Sukses

Relationship

5 Alasan Mengapa Seseorang Balikan dengan Mantan yang Toxic

Fimela.com, Jakarta Terkadang, banyak orang di sekitar kita yang telah mengalami pengalaman toxic relationship yang putus-nyambung berkali-kali. Biasanya, orang-orang yang sudah terjebak dalam toxic relationship dalam waktu yang lama, akan sulit keluar dari hubungan itu. 

Dalam hal ini, ketika seseorang sudah berhasil keluar dari toxic relationship, biasanya ada kecenderungan untuk dia kembali lagi dalam hubungan tersebut karena mantannya yang toxic ini selalu memiliki cara untuk menariknya kembali untuk bersama dia lagi. 

Orang-orang yang terjebak dalam lingkaran toxic relationship ini selalu punya alasan tersendiri dalam memilih untuk kembali secara terus menerus. Entah bagaimana, mereka selalu menemukan jalan untuk kembali pada orang dan hubungan yang sama. 

Terdapat 5 alasan mendasar mengapa seseorang yang pernah terjebak toxic relationship cenderung kembali pada hubungan yang sama secara berkali-kali. Apa saja? Simak penjelasan berikut.

Kesepian

Karena sudah terlalu lama bersama, biasanya orang-orang yang baru putus dari toxic relationship-nya ini akan merasa kesepian dalam menjalani hari-hari tanpa pasangannya. 

Dalam kesendirian itu, biasanya mantan kekasih yang toxic ini mengambil celah untuk kembali mendekat lagi. Nah, di sinillah akhirnya orang yang merasa kesepian ini akan terbuai rayuan dan ajakan untuk kembali bersama, dan akhirnya kembali terjebak dalam hubungan yang sama. 

Terlanjur nyaman

Alasan ini sangat terdengar klise, namun ini merupakan alasan mendasar mengapa orang yang terjebak dalam toxic relationship memilih untuk bertahan atau bahkan kembali lagi pada pasangan toxic-nya. 

Biasanya, orang yang memiliki alasan ini sudah bersama selama bertahun-tahun, hingga akhirnya sulit untuk melepaskan satu sama lain.

Takut tidak diterima orang lain

Nggak ada yang mencintai aku lebih dari dia.” mungkin kalimat ini sering terdengar oleh banyak orang yang pernah merasakan kasmaran. Sama halnya dengan orang-orang yang berada dalam hubungan toxic

Biasanya mereka telah didoktrin oleh pasangannya, bahwa tidak ada orang lain yang akan menerimanya kecuali pasangannya. Masih banyak pula orang yang percaya akan hal itu, dan akhirnya selalu merasa bahwa tidak ada orang lain lagi yang akan menerima dirinya apa adanya.

Padahal, hal itu tidak benar. Kamu bisa membuktikannya jika kamu sudah benar-benar lepas dari pasanganmu.

Selalu berpikir bahwa si dia telah berubah

Alasan yang satu ini adalah alasan yang paling bahaya. Banyak orang yang akhirnya memilih kembali ke dalam hubungan tersebut karena merasa pasangannya sudah berubah jauh lebih baik, dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi. 

Padahal nyatanya, itu adalah triknya agar membuat kamu kembali lagi dengannya. Kalau kamu dirayu dan dibujuk lagi untuk bersamanya, jangan dihiraukan. 

Dirinya yang manipulatif bisa mempermainkan perasaanmu, dan kamu perlu hati-hati akan hal itu, karena hal itu akan berakibat fatal bagi kamu yang sedang berusaha lepas dari hubungan beracun itu.

 

Belum sadar akan self-love

Orang-orang yang terlanjur terjebak dalam lingkaran toxic relationship akan merasa bahwa dirinya selalu ketergantungan dengan pasangannya. Padahal, kamu bisa hidup dengan dirimu sendiri, dan itulah arti penting self-love untukmu. 

Secara tidak langsung, ketika kamu berhasil keluar dari toxic relationship, artinya kamu sudah berupaya mencintai dirimu sendiri, karena kamu bisa berangsur-angsur menyembuhkan luka batinmu, dan bisa kembali sehat secara emosional.

Kelima alasan tersebut merupakan alasan yang paling mendasar untuk dijadikan ‘tameng’ ketika seseorang rela kembali lagi pada hubungannya yang toxic.

Ada baiknya, kamu memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika kamu kembali lagi bersamanya. Kamu perlu sadar bahwa dirimu juga perlu dicintai. Jadi jangan sampai terjebak di lubang yang sama lagi, ya. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading