Sukses

Parenting

Benarkah Kepintaran Anak adalah Warisan Orangtua? Cek Faktanya

Fimela.com, Jakarta Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan untuk dirawat dan dilindungi dengan sepenuh hati. Genetik orangtua memainkan peran besar dalam perkembangan anak, dimulai dari fitur wajah, tinggi badan, kondisi kesehatan, sampai tingkah lakunya. Ternyata, kecerdasan anak juga diturunkan oleh orangtuanya, Lho! Ada penelitian khusus yang mengatakan bahwa kecerdasan anak diturunkan dari genetik sang ibu.

Banyak yang bertanya-tanya dari mana kecerdasan anaknya diberikan. Apakah itu karena rajin belajar? Atau bawaan dari orangtuanya? Jawabannya adalah dua-duanya. Kecerdasan anak bisa datang dari sifat rajin anak itu sendiri dan turunan dari orangtuanya, terutama dari sang ibu. Tingkat kecerdasan seorang anak bisa mengacu pada ibunya, genetik sang ibu yang menentukan seberapa pintar anak-anaknya. Sementara sang ayah tidak memberikan banyak kontribusi pada kecerdasan sang anak. 

Walaupun begitu, tingkat kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya, termasuk cara mereka bergaul. Terbukti pula bahwa penyebab mengapa tingkat kepintaran anak diwarisi oleh sang ibu adalah karena sel kromosom X. Perempuan memiliki dua kali sel kromosom X dibandingkan pria, lalu apa hubungannya dengan tingkat kecerdasan anak?

Kromosom X bertanggung jawab untuk membawa kecerdasan

Sebuah penelitian mengatakan bahwa kromosom X perempuan telah dikaitkan dengan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif dan kecerdasan. Pada dasarnya, perempuan memiliki dua kromosom X (XX) sementara pria hanya memiliki satu kromosom X dan satu Y (XY). Kromosom sendiri merupakan molekul yang terdapat di dalam inti sel dan membawa materi genetik atau informasi genetik. Peran kromosom disini adalah untuk pewarisan sifat-sifat genetik dari generasi ke generasi, melalui proses reproduksi yang diturunkan dari ibu dan ayah ke anak-anak. Selain itu, kromosom juga bertanggung jawab pada kondisi fisik, sifat perilaku, dan tingkat penyerapan informasi individu tersebut.

Sebab pria hanya memiliki satu kromosom X, maka mereka cenderung lebih rentan terhadap gangguan genetik yang terkait dengan perkembangan kognitif. Penelitian dari University of Washington menemukan bahwa ikatan emosional antara seorang ibu dengan anaknya berperan penting untuk pertumbuhan otak sang anak. Hipokampus, salah satu bagian dari otak yang memegang peran penting dalam daya ingat, penyerapan informasi, dan respons emosional seseorang, juga memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Seorang anak yang memiliki ikatan emosional yang dekat dengan sang ibu, memiliki hipokampus lebih besar daripada rata-rata anak yang jauh terhadap ibunya. 

 

 

 

Perkembangan tingkat kecerdasan seseorang sedari dini

Melansir dari NCBI, tingkat kecerdasaan seseorang terus berkembang sejak dimulainya kehidupan hingga dewasa. Secara signifikan menunjukkan bahwa masa sekitar 40% pada masa kanak-kanak, 50% masa remaja, hingga 60% masa dewasa. Seiring bertambahnya usia, tingkat kecerdasan seseorang pun semakin akan semakin meningkat. Fungsi otak semakin matang dalam penerimaan dan penyerapan informasi. 

Ditambah lagi dengan ikatan batin antara seorang anak dengan ibu, dimulai sejak lahir dan berkembang seiring berjalannya waktu. Ikatan emosional anak-ibu yang baik dan sehat sangat penting dalam perkembangan anak. Sifat perhatian ibu, kasih sayang ibu, dan dukungan emosional seorang ibu terhadap anaknya akan membangun ikatan batin yang kuat, ini akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak tersebut.

Terlepas dari itu semua, kecerdasan seseorang memang bisa dipengaruhi oleh genetik sang ibu, namun tidak secara keseluruhan dan tidak bisa menjadi acuan utama dari tingkat intelektual seseorang. Banyak faktor lain yang menentukan seberapa pintar atau cerdas anak, contohnya seperti lingkungan sosial, lingkup pertemanan, kondisi fisik dan mental anak, hingga ikatan emosional dengan orang terdekatnya. Ruang lingkung lingkungan dengan interaksi sosial yang baik bisa membantu perkembangan kecerdasan seseorang secara positif. 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

 

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading