Sukses

FimelaMom

Cara Mengatasi Gumoh Pada Bayi

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, gumoh adalah hal yang umum terjadi pada bayi, terutama di bulan-bulan awal kehidupannya. Meski sering membuat orang tua khawatir, gumoh sebenarnya merupakan bagian dari proses adaptasi sistem pencernaan bayi yang masih berkembang.

Kondisi ini biasanya terjadi setelah menyusu, ketika susu kembali keluar dari mulut bayi tanpa tekanan. Selama bayi tetap aktif, berat badannya naik, dan tidak menunjukkan tanda sakit, gumoh umumnya tidak berbahaya.

Namun, Sahabat Fimela, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengurangi gumoh agar bayi tetap nyaman dan terhindar dari risiko tersedak. Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan di rumah untuk membantu mengatasinya.

1. Posisikan Bayi dengan Tegak Saat dan Setelah Menyusu

Saat menyusui, penting untuk memastikan posisi kepala bayi lebih tinggi dari perutnya. Posisi ini membantu aliran susu masuk ke lambung dengan lancar dan mengurangi kemungkinan susu kembali naik ke kerongkongan. 

Menyusui dalam posisi setengah duduk atau menyandarkan bayi di lengan dengan kepala sedikit terangkat bisa menjadi pilihan yang nyaman dan aman. Setelah menyusu, jangan langsung membaringkan bayi. Gendonglah bayi dalam posisi tegak selama 20-30 menit untuk memberi waktu pada susu agar turun ke lambung. 

Posisi ini juga membantu mencegah tekanan balik dari perut yang bisa menyebabkan gumoh. Sambil menggendong, Moms juga bisa menepuk-nepuk punggung bayi dengan lembut untuk membantu proses sendawa.

2. Sendawakan Bayi Secara Rutin

Menyendawakan bayi setelah menyusu adalah langkah penting yang sering kali dianggap sepele. Saat menyusu, bayi bisa menelan udara bersama dengan susu, dan udara ini dapat menumpuk di lambung. Jika tidak dikeluarkan, tekanan dari udara tersebut bisa mendorong susu keluar dan menyebabkan gumoh.

Moms, untuk membantu bayi bersendawa, bisa menggendong bayi dalam posisi tegak dan menepuk punggungnya secara perlahan. Bisa juga dengan menempatkan bayi di pangkuan dan menepuk punggungnya sambil mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. Lakukan ini setiap kali selesai menyusu, baik saat menyusui langsung maupun menggunakan botol.

3. Hindari Memberi Susu Terlalu Banyak Sekaligus

Memberikan susu dalam jumlah besar sekaligus bisa membuat lambung bayi yang masih kecil menjadi penuh dan tidak nyaman. Lambung bayi memiliki kapasitas terbatas, sehingga pemberian susu yang berlebihan dapat meningkatkan risiko gumoh karena tekanan dalam perut.

Perhatikan tanda-tanda bayi sudah kenyang, seperti menolak menyusu, memalingkan wajah, atau tertidur. Memberi susu secara bertahap dan sesuai kebutuhan bayi akan membantu sistem pencernaannya lebih baik. Jika menggunakan botol, pastikan aliran susu tidak terlalu cepat agar bayi tidak menelan udara.

4. Perhatikan Posisi Tidur Bayi

Setelah menyusu, hindari langsung membaringkan bayi dalam posisi telentang. Posisi ini bisa membuat susu yang belum sepenuhnya turun ke lambung kembali naik ke kerongkongan. Sebaiknya tunggu hingga bayi bersendawa dan terlihat tenang sebelum dibaringkan.

Saat membaringkan bayi, bisa memiringkan tubuhnya atau sedikit meninggikan posisi kepala dengan bantal khusus bayi. Pastikan posisi tidur tetap aman dan tidak mengganggu pernapasan. Konsultasikan dengan tenaga medis jika perlu, terutama jika bayi sering gumoh saat tidur.

5. Gunakan Pakaian yang Tidak Terlalu Ketat di Perut

Pakaian atau popok yang terlalu ketat di area perut dapat memberikan tekanan pada lambung bayi. Tekanan ini bisa memicu gumoh, terutama setelah bayi menyusu. Oleh karena itu, penting untuk memilih pakaian yang longgar terutama di bagian perut.

Gunakan bahan yang lembut dan breathable agar bayi tetap nyaman sepanjang hari. Hindari penggunaan karet pinggang yang terlalu kencang atau pakaian berlapis-lapis. Kenyamanan fisik bayi sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaannya dan dapat membantu mengurangi risiko gumoh.

Sahabat Fimela, semoga tips sederhana ini bisa membantu mengurangi tekanan gumoh pada si kecil dan membuat waktu menyusui jadi lebih nyaman. Gumoh adalah hal yang umum dan biasanya akan berkurang seiring pertumbuhan bayi. Tetap pantau kondisi anak dan jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga medis.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading