Sukses

Parenting

7 Kalimat untuk Meredakan Tantrum saat Si Kecil Minta Mainan

Fimela.com, Jakarta Kamu pasti pernah ada di posisi ini: sedang berjalan santai di pusat perbelanjaan, tiba-tiba si kecil berhenti di depan rak mainan. Matanya berbinar, jarinya menunjuk satu boneka lucu, dan dalam sekejap—tangisan keras pun pecah karena kamu bilang, “Nanti aja ya, Nak.”

Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang tua yang mengalami situasi seperti ini. Saat anak mengalami tantrum, terutama karena keinginan yang tak terpenuhi, sebenarnya mereka sedang belajar mengelola emosi—sesuatu yang bahkan orang dewasa pun masih berlatih setiap hari. Dan di momen seperti inilah, kata-kata yang kamu pilih bisa menjadi “jembatan” untuk menenangkan, bukan memicu lebih banyak tangisan.

Sahabat Fimela, berikut tujuh kalimat sederhana yang bisa kamu gunakan untuk meredakan tantrum si kecil saat minta mainan—disertai makna dan cara penggunaannya agar kamu tetap tenang, dan si kecil merasa dipahami.

1. “Mama tahu kamu pengin banget mainan itu, ya.”

Kalimat ini adalah bentuk validasi perasaan. Anak perlu tahu bahwa perasaannya diakui, bukan diabaikan. Dengan mengucapkannya, kamu mengajarkan bahwa tidak apa-apa merasa kecewa. Kadang, anak hanya butuh didengarkan, bukan diberi solusi instan.

2. “Mainan itu memang lucu banget, ya. Yuk, kita lihat dulu yang lain.”

Alih-alih langsung berkata tidak, ajak anak untuk beralih fokus. Ini cara halus untuk mengalihkan perhatian tanpa membuat mereka merasa diabaikan. Anak kecil mudah tertarik dengan hal baru, jadi tunjukkan sesuatu yang juga menarik, tapi bukan dalam konteks membeli.

3. “Kita bisa catat dulu mainan ini buat hadiah ulang tahunmu nanti.”

Anak belajar tentang konsep menunggu dan prioritas dari hal-hal kecil seperti ini. Dengan memberi janji konkret di masa depan (dan menepatinya), kamu membangun rasa percaya dan mengajarkan bahwa keinginan bisa ditunda, tapi tidak selalu diabaikan.

4. “Sekarang bukan waktunya beli mainan, tapi kamu boleh pilih mau bantu Mama belanja yang mana.”

Kalimat ini memberi anak rasa kontrol. Saat anak tantrum, salah satu pemicunya adalah perasaan tidak berdaya. Memberinya pilihan sederhana bisa membantu mereka merasa dihargai dan kembali tenang.

5. “Mama tahu kamu kecewa, tapi Mama tetap sayang kamu, ya.”

Emosi yang besar sering kali membuat anak takut kehilangan kasih sayang. Kalimat ini menegaskan bahwa cinta orang tua tidak tergantung pada perilaku mereka. Ini membangun rasa aman emosional yang akan mereka bawa hingga dewasa nanti.

6. “Ayo, tarik napas bareng Mama. Satu... dua... tiga...”

Mengajak anak menyadari napas adalah bentuk sederhana dari latihan self-regulation. Mungkin terlihat sepele, tapi kebiasaan ini membantu anak mengenali tubuhnya saat marah dan belajar menenangkan diri secara alami.

7. “Kamu hebat, sudah bisa tenang lagi. Terima kasih, ya.”

Setelah tantrum mereda, beri penguatan positif. Anak akan belajar bahwa tenang itu menyenangkan, dan bahwa mereka punya kemampuan untuk mengendalikan perasaan. Pujian seperti ini menumbuhkan rasa percaya diri tanpa harus memberi hadiah berupa benda.

Menjadi orang tua memang tidak mudah. Ada hari-hari ketika kesabaranmu diuji habis-habisan. Tapi setiap kali kamu memilih untuk merespons dengan empati, bukan emosi, kamu sedang menanamkan benih kedewasaan emosional dalam diri anakmu.Ingat, tantrum bukan pertanda kamu gagal sebagai orang tua. Justru, itu momen emas untuk mengajarkan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada mainan—yakni kemampuan memahami dan mengelola perasaan sendiri. Selamat belajar.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading