Sukses

Parenting

Cerita Ayah Gunakan TikTok untuk Menunjukan Bagaimana Menjadi Orangtua dengan Sindrom Tourette

ringkasan

  • Glen Cooney, seorang ayah berusia 40 tahun mengalami gangguan neurologis
  • Glen memerlihatkan menjadi seorang ayah dengan gangguan neurologis lewat aplikasi TikTok

Fimela.com, Jakarta Glen Cooney, seorang ayah berusia 40 tahun dari Guernsey, Inggris, membagikan pengalamannya menjadi orang tua dengan sindrom Tourette di TikTok.

Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis, kelainan di mana orang melakukan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan di luar kendali mereka, yang disebut tics.

Tics muncul di mana saja antara usia dua dan 15 dan cenderung berkurang atau menjadi lebih terkontrol setelah masa remaja, menurut Mayo Clinic.  National Institutes of Health memperkirakan 10 dari 1.000 anak menderita sindrom Tourette.

Video Cooney menampilkan dirinya dan ketiga anaknya saat mereka memasak, mengunjungi toko, dan melakukan aktivitas lainnya.

Melansir Bussinnerinsider, TikTok Glen Cooney sering kali dimulai dengan video memasak di platform. Video memasak sepele berubah menjadi pertarungan makanan yang seru bersama anak-anaknya. 

Memanggang kue dengan dua anak bungsunya, Olly dan Daniel, tidak lama setelah membuka kemasan adonan, karena Cooney merobeknya hingga terbuka, menghamburkan bubuk dan keping cokelat ke seluruh meja dan di kepala putra-putranya saat mereka tertawa.

Cooney menunjukkan ticsnya kepada 164.000 pengikutnya di TikTok, mulai dari menggosokkan puding di rambut putranya saat memasak hingga melempar telur tanpa sengaja. Keseruan menjadi orang tua pun ditampilan lewat video Tik Tok tersebut.

 

Tujuan Menggunakan TikTok

Cooney adalah bagian dari semakin banyak influencer yang mencoba meredakan sindrom Tourette di TikTok

Dalam waktu kurang dari sebulan, Cooney telah mengumpulkan jutaan tampilan.  Cooney mengatakan tujuannya adalah untuk melemahkan kondisi tersebut dan menunjukkan bahwa ia bisa menjadi orang tua yang hebat saat hidup bersamanya.

Dia adalah bagian dari tren influencer yang lebih besar yang menggunakan platform mereka untuk membahas sindrom Tourette. Cooney juga mengalami serangan balik, yang dialamatkannya dalam video berjudul "Tourette is not fake."

 “Itu tidak baik, itu tidak membuat kita merasa lebih baik. Orang-orang harus menerimanya dan tidak.  Sambungkan ke internet, lakukan riset, atau berhenti mengikuti,” ujar Cooney. 

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading