Fimela.com, Jakarta Pernahkah bertanya-tanya mengapa generasi Z terlihat cepat merasa jenuh terhadap sesuatu? Baik itu dalam hal pekerjaan, hiburan, bahkan hubungan, banyak Gen Z yang kerap mencari hal baru dan mudah beralih perhatian. Fenomena ini bukan tanpa sebab dan menarik untuk dibahas lebih dalam.
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era digital yang serba cepat. Paparan terhadap informasi dan hiburan yang instan membuat mereka terbiasa dengan perubahan yang dinamis. Maka dari itu, ketika suatu hal dirasa monoton, rasa bosan pun datang dengan cepat.
Lewat artikel ini, Sahabat Fimela akan diajak memahami alasan-alasan mendasar di balik kecenderungan Gen Z yang mudah merasa bosan. Dengan memahami penyebabnya, kita bisa lebih bijak dalam berinteraksi, bekerja sama, atau bahkan membimbing generasi ini agar lebih fokus dan termotivasi.
Advertisement
Advertisement
1. Terbiasa dengan Stimulus Cepat
Gen Z hidup di tengah dunia digital yang menyuguhkan informasi secara instan. Konten video pendek, scrolling media sosial tanpa henti, dan akses cepat ke berbagai hiburan membuat otak mereka terbiasa menerima rangsangan secara cepat dan terus-menerus.
Akibatnya, ketika dihadapkan pada situasi yang membutuhkan kesabaran atau konsentrasi jangka panjang, Gen Z cenderung cepat kehilangan minat. Ini bukan karena mereka tidak kompeten, melainkan karena pola otak mereka sudah terbiasa dengan stimulus yang lebih dinamis.
2. Pilihan Tak Terbatas
Hidup di era digital membuat Gen Z memiliki begitu banyak pilihan, dari gaya hidup, hiburan, hingga karier. Banyaknya opsi ini bisa memberi kebebasan, tetapi juga membuat mereka mudah merasa bosan karena selalu tergoda untuk mencari pilihan lain yang lebih menarik.
Misalnya, ketika menonton serial atau bermain game, mereka bisa dengan mudah berpindah ke konten lain jika mulai merasa jenuh. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam aspek kehidupan lain, seperti pekerjaan atau hubungan.
Advertisement
3. Kurangnya Tantangan Personal
Meski tumbuh dalam dunia yang cepat, banyak Gen Z yang justru merasa kurang tertantang secara personal. Banyak hal kini terasa mudah diakses, sehingga mereka jarang mengalami proses panjang yang membangun kesabaran dan ketekunan.
Ketika tidak ada tantangan atau hal yang benar-benar memicu rasa ingin tahu dan semangat, rasa bosan mudah muncul. Gen Z cenderung mencari hal yang bisa langsung memberi kepuasan atau excitement secara instan.
4. Tekanan Media Sosial
Media sosial memberi ruang untuk berekspresi, tapi juga bisa menciptakan tekanan tersendiri. Gen Z sering merasa harus selalu mengikuti tren, tampil menarik, dan tetap relevan di dunia maya. Tekanan ini bisa memicu rasa jenuh dan kelelahan mental.
Rasa bosan bisa muncul karena kehidupan yang dijalani terasa tidak cukup "seru" dibandingkan dengan apa yang mereka lihat di media sosial. Ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita, ketidakpuasan pun muncul.
Advertisement
5. Perubahan Nilai dan Prioritas
Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat sadar akan nilai hidup, kesehatan mental, dan keseimbangan hidup. Mereka tidak segan meninggalkan sesuatu yang tidak memberi makna, termasuk pekerjaan atau hubungan.
Mereka lebih mudah merasa bosan jika merasa tidak ada nilai yang dibawa dari apa yang mereka lakukan. Maka dari itu, penting bagi lingkungan sekitar untuk menyentuh sisi emosional dan idealisme Gen Z agar tetap terlibat dan bersemangat.