Sukses

Lifestyle

Editor Says; Hiks, Kok Sampai di Unfriend Sih

Fimela.com, Jakarta Ucapan negarawan Prabowo Subianto kala dirinya maju menjadi calon presiden Indonesia 2014 lalu masih terngiang di telinga saya. Dia berkata “Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak”.

Tapi di sini saya bukan ingin membicarakan soal Prabowo yang tengah menjadi sorotan media karena mesra dengan rivalnya saat Pilpres 2014 yang kini menjadi presiden Indonesia, Joko Widodo.

Saya di sini ingin membicarakan soal falsafah yang menjadi popular setelah diucapkan Prabowo. Falsafah itu menjadi vitamin buat saya untuk mencari banyak teman. Apalagi di era digital saat ini, sangat mudah sekali mencari teman dengan memanfaatkan aplikasi media sosial.

Bagi saya, walaupun nggak pernah ngobrol, apalagi bertatap muka, bukan lagi menjadi soal. Yang penting, banyak teman. Karena teman itu mahal sob, lebih berharga daripada emas dan permata.

Ilustrasi pertemanan | Via: lucytravers.com

Bicara pertemanan di media sosial, yang membuat saya miris, saat ini sedang heboh fenomena tindakan unfriend atau menghapus pertemanan di media sosial facebook karena berbagai sebab. Salah satunya yang sedang hangat saat ini adalah unfriend hanya karena perbedaan pandangan dan pilihan politik.

Seperti diketahui, saat ini, perhelatan politik di DKI Jakarta telah menyita perhatian sebagian besar pengguna sosial media untuk ikut berkomentar terhadap setiap perkembangan yang terjadi, apalagi pasca aksi demo 4 November 2016.

Padahal menurut saya tindakan diam dan menjadi pemerhati lebih baik daripada harus ikut terpancing untuk memberikan opini sampai mengakibatkan hilangnya pertemanan. 

Tapi, ya sudahlah, itu hak masing-masing. Barangkali tidak lagi berteman di dunia maya, masih berteman di dunia nyata. Setidaknya saya tahu dan membenarkan adanya ucapan jika hubungan pertemanan diuji dalam dua keadaan,pertama salah satu sedang susah atau sakit, dan kedua saat berlangsung pilpres atau pilkada.

Wanita Lebih Banyak Lakukan Unfriend

Indonesia adalah pengguna Facebook ke-4 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Menurut catatan ada lebih 65 juta facebookers di Indonesia. Dan fenomena unfriend ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia.

Liridona Gashi dan Kathrin Knautz pernah melakukan studi di German, Austria dan Swiss tentang fenomena Unfriend ini. Mereka membagi dua alasan memutuskan pertemanan, yaitu karena perilaku offline dan online.

Laku offline misalnya karena persoalan kepribadian, perilaku, dan kesalahan. Namun yang menarik, salah satu alasan online, orang memutus pertemanan di media sosial adalah karena orang tersebut mengunggah atau membahas secara berlebihan topik yang memolarisasi.

Ilustrasi hangout bersama teman. (via: istimewa)

Studi Gashi dan Knautz juga mencatat tanggapan orang yang diakhiri pertemanannya. Umumnya mereka merasa sedih dan merasa ditolak. Dan perasaan sedih tersebut semakin dalam jika orang tersebut terbiasa menghabiskan waktu lebih banyak secara online.

Paling banyak menjadi penyebab unfriend adalah karena terlalu sering posting (50,6%), disusul oleh undangan untuk ikut dalam permainan (game requests). Sebab lainnya adalah karena faktor politik (15,3%) dan agama (10,1%) (Liridona Gashi dan Kathrin Knautz : 2016).

Gashi dan Knautz, mengutip laman selasar.com dari Madden et al, menyebutkan 74% remaja pengguna pernah menghapus sesorang dari pertemanan mereka, dan perempuan melakukannya lebih sering ketimbang laki-laki.

Apakah kamu termasuk yang melakukan unfriend?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading