Sukses

Health

Terlalu Lama Duduk? Waspada, 5 Penyakit Ini Bisa Mengintaimu

 

Fimela.com, Jakarta Rutinitas kerja modern seringkali membuat kita duduk berjam-jam di depan komputer, terutama jika pekerjaan melibatkan banyak rapat online, menulis laporan, atau mengurus administrasi. Selain itu, kebiasaan duduk saat perjalanan di kendaraan hingga waktu bersantai di rumah sambil menonton TV atau bermain ponsel juga menambah durasi duduk harian. Meskipun tampak sepele, kebiasaan duduk terlalu lama tanpa jeda dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius, bahkan pada orang yang terlihat sehat dan aktif.

Menurut WebMD, duduk dalam waktu lama tidak hanya berdampak pada postur tubuh, tetapi juga mempengaruhi fungsi organ vital seperti jantung dan paru-paru. Sirkulasi darah pun bisa terganggu, berisiko memicu pembekuan darah hingga varises. Metabolisme tubuh juga melambat, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko diabetes tipe 2. 

Beberapa risiko penyakit yang mengintai akibat kebiasaan ini antara lain penyakit jantung, stroke, obesitas, dan gangguan muskuloskeletal seperti nyeri punggung dan leher. Berikut beberapa risiko penyakit yang bisa mengintaimu jika terlalu sering duduk, lengkap dengan penjelasannya.

 

1. Memicu Nyeri Punggung dan Leher

Posisi duduk, terutama jika tidak didukung kursi yang tepat, memberi tekanan besar pada otot punggung bagian bawah, leher, dan tulang belakang. Beban ini akan semakin berat jika kamu sering membungkuk atau duduk dengan posisi yang salah. Duduk terlalu lama dapat membuat otot menjadi tegang, persendian kaku, hingga memicu masalah kronis seperti hernia tulang belakang atau nyeri punggung bawah (low back pain).

Solusinya, gunakanlah kursi ergonomis dengan tinggi yang sesuai, sandaran yang mendukung lekuk alami punggung, serta posisi duduk tegak. Namun, kursi nyaman saja tidak cukup. Punggung tetap memerlukan peregangan dan gerakan. Usahakan untuk berdiri atau berjalan singkat setiap 30 menit sekali agar sirkulasi darah tetap lancar dan otot tidak kaku. 

2. Memperbesar Risiko Varises

Saat duduk terlalu lama, aliran darah di kaki melambat dan darah dapat mengumpul di satu titik pembuluh darah, meningkatkan tekanan dan memicu pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah yang dikenal sebagai varises. Varises biasanya tampak sebagai pembuluh darah berwarna biru atau ungu yang menonjol di permukaan kulit. Selain itu, bisa muncul juga spider veins, yaitu pembuluh darah kecil yang pecah di dekat permukaan kulit.

Meskipun varises jarang mengancam nyawa, kondisi ini bisa menyebabkan nyeri, rasa berat di kaki, dan kram. Dalam kasus tertentu, varises dapat menimbulkan komplikasi serius seperti luka yang sulit sembuh atau pembekuan darah. Untuk mencegah risiko ini, penting untuk bergerak secara rutin, melakukan peregangan kaki saat bekerja, dan jika memungkinkan menggunakan kaus kaki kompresi, terutama jika pekerjaan mengharuskan duduk dalam waktu lama.

Dengan langkah sederhana ini, kamu bisa menjaga kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko varises akibat duduk terlalu lama. 

3. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Banyak orang beranggapan bahwa risiko diabetes terutama dipicu oleh pola makan yang buruk atau kurang aktivitas fisik. Namun, duduk terlalu lama ternyata juga memiliki peran penting dalam meningkatkan risiko penyakit ini. Duduk dalam waktu yang lama dapat mengganggu cara tubuh menggunakan insulin, hormon yang bertugas mengatur kadar gula darah. Ketika tubuh mengalami penurunan sensitivitas insulin, gula darah menjadi lebih sulit dikontrol, yang berujung pada peningkatan risiko diabetes tipe 2, bahkan pada mereka yang memiliki berat badan normal.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan mengurangi waktu duduk dan lebih sering berdiri atau berjalan sangat membantu tubuh memproses gula darah dengan lebih efisien. Contohnya, berjalan singkat selama 2–3 menit setiap 30 menit duduk sudah cukup memberikan dampak positif yang signifikan terhadap metabolisme glukosa. 

ktivitas sederhana ini membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menstimulasi otot-otot untuk menggunakan gula sebagai sumber energi. Selain itu, dengan melakukan aktivitas ringan di sela-sela waktu kosong dapat mencegah efek buruk dari duduk berkepanjangan. Dengan mengadopsi kebiasaan ini, kamu tidak hanya menurunkan risiko diabetes tapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

 

4. Menurunkan Fungsi Otak dan Meningkatkan Risiko Demensia

Kebiasaan duduk terlalu lama tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi otak secara signifikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari atau terlalu banyak duduk dapat mengurangi aliran darah ke otak. Akibatnya, suplai oksigen dan nutrisi yang penting untuk fungsi otak menurun, sehingga kinerja kognitif seperti daya ingat, fokus, dan kemampuan memecahkan masalah ikut menurun.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memperbesar risiko terkena penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan Alzheimer. Penurunan aktivitas fisik yang berkepanjangan juga dapat memicu kondisi kesehatan lain seperti penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi.

Yang menarik, studi terbaru menunjukkan bahwa bergerak sepanjang hari, meskipun dalam intensitas ringan dan tidak harus berupa olahraga berat, jauh lebih efektif menjaga kesehatan otak dibandingkan hanya mengandalkan sesi olahraga singkat di pagi atau sore hari. Aktivitas ringan seperti berjalan sebentar setiap jam, melakukan peregangan, atau berdiri saat bekerja dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu mempertahankan fungsi kognitif.

 

 

5. Memicu Deep Vein Thrombosis (DVT)

 

Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah kondisi serius di mana gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah dalam, biasanya di kaki. Duduk terlalu lama—baik di kantor, saat berkendara mobil, atau dalam penerbangan pesawat—dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan ini. DVT berbahaya karena jika gumpalan darah terlepas, dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru, yang dikenal sebagai emboli paru, dan bisa mengancam nyawa.

Gejala DVT meliputi pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada kaki, namun tidak semua orang merasakan gejala sehingga sulit dideteksi. Oleh karena itu, pencegahan sangat penting.

Beberapa cara sederhana mengurangi risiko DVT adalah dengan rutin menggerakkan kaki dan melakukan peregangan, terutama saat harus duduk lama. Minum cukup air juga penting agar darah tetap cair dan sirkulasi lancar. Selain itu, hindari pakaian yang terlalu ketat di sekitar kaki untuk membantu menjaga aliran darah.

Dengan menjaga kebiasaan sehat ini, kamu dapat melindungi diri dari risiko DVT dan menjaga kesehatan pembuluh darah meskipun sering duduk lama.

 

Penulis : Annisa Kharisma Dewi 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading