Sukses

Health

Pola Tidur Siang Disebut Bikin Makin Cerdas, Ini Dampak Biphasic Sleep

Fimela.com, Jakarta Memanfaatkan waktu tidur intuk istirahat adalah kebutuhan bagi setiap manusia. Sahabat Fimela mungkin merasakan bahwa semakin dewasa kita semakin menghargai waktu dan pola tidur. Bahkan, waktu tidur menjadi momen yang kita cari-cari untuk mengistirahatkan badan hingga pikiran, mulai dari tidur malam, hingga tidur kembali di siang hari. 

Pada umumnya, waktu tidur memang dikenal dengan istirahat di malam hari dengan waktu ideal 6 sampai 8 jam sehari. Namun, banyak orang percaya membagi waktu tidur di di malam hari dan siang hari bisa membuat lebih produktif. Pola tidur terbagi ini biasanya disebut dengan Biphasic Sleep.

Sahabat Fimela mungkin sering melakukan pola tidur Biphasic Sleep. Apakah Biphasic Sleep memang sangat berpengaruh terhadap cara otak kita bekerja? bagaimana dampaknya terhadap kecerdasan kita? Simak pembahasan berikut!

Pola Tidur Biphasic Sleep

Sahabat Fimela, banyak orang memilih untuk menjalankan pola tidur Biphasic Sleep, di mana mereka selalu memanfaatkan waktunya untuk tidur beberapa jam di malam hari dan di siang hari. Dilansir dari sleepcarepro.com, Biphasic Sleep juga dikenal sebagai segmented sleep atau divided sleep. Biphasic sleep adalah adalah pola tidur di mana istirahat dibagi menjadi dua segmen selama 24 jam.

Pada dasarnya, pola ini adalah pola yang sejalan dengan beberapa kecenderungan tidur alami manusia yaitu tidur di malam hari dan beristirahat kembali di siang hari. Beriringan dengan berbagai perkembangan lingkungan, respons tubuh kita kita tentu juga mengikuti. 

Jenis Pola Tidur Biphasic Sleep 

Ada beberapa jenis biphasic sleep, tidur siang singkat, tidur siang panjang dan tidur yang membagi waktu. Tidur siang singkat sering kali dilakukan banyak orang. Seperti 7 jam tidur di malam hari, kemudian disusul tidur tambahan selama 20 menit di tengah hari. Tidak jauh berbeda, biphasic sleep tidur siang yang panjang biasanya dilakukan ketika tidur malam 5 jam disusul tidur tengah hari selam satu atau satu setengah jam.

Namun, tidak hanya itu, beberapa orang membagi waktu tidur yang berbeda. Contohnya, ia yang tidur  malam 4 jam, kemudian terbangun untuk 2 atau 3 jam setelahnya, dan ditutup kembali denganwaktu tidur 4 jam.

Apakah Biphasic Sleep Berpengaruh Terhadap Kecerdasan?

Sebagaimana waktu tidur adalah kebutuhan yang sangat dekat dengan aktivitas kita, pola tidur tentu juga sangat mempengaruhi cara otak kita bekerja. Menyadur dari sleepcarepro.com, penelitian menunjukkan beberapa manfaat potensial dari biphasic sleep, salah satunya adalah adanya peningkatan fungsi kognitif, fokus, konsentrasi, bahkan kemungkinan peningkatan produktivitas. 

Tidur siang yang menambahkan waktu istirahat ini ternyata memang dapat memberikan manfaat untuk kecerdasan. Dengan tidur tambahan ini, pikiran kita memiliki jeda yang mempersiapkan keaktifan untuk beraktivitas kembali setelah tidur. Namun, pola tidur yang membagi segmennya jadi dua waktu ini perlu dipertimbangkan dari segi penyesuaian setiap orang, hingga efek jangka panjang terhadap kesehatan. 

Pola tidur biphasic memang terdengar menarik untuk waktu istirahat. Tapi, setiap orang memiliki kondisi tubuh dan kesehatan yang berbeda. Inilah mengapa sahabat Fimela perlu menyesuaikan pola tidur ini. Karena sebagian orang mungkin mengalami gangguan waktu tidur di malam hari jika terbiasa mengambil waktu tidur di tengah hari. Jika sahabat Fimela juga mengalami masalah tidur, jangan ragu untuk segera untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada rutinitas tidurmu.

Penulis: Nadya Aufia#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading