Sukses

Food

Kenali Tanda-Tanda Makanan Fermentasi yang Sudah Basi, Hati-Hati Salah Makan!

Fimela.com, Jakarta Makanan fermentasi menjadi salah satu olahan makanan yang digemari oleh masyarakat. Bentuknya beragam serta berwarna cerah menjadi ciri khas orang-orang untuk makan-makanan tersebut. Akhir-akhir ini juga makanan fermentasi seperti kombucha, kimchi, bahkan sauerkraut menjadi populer di masyarakat. 

Jika kamu baru mengenal makanan fermentasi, hal pertama kali yang kamu lihat pada prosesnya pasti hal yang mengganjal. Bagaimana tidak? Makanan yang disimpan rapat-rapat serta mengeluarkan bau yang menurutmu aneh. Bahkan tidak sedikit juga orang yang membuang sauerkraut hingga kimchi yang telah mengeluarkan bau aneh.

Padahal belum tentu semua makanan fermentasi yang berbau sudah basi. Ada juga yang tidak mengenali tanda makanan basi dan mengiranya tumbuh jamur. Lantas bagaimana tanda-tanda makanan fermentasi yang sudah basi serta bagaimana cara menghindari makanan fermentasi agar tidak mudah basi? Informasi dari Fermenters Kitchen ini akan membantumu. Berikut penjelasannya. 

Cara menentukan makanan fermentasi yang sudah basi

1) Tercium bau busuk

Bakteri jahat akan memproduksi bau busuk yang menyengat dan tajam, kamu pastinya tidak akan tahan dengan bau tersebut. Hati-hati ketika membuka tutup penyimpanan makanan fermentasimu, mungkin saja akan ada bau busuk yang menyengat setelah gas di dalam penyimpanan lepas. Jangan pernah juga mengkonsumsi makanan fermentasi dalam keadaan penutupnya terbuka, kamu tidak akan tahu bakteri jahat apa saja yang masuk. Cara lain untuk menentukan bau busuk pada makanan fermentasi adalah dengan mencium baunya, jika dirasa busuk segera tinggalkan.

2) Adanya jamur yang menempel pada makanan 

Sangatlah penting untuk mengecek apakah ada jamur yang menempel pada bagian penyimpanan maupun permukaan makanan. Jika jamur tersebut berwarna kecokelatan, merah muda, hitam, maupun warna lain selain putih, bisa jadi makananmu sudah basi. Adanya jamur juga makanan juga menjadi pertanda jika makanan fermentasimu sudah terkontaminasi. Perlu diperhatikan jika tumbuhnya jamur pada makanan hanyalah di permukaan saja dan tidak akan bertahan pada larutan air garam sebab jamur memang tidak dapat bertahan pada rendaman air garam. Jika kamu melihat suatu bercak putih jangan khawatir karena hal tersebut bukan jamur melainkan salah satu tipe ragi bernama kahm. Ragi kahm ini mengonsumsi gula pada makanan fermentasi. Dan tenang saja, ragi ini juga tidak berbahaya.

3) Perubahan warna pada makanan

Perhatikan juga perubahan warna pada makanan fermentasimu. Kita ambil contoh sayuran yang sedang difermentasi. Jika kamu melihat adanya perubahan warna yang begitu mencolok seperti perubahan warna seledri yang sebelumnya berwarna hijau cerah tiba-tiba berubah warna menjadi abu-abu, hitam, maupun cokelat, jangan kamu makan. Perubahan warna yang begitu mencolok menjadi tanda makanan fermentasimu sudah beracun ketika dalam proses fermentasi makanan. Sebaliknya makanan fermentasi yang sehat akan menjaga keaslian warna makanan yang difermentasi selama proses fermentasi makanan berlangsung.

Cara agar makanan fermentasi tidak basi

1) Gunakan bahan-bahan berkualitas baik 

Tentu saja untuk membuat makanan fermentasi yang baik, kamu harus menggunakan bahan yang berkualitas salah satunya memilih sayur yang baik. Jika kamu menemukan bagian yang kurang bagus pada sayur yang dipilih kamu bisa memotong dan membuangnya untuk mencegah pertumbuhan jamur pada makanan yang ingin difermentasikan.

2) Gunakan air bebas klorin 

Jika kamu menggunakan air yang memiliki kandungan klorin, air tersebut akan membunuh bakteri-bakteri termasuk bakteri baik sekalipun. Untuk mengatasi hal tersebut kamu bisa menggunakan metode penjernihan air yang dapat membunuh bakteri-bakteri tertentu saja. Akan tetapi, pastikan dulu sebelum menggunakan penjernihan air sebab ada juga bakteri yang kebal terhadap penjernihan air. Jumlah bakteri yang banyak dan terkandung dalam bahan makanan juga dapat mempengaruhi bakteri baik sehingga membuat makanan fermentasimu ditumbuhi berbagai jenis jamur yang berbahaya. Alternatif selain penjernihan air yang mudah digunakan adalah menggunakan filtered water untuk menghilangkan berbagai kandungan kimia maupun klorin yang ada pada bahan makanan yang difermentasi. 

3) Fermentasikan makanan pada suhu yang tepat 

Suhu optimal untuk memfermentasikan makanan khususnya sayuran adalah 17 sampai dengan 22 celsius. Hati-hati dengan suhu rendah sebab akan mempercepat terbunuhnya bakteri baik dan waspada juga suhu yang terlalu tinggi sebab akan membuat tekstur makanan fermentasi berubah menjadi mush. Jika kamu memfermentasikan makanan pada saat musim panas kamu akan mengalami kesulitan sebab memanglah tidak mudah untuk memfermentasikan makanan disaat cuaca tersebut. Maka dari itu kamu bisa menyimpan makanan fermentasimu di ruang yang sejuk seperti basement atau tempat penyimpanan di bawah. Karena suhu tinggi juga dapat menyebabkan bakteri-bakteri lebih aktif, mengecek kembali penutup sesering mungkin dapat menghindari busuknya makanan fermentasimu. 

 

Penulis: Tisha Sekar Aji

Hashtag: #Timeless

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading