Sukses

Health

Studi: Patah Hati Berlebihan Bisa Menyebabkan Risiko Jantung

Fimela.com, Jakarta Patah hati menjadi istilah yang dihubungan dengan kondisi gagalnya hubungan asmara. Patah hati juga diistilahkan sebagai bentuk kesedihan dan kekecewaan atas berakhirnya hubungan, penolakan atau ditinggalkan. Ketika seseorang berani untuk jatuh cinta, satu risiko yang harus berani untuk dihadapi adalah patah hati. 

Patah hati menyebabkan seseorang merasa sangat sedih dan kecewa. Bahkan, beberapa orang rentan berlarut-larut dalam kesedihan yang ada. Beberapa lagi juga rentan trauma akan yang namanya cinta.

Patah Hati Memang Menyakitkan, Tapi Harus Kamu Kendalikan

Patah hati memang merupakan kondisi yang menyakitkan. Meski begitu, kamu harus lebih bijak dan mampu mengendalikannya. Mengutip dari laman liputan6.com, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Damay, menurutnya patah hati bisa memicu risiko sakit jantung. 

Dalam video yang diunggahnya di kanal Youtube pribadinya, DRV channel, Vito menjelaskan jika patah hati berlebihan bisa meningkatkan risiko jantung. Vito mengatakan, “Seorang yang sedih berlebihan ternyata memang bisa terkena penyakit jantung dan broken heart syndrome. Bukan saja seseorang yang kesannya sedang patah hati dan dikiaskan sebagai broken heart syndrome, tapi ini benar-benar penyakit jantung.”

Mengingat begitu berbahayanya patah hati untuk jantung, pastikan untuk mengendalikan patah hati dengan sebaik mungkin. Patah hati boleh saja, tapi kita pun harus lebih bijak mengendalikan perasaan tersebut. Jangan sampai patah hati membuat kita berlarut-larut di dalamnya.

Patah Hati Berlebih Buruk untuk Kesehatan Fisik dan Psikis

Para ahli menyebutkan jika patah hati secara berlebihan, bisa berakibat fatal bagi kesehatan fisik pun psikis. Karena patah hati, seseorang jadi mengabaikan pola hidup sehat. Inilah yang kemudian berakibat fatal bagi kesehatan fisiknya. Sementara itu, patah hati juga cenderung membuat seseorang merasa cemas, menyesal dan khawatir secara berlebihan. Ini yang kemudian berakibat fatal bagi kesehatan psikisnya. 

Vito mengungkapkan jika patah hati bisa meningkatkan risiko jantung hingga berkali-kali lipat. Dalam kondisi tertentu, patah hati bisa memicu sesak di dada, nyeri ulu hati dan peradangan dalam tubuh. Rasa sedih, memicu perubahan hormon yang bisa meningkatkan berbagai masalah kesehatan. 

“Penyebabnya banyak sekali, ketika seseorang bersedih terjadilah perubahan hormonal sehingga terjadi peradangan yang mengakibatkan kelemahan jantung. Ini menyebabkan orang yang sedih mengalami perubahan bentuk jantung. Pada keadaan tertentu orang tersebut juga mengalami sakit dada yang mirip sekali dengan serangan jantung. Bahkan, ketika diperiksa enzim jantung, enzim jantungnya pun meningkat.” Kata Vito.

Sempga informasi ini bermanfaat, dan semoga kita lebih bijak dalam mengendalikan perasaan akibat patah hati.

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading