Sukses

Parenting

Perlukah Anak Ikut Les? Pertimbangkan Dulu 6 Hal Ini!

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, di tengah dunia pendidikan yang semakin kompetitif, banyak orangtua merasa perlu memberikan dukungan tambahan kepada anak melalui les di luar jam sekolah. Pilihannya pun beragam—mulai dari les akademik, kursus bahasa asing, hingga kelas minat seperti menggambar atau musik. 

Namun, sebelum memutuskan untuk mendaftarkan anak ke berbagai kegiatan tersebut, penting bagi orangtua untuk mempertimbangkan apakah les benar-benar dibutuhkan atau hanya mengikuti “arus”. Memberikan les memang bisa menjadi salah satu bentuk perhatian dan kepedulian terhadap masa depan anak. Namun, jika tidak didasarkan pada kebutuhan dan kesiapan anak, les justru bisa memberikan tekanan yang tidak perlu. 

Maka dari itu, keputusan ini sebaiknya tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Melansir dari beberapa sumber termasuk parents.com, berikut enam hal penting yang patut dipertimbangkan sebelum mendaftarkan anak ke kegiatan les tambahan.

1. Apa Tujuan Utamanya?

Sebelum mendaftarkan anak les, pastikan dulu apa tujuan utamanya. Apakah ingin memperbaiki nilai, mengasah bakat, atau hanya karena ikut-ikutan lingkungan sekitar? Tanpa tujuan yang jelas, les bisa terasa tidak terarah dan menguras energi.

Dengan tujuan yang tepat, orangtua bisa memilih jenis les yang sesuai dengan kebutuhan anak. Misalnya, les privat untuk memperkuat pelajaran tertentu atau kelas hobi untuk menyalurkan minat anak secara positif.

2. Apakah Anak Membutuhkannya?

Tak semua anak butuh les tambahan. Jika anak sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah dan tidak menunjukkan kesulitan, mungkin ia belum memerlukan bimbingan ekstra.

Sebaliknya, jika anak mulai merasa tertinggal, bingung memahami materi, atau butuh cara belajar yang lebih personal, maka les bisa menjadi dukungan yang tepat untuk membantunya lebih percaya diri.

3. Apakah Anak Tertarik?

Pastikan keputusan ikut les bukan hanya keinginan orangtua. Dalam arti, libatkan anak dalam memilih, agar ia merasa memiliki kendali atas aktivitasnya sendiri. Saat anak menyukai kegiatannya, proses belajarnya akan jauh lebih menyenangkan.

Jika anak terlihat enggan atau merasa terbebani, sebaiknya pikirkan ulang. Les seharusnya jadi sarana pengembangan diri, bukan kewajiban tambahan yang membuat anak kehilangan semangat.

4. Perhatikan Keseimbangan Waktu

Jangan sampai waktu anak habis hanya untuk belajar. Bermain, istirahat, dan bersosialisasi juga penting untuk tumbuh kembangnya. Terlalu banyak aktivitas bisa membuat anak lelah dan stres. 

Pastikan jadwal les tidak mengambil waktu bermain atau waktu tenang anak. Keseimbangan inilah yang akan membuat anak tumbuh dengan sehat—bukan hanya secara akademis, tapi juga emosional.

5. Kesiapan dan Kondisi Keluarga

Selain kesiapan anak, orangtua juga perlu siap dari segi waktu, tenaga, dan biaya. Apakah les ini bisa dijalankan tanpa mengganggu rutinitas keluarga atau justru menambah beban?

Jika iya, maka les bisa dijalankan dengan lebih tenang. Tapi jika justru membuat keluarga kewalahan, lebih baik pertimbangkan alternatif belajar yang lebih fleksibel.

6. Evaluasi Secara Berkala

Sering kali, setelah anak mengikuti les beberapa minggu atau bulan, orangtua lupa untuk mengevaluasi hasilnya. Apakah anak merasa terbantu? Apakah ia lebih nyaman dan percaya diri dengan pelajarannya? 

Jika les tidak memberikan dampak yang diharapkan, mungkin perlu dilakukan penyesuaian. Jangan ragu untuk mengganti metode, mencari pengajar lain, atau bahkan berhenti sementara jika dirasa terlalu membebani anak.

 

Semoga informasi di atas bermanfaat, ya, sahabat Fimela!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading