Sukses

Health

Dimulai dari Diri Sendiri, Begini 3 Cara Mengatasi Emotional Burnout

Fimela.com, Jakarta Memulai untuk menjalani hari dengan pekerjaan, sekolah, hubungan, dan berbagai aspek lainnya memang akan memberikan kita tantangan setiap harinya. Ditambah lagi dengan hal-hal tidak terduga yang berdatangan tanpa persiapan. Inilah beberapa hal yang memiliki pengaruh terhadap kondisi emosional kita. Seperti hadirnya emotional burnout.

Emotional burnout adalah keadaan di mana seseorang merasa lelah secara mental karena akumulasi stres dari suatu situasi dalam kehidupan pribadinya. Kondisi burnout sendiri bisa mempengaruhi diri kita dalam berinteraksi baik dengan diri sendiri atau orang lain. 

Perasaan lelah secara emosional atau burnout ini bisa saja dialami siapa pun. Biasanya, hal ini sering dialami orang-orang dengan tanggung jawab berat seperti pengasuh anak, orang yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya seperti kehilangan orang yang dicintai, penyintas penyakit kronis, atau stres keuangan. 

Masalah hidup merupakan sesuatu yang tidak tertebak namun bisa menyebabkan burnout jika kita tidak memahami diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi emotional burnout yang kamu miliki, dimulai dari diri sendiri.

Mengenal Emotional Burnout

Melansir dari psychologytoday.com, ada beberapa faktor utama dari burnout. Mulai dari secara emosional, kemudian berkurangnya pencapaian yang kita inginkan, dan juga sesuatu yang disebut depersonalisasi, yang pada dasarnya adalah kondisi ketika kita menjadi pahit dan sinis terhadap orang-orang yang seharusnya kita pedulikan.

1. Mulai Dari Kondisi Kesehatan 

Sahabat Fimela, saat dalam kondisi burnout kita mungkin akan kebingungan dalam mengatur berbagai hal. Entah harus memulai dari mana. Ada satu hal yang wajib kamu kembalikan dalam diri kamu, yaitu keinginan untuk menjaga diri. Mengapa begitu? Menjaga kondisi kesehatan tubuh adalah cara yang berpengaruh terhadap kesehatan mental kita.

Untuk mengatasi emotional burnout, penting sekali untuk menukar waktu di depan layar dengan tidur siang, menghindari makanan cepat saji, dan mengembalikan olahraga ke dalam rutinitas kita. Dengan kesehatan hingga kebersihan yang terjaga, secara tidak langsung memberikan kita ruang untuk mengatur emotional burnout yang hadir.

2. Hadirkan Self-Control

Hidup akan terasa berjalan sangat cepat ketika kelelahan dari berbagai macam tantangan melanda. Sahabat Fimela mungkin merasa hidup bergegas berlalu dan merasa tertinggal. Dalam situasi ini, kamu mungkin akan banyak menyalahkan diri sendiri. Hingga tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol diri untuk memaham kekuatan yang masih dimiliki.

Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasinya. Pertama, coba tentukan prioritas. Tentukan tugas mana yang kurang penting dan sisihkan, tulislah untuk memberikan visualisasi kegiatan yang membuat burnout agar kamu bisa merasakan ketenangan. Selain itu, perlu dipahami bahwa kita memang membutuhkan orang lain. Yuk, coba bicarakan dengan orang sekitar untuk membantu beberapa pekerjaan atau diskusi.Tegaskanlah dirimu untuk memilih kegiatan yang bisa kamu pertanggungjawabkan, dan bedakan hal-hal yang memang memerlukan bantuan. Yakini diri bahwa kamu bisa mengontrolnya.

Mengatasi Emotional Burnout

3. Berikan Perbedaan dalam Rutinitas

Pada kondisi burnout, kita mungkin sering melihat hidup yang monoton dengan kegiatan sehari-hari yang begitu saia. Hidup terasa membosankan walau ada banyak tanggung jawab yang harus dilakukan.Cobalah untuk membuka hati dan lakukan hal-hal yang ingin dilakukan. Berikan sebuah perbedaan menarik seperti membuat kembali wishlist, mengubah rutinitas saat bekerja, menggunakan pakaian yang berbeda, dan mencari hobi baru. 

Emotional burnout memang bisa terjadi tanpa kita inginkan. Diri kita adalah solusi utama dari hadirnya perasaan burnout yang kita alami. Bahkan, seringkali emotional burnout terjadi ketika kita terlalu membebani diri sendiri dengan tanggung jawab berlebihan.

Sahabat Fimela, inilah salah satu alasan kamu perlu menjaga konsistensi dan komitmen baik dengan dirimu. Ingatlah, menetapkan batasan juga tidak selalu  egois. Menjaga kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan orang lain nantinya juga akan punya pengaruh bagi semua pihak. Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading