Sukses

Parenting

Wanita-Wanita di India Sibuk 'Menyewakan' Rahimnya

Sebuah berita kontroversial datang dari India. Dikabarkan bahwa di sana banyak wanita yang sibuk dengan pekerjaan barunya. Apa yang salah ya dengan pekerjaan mereka tersebut?

Ada lebih dari puluhan wanita di India bekerja dengan menyewakan rahimnya. Mereka telah melahirkan 500 orang bayi yang dipesan oleh orang asing dari berbagai negara. Di satu sisi pekerjaan ini bisa dimengerti dan dianggap mulia, namun di sisi lain tak bisa dipungkiri bahwa hal ini adalah praktek yang mengundang kritik dan dikatakan melanggar HAM.

Dikutip dari Yahoo Shine, adalah Dr Nayana Patel, seorang wanita yang menjadi direktur dari klinik tersebut. Wanita-wanita yang bekerja di sana akan diberikan perawatan dan nutrisi terbaik selama menjalani kehamilan hingga proses melahirkan.

"Klinik Akansha Infertility ini memberikan wanita sebuah pekerjaan fisik, dengan bayaran yang tinggi. Mereka melakukan sebuah usaha tanpa harus menderita kerugian apapun," ungkap dokter Nayana menjelaskan misi dari kliniknya. Tujuannya baik, dari wanita untuk wanita. Wanita-wanita ini punya keinginan untuk membantu wanita lain yang tidak seberuntung dirinya, bisa mengandung dan melahirkan. Umumnya wanita yang dibantu adalah mereka yang kesulitan punya anak dan sudah rindu ingin memiliki momongan.

Klinik tersebut adalah sebuah bangunan yang meliputi ruangan berkumpul, apartemen untuk tamu menginap, ruangan melahirkan, restaurant serta gift shop.
Courtesy YahooShine 

Diberi gaji yang besar

Mereka yang bekerja di sini rata-rata menerima sekitar 90 jutaan dalam setiap service yang diberikan. Jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan penghasilan suami setiap bulannya yang rata-rata hanya 450 ribu rupiah. Untuk bekerja di klinik ini, seorang wanita diwajibkan tinggal di asrama dan hidup selibat (tidak menikah) selama kehamilan.
Dan untuk beberapa kasus, mereka bahkan disewa selama 8 minggu untuk menjaga dan menyusui si bayi sampai si bayi siap dibawa oleh orang tuanya.

Perasaan seorang ibu

Tentunya tidak mudah untuk bersikap profesional dan melepaskan anak yang telah dilahirkannya untuk diberikan kepada orang lain. Salah seorang wanita yang bekerja di sana, bernama Edan mengakui bahwa ia pernah merasa sangat merindukan anaknya dan menjalani masa sulit ketika harus berpisah dengan anak yang telah dilahirkan.

"Aku menghabiskan sekian banyak waktu dengannya. Merasa terikat dengannya secara emosional sejak ia dalam kandungan. Dan hanya aku yang tahu bagaimana rasa sakit yang harus dilewati ketika mengandung dan melahirkannya. Tetapi dalam benakku, ini semua bukan tentang aku. Tetapi demi kehidupan anak-anakku yang lebih baik lagi," kisahnya.
Courtesy IVF.Surrogate 

Kritikan tajam terhadap Surrogacy

Ada banyak kritikan tajam yang harus dihadapi oleh dokter dan wanita di sana. Apa yang telah dilakukan dianggap sebagai bisnis belaka, perdagangan bayi, pabrik penghasil bayi, dan lain sebagainya.

Bahkan seorang sosiolog bernama Marylin Crawshaw merasa prihatin karena hal ini. Tentunya tak dapat dipungkiri bahwa kondisi perekonomianlah yang mendorong terjadinya hal ini, bukan semata-mata hal kemanusiaan saja.

Apabila seandainya wanita-wanita itu hidup berkecukupan, akankah mereka mau mengorbankan anak yang telah dilahirkan untuk diberikan kepada orang lain? "Sekali lagi, pemicunya adalah faktor ekonomi," tutup Marilyn.

Bagaimana menurut Anda tentang kasus ini, apakah Anda setuju dengan alasan kemanusiaan yang dikemukakan dokter Nayana patel?

 (vem/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading