Sukses

Lifestyle

Menjelajahi Istanbul, Kota Dua Benua di Turkiye dengan Segudang Keindahannya

Fimela.com, Jakarta Turkiye menyimpan segudang keindahan dan kekayaan budaya Islam kuno yang kuat. Seperti di Istanbul misalnya, masih banyak bangunan dan peninggalan dari masa kekaisaran Byzantium hingga kekaisaran Turki Ottoman yang masih bisa dinikmati sampai saat ini.

Ini yang menjadi alasan mengapa Istanbul selalu memiliki tempat tersendiri di hati setiap pelancong dari penjuru dunia. Selain itu, Istanbul juga menjadi satu-satunya kota yang terletak di dua benua, yaitu Asia dan Eropa.

Tidak hanya dikenal dengan masjidnya, ada banyak tempat-tempat bersejarah lainnya di Istanbul. Seperti taman tulip yang memiliki makna magis hingga restoran tertua di negeri berjuluk Transkontinental tersebut.

FIMELA menjadi salah satu media yang beruntung yang bisa mengeksplorasi keindahan tempat bersejarah di Istanbul dalam perjalanan Ramadan In Turkiye bersama dengan Turkiye Tourism Promotion and Development Agency (TGA).

Cocok bagi yang ingin berwisata religi selama bulan Ramadan di Turki, berikut 7 destinasi wisata yang wajib dikunjungi selama di Istanbul. Apa saja? Yuk, kita intip berikut ini.

 

1. Jalan Istiklal

Tidak jauh dari Masjid Taksim, ada lagi spot wisata asyik yang wajib dikunjungi. Adalah Istiklal Street (jalan Istiklal) yang menjadi salah satu jalan paling terkenal di Istanbul. Jalan tersibuk di Istanbul ini tidak hanya diramaikan penduduk setempat tetapi juga turis asing. 

Terletak di distrik Beyoglu, Istanbul bagian Eropa, merupakan sebuah jalan pedestrian elegan, dikelilingi bangunan-bangunan kuno estetik dengan arsitektur khas Ottoman serta Art Deco dari tahun-tahun awal Republik Turki.

Jalan yang panjangnya sekitar 1,4 meter ini terhubung dari Taksim Square ujung utara hingga Tunnel Square ujung selatan, berisikan butik, toko musik, toko buku, galeri seni, bioskop, perpustakaan, klub malam, hingga restoran bersejarah.  Central Station Istanbul Metro juga berada di sini. Begitu juga keberadaan trem tradisional Turki yang berwarna merah, yang sudah beroperasi sejak tahun 1875.

Pada pagi hingga siang hari selama bulan Ramadan, jalanan ini cukup sepi pengunjung. Berbanding terbalik di malam hari. Beberapa cafe dan restoran bahkan memperpanjang jam kerja mereka hingga dini hari.

Selama musim semi di bulan Ramadan, pastikan kamu mengenakan pakaian tebal karena suhu yang begitu dingin mencapai 9-11 derajat celcius, ditambah kucuran hujan yang bisa membuat pakaianmu basah.

2. Pusat Kebudayaan Atatürk (AKM)

Selain jalan Istiklal, di depan Masjid Taksim terdapat pusat kebudayaan yang menarik untuk dikunjungi sembari menunggu buka puasa. Atatürk Kültür Merkezi atau Pusat Kebudayaan Atatürk, merupakan tempat seni yang kerap menghadirkan pentas seni dan budaya Turki.

Beragam pameran dan pentas dihadirkan sesuai hari bersejarah di Turki. Terdapat juga teater yang bisa ditonton dan daftar terlebih dahulu melalui situs biletinial.com. Dibuka pada tahun 2021 dengan konser spektakuler London Philharmonic Orchestra, Atatürk Cultural Center lebih hidup dari sebelumnya dengan struktur kontemporer yang dirancang baru oleh salah satu arsitek terkenal Türkiye, Murat Tabalıoğlu. Sebagai pusat seni terbesar di Türkiye dan salah satu daya tarik pengunjung İstanbul, Pusat Kebudayaan Atatürk di Taksim menyambut berbagai seniman yang luar biasa dan mempersembahkan pertunjukan yang mendebarkan dengan pemrogramannya.

Gedung AKM yang baru meliputi Gedung Opera berkapasitas 2.040 kursi yang dirancang dengan peralatan teknologi canggih, Aula Teater berkapasitas 781 kursi, Galeri AKM seluas 410 meter persegi, Aula Serba Guna AKM, Pusat Seni Anak, Panggung Musik, Studio Rekaman, dua perpustakaan, dan masih banyak lagi.

3. Buka Puasa di Restoran Tertua Istanbul

Ingin menikmati makanan khas Turki untuk buka puasa? Salah satu restoran tertua di Istanbul, Haci Abdullah Lokantasi bisa menjadi pilihan. Sepanjang sejarahnya, restoran Haci Abdullah sering dikunjungi oleh para penguasa, pejabat negara, dan politisi papan atas.

Restoran ini didirikan pada tahun 1888 oleh Haci Abdullah Efendi di Karakoy Quay, Istanbul dengan nama Abdullah Efendi Lokantasi selama periode terakhir kekaisaran Ottoman. Namun pada tahun 1916, restoran tersebut dipindahkan karena gempa bumi di dekat lokasi aslinya. Selama beberapa tahun, restoran ini juga sempat pindah ke lokasi Beyoglu lainnya hingga saat ini berada di Hüseyinağa, Atif Yilmaz, Beyoglu dan berganti nama jadi Haci Salih Lokantasi. 

Beragam jenis masakan disajikan dalam etalase seperti di kantin. Mulai dari pilihan sup sayuran, salad, nasi, pilihan daging, hingga makanan penutup yang terdiri dari aneka buah-buahan khas Turki seperti Quince.

Salah satu menu bernama lamb shanks with eggplant berupa daging domba yang disajikan bersama nasi dan tumis terong patut dipertimbangkan. Cita rasanya yang gurih dan familiar seperti nasi kebuli akan cocok dengan lidah orang Indonesia.

4. Gulhane Park

Berjalanlah sekitar 1,5 km dari masjid Hagia Sophia. Kamu akan menemukan taman bunga tulip yang Indah dan hanya bisa dinikmati selama satu bulan di Turki periode musim semi yakni 1 hingga 30 April.

Gulhane Park merupakan taman perkotaan bersejarah di distrik Eminönü, Istanbul. Taman tersebut berada di halaman Istana Topkapi dan menghadap Selat Bosphorus serta Laut Marmara. Taman yang semula merupakan kebun luar Istana Topkapi ini dibuka sebagai tempat rekreasi publik pada tahun 1912.

Beristirahatlah sejenak dari kesibukan lalu lintas kota Istanbul, bersantailah di bangku taman sambil melihat bunga tulip yang bermekaran dan mendengarkan kucuran air mancur yang menenangkan.

Bunga tulip sangat berarti bagi masyarakat Turki, bahkan bentuk bunga tulip juga diidentikan dengan tulisan Allah. Sebelum tulip sukses menjadi icon Holland, ternyata tulip lebih dulu menjadi simbol nasional kerajaan Ottoman dan dibudidayakan secara profesional saat itu. 

“Itu sebabnya bunga tulip memiliki arti yang sangat besar bagi masyarakat Turki. Makanya kita menggunakannya di banyak tempat seperti di istana, masjid, dan lain sebagainya.  Kami juga mengadakan festival tulip dari Awal April hingga akhir,” kata  Osman Ozman, Tour Guide dari Turkish Tourism Promotion and Development Agency (TGA).

5. Pierre Loti

Tidak jauh dari Masjid Eyup Sultan, terdapat kafe di puncak bukit Pierre Loti yang terkenal. Bukit Pierre Loti merupakan puncak bukit yang menawarkan pemandangan kota mempesona, termasuk tanduk emas atau muara pemisah kota Istanbul, dan Bosphorus atau selat yang memisahkan Turki Eropa dan Asia.

Nama “Pierre Loti” sendiri berasal dari penulis dan petualang Prancis terkenal bernama Orientalis Julien Viaud atau  juga dikenal sebagai Pierre Loti. Pierre Loti, yang jatuh cinta dengan Istanbul dan sering mengunjungi bukit tersebut  pada tahun 1876 untuk menikmati pemandangan.

Pierre Loti Hill menawarkan pemandangan menakjubkan dan koleksi arsitektur İstanbul kuno yang telah dilestarikan dengan penuh cinta sejak abad ke-19. 

Bukit ini merupakan tempat yang populer untuk selfie dan merupakan rumah bagi enam rumah bersejarah yang telah diubah menjadi hotel butik. Ada juga restoran dan kafe yang familiar, di mana kamu bisa menikmati pemandangan dengan secangkir teh atau kopi Turki, yakni Pierre Loti & Cafe.

Di Turki sendiri, teh dimaknai sebagai hadiah setelah seharian bekerja keras. Karena itu, biasanya teh disajikan setelah makanan penutup. Untuk dapat melihat panorama Istanbul lebih jelas, kamu bisa datang ke Pierre Loti Hill saat pagi atau siang hari.

6. Camlica Hill

Sebelum pergi ke Camlica Mosque, masjid terbesar di Turki, berkunjunglah sejenak ke Camlica Hill, dataran tinggi paling tinggi di Istanbul. Nama Camlica sendiri berakar dari pohon pinus di daerah tersebut (Cam berarti Pinus dalam bahasa Turki). Pemukiman pertama mengubah seluruh wilayah menjadi hutan pinus, yang tidak hanya bertahan selama periode Romawi tetapi juga Bizantium. Dulu, bukit ini ditutupi oleh pohon pinus yang sangat lebat hingga tidak ada sinar matahari yang menembusnya.

Berada di bagian Asia kota Istanbul dengan ketinggian sekitar 268 m di atas permukaan laut, bukit ini menyuguhkan pemandangan indah dari bagian selatan Bosphorus dan mulut Tanduk Emas. Tempat ini cocok sekali sebagai spot berfoto yang indah sambil menikmati panorama Istanbul yang menakjubkan.

Bukit ini melibatkan banyak berjalan dengan jalanan yang dilapisi paving block, jadi pakailah sepatu yang nyaman. Selama musim semi, cuaca bisa menjadi sangat dingin, pastikan kamu juga tetap hangat.

7. Beykoz Glass and Crystal Museum

Masih berada di sisi Asia kota Istanbul, berkunjunglah ke Beykoz Glass and Crystal Museum. Jauh sebelum menjadi museum, tempat berdindingkan bata coklat ini merupakan kandang kuda.

Bangunan sejarah ini dibangun oleh Abraham Pasha yang merupakan pengurus rumah tangga Khedive Mesir İsmail Pasha dan dipromosikan sebagai wazir oleh Sultan Abdülaziz untuk menugaskan paviliun kandang burung, kolam, teater di tanahnya di Beykoz pada abad ke-19 .

Tempat ini juga pernah dijadikan sebagai tempat produksi kaca pada periode-periode terakhir. Kekaisaran Ottoman. Hingga akhirnya,  telah diubah menjadi museum setelah dipugar secara menyeluruh oleh Administrasi Istana Nasional.

Museum ini menampilkan pembuatan kaca dalam sejarah Turki melalui contoh-contoh yang gemerlap dan luar biasa. Selain itu, museum juga menampilkan koleksi eksklusif yang terdiri dari karya seni yang diproduksi di Eropa untuk Istana Ottoman. Terdapat pula  taman megah yang ditanami tanaman eksotis yang memesona dan 117 spesies pohon berbeda di setiap naungan hijau.

Perlu diketahui, saat memasuki museum ini, pengunjung tidak diperkenankan untuk mengabadikannya melalui perangkat apapun. Museum ini hanya bisa dinikmati oleh mata saja. Selain itu, tersedia juga hot glass workshop bagi kamu yang ingin belajar membuat aksesori berupa gelang dan kalung dari glass atau kaca. 

 

 

8. Museum of The History of Science and Technology in Islam

Terletak di taman Gulhane, ini merupakan salah satu museum terbaik di Istanbul.  Dengan area pameran seluas 3550 meter persegi yang tersebar di dua lantai, museum ini menyajikan replika instrumen ilmiah, gambar, peta, alat dan perangkat yang ditemukan dan dikembangkan oleh para sarjana Islam antara abad ke-9 dan ke-16. Koleksi yang mengesankan ditampilkan dalam susunan sistematis yang meningkatkan pengalaman pengunjung.

Museum dibuka setiap hari pukul 09.00 sampai 18.00. Harga tiket mulai 100 lira saja atau sekitar Rp75 ribu rupiah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading