Sukses

FimelaMom

Waspada, Ini Gejala Diare Anak yang Sering Terlewatkan

ringkasan

  • Diare pada anak didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar atau tinja yang lebih encer dari biasanya, seringkali tiga kali atau lebih per hari.
  • Gejala diare meliputi perubahan konsistensi tinja, muntah, nyeri perut, demam, dan kehilangan nafsu makan, yang memerlukan perhatian orang tua.
  • Dehidrasi merupakan komplikasi paling serius dari diare anak, ditandai dengan mulut kering, mata cekung, dan berkurangnya urine, yang membutuhkan penanganan medis segera.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kesehatan buah hati adalah prioritas utama setiap orang tua. Salah satu kondisi yang seringkali menimbulkan kekhawatiran adalah diare pada anak. Kondisi ini bukan sekadar buang air besar biasa, melainkan peningkatan frekuensi atau perubahan konsistensi tinja menjadi lebih encer dari biasanya.

Menurut World Health Organization (WHO), diare didefinisikan sebagai buang air besar tiga kali atau lebih dengan tinja encer atau cair per hari. Definisi serupa juga disampaikan oleh MSD Manual Professional Edition, yang menyebut diare sebagai buang air besar yang sering, encer, atau berair yang menyimpang dari pola normal anak. Memahami definisi ini menjadi langkah awal untuk mengenali kondisi diare anak.

Penting bagi Sahabat Fimela untuk mengetahui gejala diare anak secara komprehensif. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda ini dapat membantu mencegah komplikasi serius, terutama dehidrasi, yang menjadi ancaman terbesar bagi anak-anak. Mari kita selami lebih dalam apa saja gejala yang perlu diwaspadai agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan.

Perubahan Frekuensi dan Konsistensi Tinja: Tanda Awal Diare Anak

Gejala paling jelas dari diare anak adalah perubahan pada buang air besar mereka. Sahabat Fimela mungkin akan melihat peningkatan frekuensi buang air besar yang disertai dengan tinja yang lebih encer atau bahkan cair. Terkadang, tinja bisa tampak berair atau bahkan mengandung darah, yang mengindikasikan adanya infeksi tertentu.

Tinja berdarah dan berlendir, yang dikenal sebagai disentri, dapat menjadi tanda patogen invasif. Selain itu, tinja berdarah juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. coli O157 atau Campylobacter spp. Perhatikan juga jika tinja anak mengapung, karena ini bisa menjadi petunjuk adanya peningkatan lemak dalam tinja.

Bagi Sahabat Fimela yang memiliki bayi yang diberi ASI, perlu diingat bahwa tinja normal bayi ASI memang bisa encer dan berbiji. Namun, peningkatan mendadak dalam jumlah dan keenceran tinja harus tetap dicurigai sebagai diare anak. Perubahan ini memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kesehatan si kecil.

Gejala Pencernaan dan Sistemik Lain yang Menyertai Diare Anak

Selain perubahan pada tinja, diare anak seringkali disertai dengan gejala pencernaan lain yang tidak kalah mengganggu. Muntah adalah salah satu gejala awal yang umum dan biasanya mereda dalam waktu 24-48 jam. Anak juga bisa mengalami nyeri perut kram atau kembung yang membuat mereka tidak nyaman.

Uniknya, nyeri perut ini seringkali mereda setiap kali tinja dikeluarkan, memberikan sedikit kelegaan sementara. Mual dan urgensi buang air besar, di mana anak merasa harus segera ke toilet, juga merupakan tanda-tanda yang sering muncul. Bahkan, nyeri dubur dan kehilangan nafsu makan dapat menjadi bagian dari rangkaian gejala diare anak.

Tidak hanya terbatas pada sistem pencernaan, diare anak juga dapat memengaruhi kondisi sistemik tubuh. Demam atau suhu tinggi seringkali menyertai diare, bersama dengan nyeri tubuh dan sakit kepala. Dalam beberapa kasus, anak mungkin mengalami penurunan berat badan dan terlihat sakit atau bertindak sangat lesu, menunjukkan bahwa tubuh mereka sedang berjuang melawan infeksi.

Dehidrasi: Komplikasi Serius Diare Anak yang Wajib Diwaspadai

Sahabat Fimela, dari semua komplikasi, dehidrasi adalah ancaman paling serius yang ditimbulkan oleh diare, terutama pada anak-anak di bawah 12 bulan. Mengenali tanda-tanda dehidrasi sangat krusial untuk mencegah kondisi yang lebih parah. Tanda-tanda umum dehidrasi meliputi:

  • Mulut, lidah, dan bibir kering
  • Mata cekung
  • Berkurangnya jumlah urine atau popok basah yang lebih sedikit dari biasanya
  • Urine berwarna gelap atau lebih pekat
  • Tidak ada air mata saat menangis atau air mata lebih sedikit
  • Kelemahan atau lesu/kurang energi
  • Iritabilitas atau rewel
  • Tangan dan kaki dingin
  • Kulit yang dicubit kembali sangat lambat (≥2 detik)
  • Fontanel (ubun-ubun) cekung pada bayi
  • Tidak dapat minum atau minum dengan buruk
  • Pusing

Jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, seperti kelesuan/ketidaksadaran, tidak dapat minum atau minum dengan buruk, dan kulit yang dicubit kembali sangat lambat (≥2 detik), Sahabat Fimela harus segera mencari perhatian medis. Penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa si kecil dari bahaya dehidrasi parah akibat diare anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading