Sukses

Lifestyle

2 Mitos dan Fakta Tentang IQ Tinggi Anak

Fimela.com, Jakarta Setiap orang memiliki tingkatan IQ yang berbeda-beda. Memang beberapa orang sudah dianugerahi oleh Tuhan IQ yang tinggi sejak lahir. Namun, IQ bukanlah penentu kesuksesan hidup setiap orang. Melansir dari onecentralhealth.com.au, IQ atau Intelligence Quotient merupakan ukuran kemampuan penalaran seseorang. Tes IQ dapat diberikan dan digunakan untuk beberapa tujuan serta alasan. 

Biasanya untuk anak, tes IQ digunakan untuk mendiagnosis prestasi sekolah, sedangkan untuk orang dewasa untuk menentukan kesesuain pekerjaan. Tes IQ dimulai dengan mengukur memori jangka pendek dan panjang. Selain itu, juga mengukur kemampuan pemecahan masalah, kemampuan mengingat dan cara menyelesaikan aktivitas seseorang. 

Perlu diingat bahwa memiliki IQ rendah bukan berarti seseorang tidak memiliki kehidupan yang berkualitas dan sukses, begitu juga sebaliknya karena setiap orang memiliki keunggulan di bidangnya masing-masing. Tes IQ juga biasanya berguna untuk pemetaan bagi mereka yang masih bingung dengan bidang yang harus difokuskan sehingga biasa digunakan untuk penempatan pendidikan atau penentuan pekerjaan.

Mitos dan Fakta Tentang IQ Tinggi Anak

Melansir dari parentcircle.com, terdapat dua mitos dan fakta mengenai IQ tinggi. 

Mitos pertama adalah IQ tinggi diperlukan untuk berhasil dalam hidup dan memiliki karier yang sukses. Sedangkan faktanya, memiliki IQ tinggi memang penting dan biasanya mereka yang memiliki IQ tinggi cenderung berprestasi lebih baik di sekolah.

Dan beberapa faktor lainnya dalam hidup. Namun, IQ tidaklah cukup, untuk mencapai tujuan karier, kamu juga membutuhkan kepercayaan diri dan ketegasan dalam membentuk hubungan yang profesional dan mengelola konflik secara efektif di tempat kerja. 

Setelah itu, mitos yang kedua adalah IQ merupakan satu-satunya cara untuk mengukur kecerdasan anak. Namun, faktanya mengukur tingkat IQ sering dikritik sebagai metode pengukuran kecerdasan secara sepihak.

IQ seseorang dapat bergantung pada faktor-faktor di luar kendali seperti status sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Selain itu, kecerdasan memiliki banyak jenis sehingga setiap anak memiliki tingkat kecerdasannya masing-masing, terutama bagi mereka yang memiliki kecerdasan yang rendah, mungkin saja ia memiliki keahlian di bidang lainnya. 

 

 

Cara Meningkatkan IQ Anak

Dilansir dari onlymyhealth.com, berikut beberapa cara untuk meningkatkan IQ anak:

  1. Melakukan aktivitas memori seperti teka-teki silang, sudoku, teka-teki gambar, dan catur. Permainan atau aktivitas memori tidak hanya meningkatkan daya ingat, tetapi juga dapat meningkatkan IQ anak. Penalaran dan bahas menjadi dua hal yang membuat otak menjadi bekerja dan memberikan pengaruh keterampilan berpikir kognitif. 
  2. Melakukan kegiatan penalaran visuospasial seperti mempelajari atau memahami model 3D, memecahkan labirin, dan lainnya. Kegiatan ini akan melibatkan proses mental yang berkaitan dengan representasi fisik dari kata atau frasa dan dapat meningkatkan IQ seseorang karena anak akan dilatih untuk berpikir lebih baik dan kreatif.
  3. Keterampilan relasional. Perkembangan kognisi dan bahasa seseorang akan dapat meningkatkan IQnya. Oleh karena itu, orangtua hanya perlu fokus pada penalaran verbal dan numerik karena dapat meningkatkan kecerdasan anak. 
  4. Kegiatan membaca. Kegiatan ini jika dilakukan secara rutin setiap harinya oleh orangtua dan anak akan memberikan manfaat pada peningkatan IQ anak. Selain itu, juga dapat mempererat hubungan orangtua dan anak. Cara membaca dongeng atau cerita sebelum tidur juga dapat memberikan manfaat pada perkembangan keterampilan anak

 

 

 

*Penulis: Fani Varensia

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading