Sukses

Health

Kenali Penyebab Bell's Palsy Serta Gejala dan Cara Menanganinya

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu mendengar mengenai penyakit Bell's Palsy? Mungkin kamu pernah mendengar istilah tersebut tapi belum begitu paham mengenai penyakit tersebut. Istilah bell's palsy diambil dari nama ahli anatomi Skotlandia Charles Bell, yang pertama kali menggambarkan kondisi tersebut.

Bell's palsy merupakan suatu kondisi dimana terjadi kelemahan atau kelumpuhan sementara pada otot-otot di wajah. Hal ini bisa terjadi ketika saraf yang mengontrol otot-otot wajah meradang, bengkak, atau terkompresi.

Kondisi tersebut menyebabkan satu sisi wajah terkulai atau menjadi kaku. Dalam kondisi ini, kamu mungkin mengalami kesulitan tersenyum atau menutup mata pada sisi yang terkena. Dalam kebanyakan kasus, Bell's palsy bersifat sementara dan gejalanya biasanya hilang setelah beberapa minggu.

Berikut penjelasan mengenai Bell's palsy termasuk penyebab, gejala serta cara mengatasinya.

Penyebab Bell's Palsy

Bell's palsy dapat terjadi ketika saraf kranial ketujuh menjadi bengkak atau tertekan, yang mengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan pada wajah. Penyebab pasti kerusakan ini tidak diketahui, tetapi banyak peneliti medis percaya kemungkinan besar dipicu oleh infeksi virus. Virus/bakteri yang telah dikaitkan dengan pengembangan Bell's palsy termasuk:

  • Herpes simpleks, yang menyebabkan luka dingin dan herpes genital.
  • HIV, yang merusak sistem kekebalan.
  • Sarcoidosis, yang menyebabkan radang organ.
  • Virus herpes zoster, yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster.
  • Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononucleosis.
  • Penyakit Lyme, yaitu infeksi bakteri yang disebabkan oleh kutu yang terinfeksi.

Gejala Bell's Palsy

Gejala Bell’s palsy dapat bervariasi pada setiap orang dan dapat bersifat ringan atau berat. Gejala Bell’s palsy juga datang secara tiba-tiba.

Tanda paling umum pada penderita Bell’s palsy adalah kelumpuhan di salah satu sisi wajah yang muncul secara mendadak. Kelumpuhan ini dapat berlangsung dalam 2 minggu hingga 6 bulan dan biasanya tidak permanen. Pada kasus yang jarang terjadi, kelumpuhan dapat terjadi di kedua sisi wajah.

Kelumpuhan wajah ini akan tampak dalam:

  • Perubahan bentuk wajah atau wajah terlihat asimetris
  • Salah satu sisi wajah tampak melorot
  • Sulit tersenyum
  • Sulit menutup mata

Selain perubahan bentuk wajah, gejala lain juga dapat dirasakan oleh penderita, yaitu:

  • Rasa nyeri di sekitar rahang dan belakang telinga pada sisi yang mengalami kelumpuhan
  • Sakit kepala
  • Penurunan kemampuan mengecap rasa
  • Mata kering
  • Otot wajah berkedut
  • Air liur yang menetes
  • Telinga berdenging atau tinnitus
  • Sensitif terhadap suara

Pengobatan Bell's Palsy

Dalam kebanyakan kasus, gejala Bell's palsy membaik tanpa pengobatan. Namun, mungkin perlu beberapa minggu atau bulan bagi otot-otot di wajah untuk mendapatkan kembali kekuatan normalnya. Perawatan berikut dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. 

Pengobatan secara umum:

  • Obat kortikosteroid, yang mengurangi peradangan.
  • Obat antiviral atau antibakteri, yang mungkin diresepkan jika virus atau bakteri menyebabkan bell's palsy.
  • Obat nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau asetaminofen, yang dapat membantu meredakan nyeri ringan.
  • Obat tetes mata.

Perawatan di rumah: 

  • Penutup mata (untuk mata kering).
  • Handuk hangat dan lembab menutupi wajah anda untuk menghilangkan rasa sakit.
  • Terapi pijat wajah.
  • Latihan terapi.

Segera ke dokter jika kamu mengalami kelumpuhan di wajah. Hal ini untuk mewaspadai terjadinya stroke, karena stroke dan Bell’s palsy sama-sama menunjukkan kelumpuhan pada satu sisi wajah. Meski begitu, stroke juga dapat mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh lain.

Pemeriksaan sejak dini juga diperlukan karena pengobatan Bell’s palsy bisa lebih efektif jika dilakukan dalam 3 hari sejak munculnya gejala.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading