Sukses

Lifestyle

Diary Fimela: Ubah Kertas Jadi Bouquet Bunga, Alternatif Hadiah Unik untuk Orang Terkasih

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu diberikan bunga oleh pasanganmu? Jika iya, maka itu menandakan bahwa pasanganmu memberikan rasa peduli dan sayang kepadamu. Bunga seringkali digunakan sebagai tanda kasih sayang untuk menyampaikan perasaan yang kerap sulit diungkapkan dengan kata-kata.Tak heran mengapa bunga bisa memikat hati banyak orang, keindahan dan kecantikannya yang beragam membuat hati penerimanya menjadi gembira dan bahagia.

Keindahan bunga dilihat dari berbagai aspek, seperti warna yang cerah dan menarik, yang masing-masing memiliki  makna, bentuk nya yang bervariasi dan memiliki keunikannya tersendiri, serta aromanya yang harum. Membuat siapa saja yang menerimanya bahagia, senang, ataupun tersentuh.Selain sebagai tanda rasa kasih sayang, bunga juga bisa menjadi berbagai dekorasi ruangan dan aksesoris unik.

Sayangnya, bunga tidak bisa bertahan lama tanpa adanya perawatan intensif. Bahkan beberapa jenis bunga ada yang beracun dan berbahaya jika dipegang dengan tangan kosong. Namun tidak seperti jenis bunga yang dijual Paperukka, salah satu UMKM lokal  yang menjual bunga yang terbuat dari kertas. Halida Aulia El Islamy, dipanggil Lia sosok dibalik bisnis Paperukka yang menjual kerajinan bunga kertas. Dengan background pendidikan teknik perkapalan, mengaplikasikan ilmu-ilmu nya menjadi sebuah kerajinan bunga kertas. Walaupun berbahan dasar dari kertas, tetap tidak mengurangi nilai keindahan dan nilai seninya. 

Bunga kertas yang ditawarkan Paperukka sebagian besar terbuat dari kertas krep, namun bisa dipersonalisasi sesuai dengan selera bentuk dan bahan yang diinginkan. Selain menyediakan berbagai buket dan hiasan bunga, Paperukka juga suka membuka workshop pembuatan bunga, tepat untuk meningkatkan kreativitas dan kecintaan terhadap bunga. 

Bermula dari anak kos-kosan yang ingin produktif

Berangkat dari anak kos dengan uang bulanan yang terbatas, Lia bersama temannya ingin menyibukkan dirinya di sela-sela menempuh perkuliahan. Hanya bermodalan bahan seadanya dan  belum ada ilmu bisnis serta wawasan mengenai bunga yang luas. Pembeli pun masih sekitaran teman-teman kampus dan lingkungan anak kos, jadi menyesuaikan harga dengan kondisi dana mereka juga. 

“Karena kegelisahan pertama yang akhirnya bikin tergerak untuk bikin karya gini gara-gara ngerasa ngga produktif sama sekali selama hidup. padahal ngga juga, tapi yang dirasa kayanya belom ada karya yang signifikan dan ada pengaruhnya untuk selain diri sendiri,” ujar Lia, pemilik bisnis Paperukka.

Awal berdiri Juli 2017, banyak hal yang perlu dipelajari oleh Lia dan temannya, bagaimana cara menentukan promosi penjualannya, mencari harga yang pas, lalu teknik pembuatan bunga dari kertas pun masih terbatas.  Seiring berjalannya waktu, temannya sudah menyelesaikan kuliahnya lebih dulu dibandingkan Lia, alhasil Paperukka ini dikelola sepenuhnya dengan seorang diri oleh Lia. Belajar secara otodidak, jadikan platform youtube dan Instagram sebagai referensi untuk belajar membuat bunga dari kertas. Memang sejak kecil Lia sudah menyukai hal-hal yang berbau seni, anggap saja sudah seperti makanan sehari-hari. 

“Dulu mulai pertama berdua sama temen, masih kosong. Ilmu bisnis dan bunga kertasnya masih 0. Jadi mulai dengan apa yang ada aja,” lanjut Lia.

Feedback dari pembeli membuat Lia berkembang

Memanfaatkan hari libur kenaikan semester perkuliahan untuk pertama kali memasarkan produknya, waktu yang sangat tepat karena saat itu sedang ramai teman-teman kuliahnya sedang wisuda kelulusan. Buket bunga adalah salah satu benda yang sangat esensial ketika wisuda kelulusan. Setelah mempertimbangkan satu dan lain hal, setelah mendapatkan beberapa saran Lia langsung mempraktekkan membuat buket bunga kertas hari itu juga dengan bahan seadanya. 

Produk pertamanya adalah buket mini untuk hadiah wisuda yang dibandrol hanya dengan harga Rp15.000 saja. Kemudian ia terus bereksplor untuk membuat kartu ucapan agar para pembeli bisa menulis pesan sesuai dengan permintaan. Sedikit demi sedikit brand Paperukka kian meluas, sempat mendapatkan beberapa ulasan berbeda dari pembeli, ada yang mengatakan mengapa harganya sangat murah dan sebaliknya ada yang bertanya mengapa harganya mahal. Dari sini Lia belajar untuk sabar dan tetap memberikan produk yang bagus sesuai dengan harga serta prosesnya yang panjang. 

“Awalnya sedih, tapi jadi sadar berarti ini tugasnya Paperukka untuk ngenalin, kalau bunga kertas harganya segitu karena gak tiba-tiba langsung jadi, ada proses panjang untuk mengubah kertas sampai bisa jadi bunga,” cerita Lia kepada Fimela. 

Dari sini Lia membuat konsep #kertasjadibunga dimaksudkan tidak hanya sekadar menjual produk bunga kertas saja, tetapi juga melihat proses pembuatan selembar kertas bisa menjadi bunga yang indah. 

“Harapannya si #kertasjadibunga ini bisa ngimbangin kalo bunga kertas itu ya barengan sama si prosesnya. Tanpa ada proses handmadenya itu, kertasnya cuma akan tetap jadi kertas,” tutup Lia. 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading