Sukses

Lifestyle

Derita Stroke Dalam Rahim, Gadis Ini Hidup dengan Setengah Otak

"Saya kuat. Saya bisa melalui ini." 

Fimela.com, Jakarta Karley Miller, gadis berusia 17 tahun asal kota Cowra, wilayah Central West of New South Wales, Australia, yakin hidupnya akan menjadi lebih baik setelah para dokter mengenyahkan setengah otaknya. Karley menderita epilepsi dan gangguan penglihatan akibat serangan stroke pada saat dia masih berusia 18 minggu di kandungan. 

Akibat serangan tersebut, setengah otaknya yang bagian kanan, tulis Daily Mail, rusak. Kerusakan tersebut membuat gadis berambut merah ini juga menderita Cerebral Palsy, sebuah kondis yang dintandai dengan gangguan koordinasi otot seperti kejang, karena kerusakan otak. 

Untuk menghentikan kejang dan gangguan lain yang telah didderitanya selama bertahun-tahun, gadis pemberani ini memutuskan untuk membuang setengah otaknya yang sudah rusak. Meskipun dia tahu betapa operasi ini bisa saja membahayakannya, dia tetap memilih untuk melakukan operasi. Kepada The Sun dia mengatakan, dia melihat sebuah kesuksesan melalui jalan tersebut. 

Meskipun operasi tersebut berisiko tinggi, ibu Karley, Nikki Miller tetap mendukung dan menghargai keputusan putrinya. "Saya tahu saya harus mendukung Karley, dan kalau dia berpikir ini merupakan peluang baginya untuk memiliki hidup yang normal, saya tidak akan menghentikannya," lata Nikki kepada Daily Mail Australia. 

Dia juga mengatakan, selama ini, kejang yang bisa datang secara tiba-tiba membuatnya hidup di bawah pengawasan teman-teman dan keluarganya setiap menit. Karena inilah, Karley merasa tidak bisa menikmati masa remajanya. 

"Saya kuat. Saya bisa melalui ini. Saya hanya ingin, butuh, kebebasan," kata Karley kepada Daily Mail Australia. "Saya tidak bisa pergi ke mana pun tanpa ibu yang berada beberapa langkah di belakang saya. Saya bahkan tidak bisa mandi dengan pintu yang terkunci, karena takut kejang datang secara tiba-tiba dan tidak ada yang datang menolong," katanya. 

Derita Stroke Dalam Rahim, Gadis Ini Hidup dengan Setengah Otak | via: dailymail.co.uk

Setelah operasi, Nikki sempat khawatir dengan kondisi Karley. Meskipun putrinya sudah membuka mata, katanya kepada The Sun, dia tetap tidak bisa tahu apakah Karley mendengar apa yang dia katakan. Terlebih, dia juga tidak tahu apakah motoriknya stabil dan bekerja dengan baik. 

Tapi, Nikki bersyukur setelah beberapa kali melakukan percakapan dengan Karley usai tersadar setelah operasi. "Saya sangat senang saat itu. Ternyata dia tetap sama seperti Karley yang dulu," katanya kepada media yang sama. Kini, meskipun harus hidup dengan setengah otaknya, Karley terlihat hidup lebih bahagia, tanpa kejang yang kerap datang tiba-tiba. 

Derita Stroke Dalam Rahim, Gadis Ini Hidup dengan Setengah Otak | via: dailymail.co.uk

Derita Stroke Dalam Rahim, Gadis Ini Hidup dengan Setengah Otak | via: dailymail.co.uk

Derita Stroke Dalam Rahim, Gadis Ini Hidup dengan Setengah Otak | via: dailymail.co.uk

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading