Sukses

Lifestyle

Tersangka Penembakan Massal di Kelab Gay Orlando Mengidap Bipolar

Fimela.com, Jakarta Setidaknya nyawa 50 orang melayang di tangan Omar Mir Seddique Mateen, tersangka penembakan massal di salah satu kelab gay di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Minggu (12/6) dini hari. Berdasarkan keterangan sang mantan istri Sitora Yusufiy, lelaki kelahiran New York 29 tahun silam itu pernah mengidap bipolar.

Berbicara kepada reporter pada Minggu (12/6) malam bersama tunangannya, Yusufiy mengatakan Mateen awalnya terlihat seperti orang kebanyakan. Namun setelah beberapa bulan menikah, lelaki yang ditemuinya secara online pada tahun 2009 itu mulai bertindak kasar secara fisik.

Foto tak bertanggal memperlihatkan wajah Omar Mateen. Seddique, ayah Mateen mengatakan tindakan brutal anaknya itu merupakan dampak dari kemarahannya setelah melihat dua pria gay berciuman di Miami beberapa bulan yang lalu. (HANDOUT/MYSPACE.COM/AFP)

Foto tak bertanggal memperlihatkan wajah Omar Mateen, pelaku penembakan brutal di klub Pulse, Orlando, Florida, Amerika Serikat (AS). Pria 29 tahun itu adalah seorang warga negara Amerika Serikat (AS) keturunan Afghanistan. (HANDOUT/MYSPACE.COM/AFP)

"Ia memukulku. Ia akan pulang ke rumah dan mulai memukuliku karena pakaian kotor tak juga selesai ku kerjakan atau hal semacam itu," papar Yusufiy, seperti dimuat Washington Post. Ia juga mengtakan, Mateen memiliki keadaan mental yang terbilang tak stabil.

"Aku tahu ia punya catatan pernah mengonsumsi steroid," sambungnya. Pada kesempatan yang sama, Yusufiy pun menuturkan lelaki yang pindah ke Florida sejak 2007 tersebut memiliki senjata api selama menikah dengan Yusufiy. Tak banyak bersosialisasi, Mateen merupakan pribadi tertutup yang menghabiskan sebagian besar waktu dengan olahraga.

Sitora Yusufiy (kanan), mantan istri tersangka penembakan massal di salah satu klub gay di Orlando, Florida, Amerika Serikat. (Daily Mail)

Seperti dilaporkan Buzzfeed, FBI pernah menginvestigasi Mateen dua kali sebelum tragedi berdarah Minggu dini hari itu terjadi, yakni pada 2013 dan 2014. Keduanya terkait kemungkinan tersangka penembakan massal di Orlando itu terlibat jaringan teroris. Namun karena tak menemukan cukup bukti, pihak FBI pun menutup kasus tersebut.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading