan citra tubuh yang sehat dan penerimaan diri yang positif.

Tanggapan Awal dan Validasi Perasaan Anak

Ketika anak mengungkapkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya, respons awal orang tua sangatlah krusial. Daripada langsung menyangkal atau mengabaikan, luangkan waktu untuk mendengarkan dengan saksama. Ajukan pertanyaan terbuka seperti, "Apa yang membuatmu merasa seperti ini?" atau "Bisakah kamu ceritakan lebih banyak?" untuk memahami kekhawatiran mereka. Ini membantu Anda menyelami pikiran dan perasaan anak.

Penting untuk memvalidasi emosi mereka tanpa harus menyetujui pikiran negatif yang mereka miliki. Anda bisa mengatakan, "Aku mendengarmu, dan aku ingin kamu tahu bahwa tubuhmu bukanlah hal terpenting tentang dirimu." Hindari respons seperti, "Tidak mungkin, kamu cantik!" karena ini bisa membatalkan perasaan mereka dan membuat mereka enggan berbagi lagi.

Normalisasi perasaan juga merupakan langkah penting. Jelaskan bahwa perasaan tidak puas terhadap penampilan adalah hal yang sangat wajar dan dialami banyak orang, termasuk orang dewasa. Setelah itu, berikan reassurans tentang nilai diri mereka. Tegaskan bahwa mereka dicintai dan dihargai apa adanya, serta bahwa hati dan pikiranlah yang mendefinisikan diri mereka, bukan hanya penampilan fisik.

Mengalihkan Fokus dari Penampilan ke Kesehatan dan Kualitas Diri

Setelah memvalidasi perasaan anak, langkah selanjutnya adalah mengalihkan fokus dari penampilan fisik semata ke aspek kesehatan dan kualitas diri. Dorong anak untuk menghargai tubuh mereka atas apa yang mampu mereka lakukan, bukan hanya bagaimana penampilannya. Bicarakan tentang sifat-sifat positif mereka seperti kebaikan, kecerdasan, atau selera humor yang tinggi. Penekanan harus pada kesehatan yang baik dan pribadi secara keseluruhan.

Ajari anak untuk menghargai tubuh sebagai wadah yang kuat dan mampu melakukan banyak hal menakjubkan, seperti berlari, melompat, atau menari. Mengalihkan fokus ke fungsi tubuh dapat membantu mereka menghargai kesehatan daripada hanya terpaku pada penampilan. Ini juga membantu membangun hubungan yang lebih positif dengan tubuh mereka.

Hindari pujian yang hanya berfokus pada penampilan fisik, bahkan jika itu bermaksud baik. Pujian seperti "Kamu cantik sekali!" dapat memberikan penekanan berlebihan pada penampilan dan memperkuat pesan bahwa nilai seseorang terletak pada kecantikannya. Sebaliknya, fokuslah pada memuji kualitas pribadi anak, seperti kerja keras, empati, atau kreativitas mereka. Ini akan membantu mereka memahami bahwa nilai sejati berasal dari dalam diri.

Literasi Media dan Pengaruh Sosial

Di dunia yang serba digital, anak-anak terpapar berbagai gambar dan pesan melalui media sosial dan iklan. Penting untuk membantu mereka memahami bahwa banyak gambar yang mereka lihat tidak realistis atau dimanipulasi. Jelaskan bagaimana foto bisa diedit atau dipentaskan, dan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan seringkali tidak dapat dicapai bahkan oleh modelnya sendiri.

Dorong anak untuk mengembangkan pemikiran kritis terhadap konten media. Ajari mereka untuk bertanya, "Apakah ini nyata?" atau "Bagaimana gambar ini dibuat?" Ini membantu mereka membedakan realitas dari fantasi dan memahami bahwa penggambaran tubuh yang sempurna di media tidak mencerminkan kenyataan. Dengan demikian, mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh standar yang tidak realistis.

Selain itu, pertimbangkan untuk membatasi waktu layar anak dan diskusikan konten yang mereka konsumsi. Meskipun media sosial seringkali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja, penting untuk secara aktif berbicara dengan mereka tentang apa yang mereka lihat dan bagaimana mereka menafsirkannya. Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan mereka tentang dampak negatif perbandingan sosial dan pentingnya menghargai keunikan diri.

Peran Orang Tua sebagai Teladan

Perilaku dan sikap orang tua terhadap tubuh mereka sendiri memiliki dampak besar pada pandangan anak. Hindari pembicaraan negatif tentang tubuh Anda sendiri di depan anak. Jika Anda sering mengkritik penampilan Anda atau mengeluh tentang berat badan, anak-anak cenderung meniru perilaku tersebut. Mereka memperhatikan setiap kali Anda menghela napas di depan cermin atau menginjak timbangan.

Sebaliknya, modelkan penerimaan diri dan kasih sayang terhadap tubuh Anda. Tunjukkan kepada anak bahwa Anda menghargai tubuh Anda atas apa yang bisa dilakukannya, bukan hanya bagaimana penampilannya. Dengan menunjukkan kasih sayang untuk diri sendiri dan merangkul sifat-sifat unik, Anda mengajari anak bahwa penerimaan diri adalah hal yang baik dan penting. Pesan yang Anda kirimkan secara tidak langsung sangatlah kuat.

Hindari juga mengomentari berat badan atau penampilan orang lain, baik itu teman, kerabat, atau tokoh televisi. Jangan pernah membandingkan tubuh anak Anda dengan tubuh orang lain. Ini dapat menciptakan kesan bahwa ada jenis tubuh yang lebih baik dari yang lain, yang bisa merusak citra diri anak. Fokuslah pada keberagaman dan keunikan setiap individu.

Mendorong Kebiasaan Sehat

Alih-alih fokus pada diet atau penurunan berat badan, arahkan percakapan pada kebiasaan sehat sebagai cara untuk merasa baik dan kuat. Bicarakan tentang makan sehat sebagai cara untuk memberi energi pada tubuh, bukan sebagai alat untuk mengubah penampilan. Ajari mereka bahwa makanan adalah bahan bakar dan menikmati berbagai jenis makanan adalah bagian dari gaya hidup seimbang.

Dorong aktivitas fisik untuk kesenangan dan kekuatan, bukan untuk tujuan menurunkan berat badan. Jelaskan bahwa berolahraga membuat tubuh lebih kuat, sehat, dan meningkatkan suasana hati. Ketika aktivitas fisik dikaitkan dengan kesenangan dan manfaat kesehatan, anak akan lebih termotivasi untuk aktif. Hindari membuat olahraga terasa seperti tugas atau hukuman.

Dengan demikian, anak akan belajar bahwa kebiasaan sehat adalah tentang merawat tubuh mereka agar berfungsi optimal dan merasa nyaman, bukan tentang mencapai standar penampilan tertentu. Ini membangun fondasi yang kuat untuk hubungan positif dengan makanan dan aktivitas fisik sepanjang hidup mereka.

Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Menciptakan lingkungan rumah yang aman, positif, dan merayakan keberagaman adalah fondasi penting bagi citra tubuh yang sehat. Rumah harus menjadi tempat di mana anak merasa bebas dari penilaian, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang tua. Ini membangun rasa aman dan penerimaan yang mendalam.

Promosikan keberagaman semua jenis tubuh. Ingatkan anak Anda bahwa setiap orang dilahirkan dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, dan perbedaan genetik ini adalah hal yang wajar. Jika anak Anda mengomentari ukuran atau penampilan tubuh orang lain, ajari mereka bahwa manusia datang dalam berbagai bentuk dan fitur, dan itu semua adalah hal yang normal dan indah.

Gunakan afirmasi positif di rumah. Anda bisa menempelkan catatan di cermin atau tempat lain dengan pesan seperti "Cintai dirimu sendiri," "Kamu terlihat luar biasa!" atau "Aku cukup." Afirmasi ini dapat membantu memperkuat pesan penerimaan diri dan membangun kepercayaan diri anak secara berkelanjutan.

Kapan Mencari Bantuan Profesional

Meskipun upaya orang tua sangat penting, ada kalanya anak membutuhkan dukungan lebih lanjut dari seorang profesional. Kenali tanda-tanda peringatan yang menunjukkan perlunya intervensi. Jika anak mulai menarik diri dari teman-teman atau aktivitas, itu bisa menjadi tanda respons yang lebih serius terhadap harga diri rendah dan masalah citra tubuh.

Perhatikan kebiasaan makan atau olahraga anak. Jika mereka mulai melewatkan makan, pulang dengan makan siang yang tidak disentuh, atau bersikeras makan sendirian lebih sering, ini bisa menjadi indikator masalah. Intervensi juga diperlukan jika Anda mendengar mereka meremehkan tubuh mereka sendiri atau orang lain secara terus-menerus.

Jika kekhawatiran Anda terus berlanjut, jangan ragu untuk mencari dukungan profesional. Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu anak memahami pikiran dan perasaan mereka tentang tubuh, menantang persepsi negatif, dan mengeksplorasi cara yang lebih sehat untuk berhubungan dengan penampilan mereka. Terapi seni ekspresif juga dapat menjadi cara yang sangat membantu bagi kaum muda untuk terhubung dengan tubuh dan identitas mereka secara positif. Dokter umum dapat memberikan rujukan ke spesialis yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading