Sukses

Relationship

5 Cara Berhenti Mencintai Dia yang Cuma Menganggapmu Teman

Fimela.com, Jakarta Menyukai seseorang yang awalnya adalah teman kadang bisa terjadi dalam hidup kita. Apalagi kalau kita sering menghabiskan banyak waktu bersamanya, perasaan suka dan cinta bisa perlahan tumbuh. Namun, bagaimana jika ternyata dia yang kita sukai hanya menganggap kita sebagai teman biasa?

Walau tidak mudah, kita tetap perlu melanjutkan hidup dengan baik. Kita masih bisa menganggap dia sebagai teman meski mungkin ada hal-hal yang akan berubah. Ada sejumlah cara yang bisa dicoba untuk berdamai dengan situasi dan berhenti mencintai dia yang cuma menganggap kita sebagai teman, seperti lima strategi sederhana ini.

 

 

1. Beri Diri Waktu untuk Memproses Keadaan

Tak harus buru-buru menyudahi perasaan yang ada. Beri diri waktu. Biarkan hal-hal yang tadinya terasa begit intens di dalam dada perlahan mereda. Tak perlu menyalahkan diri sendiri atau merasa tak layak dicintai karena itu hanya akan makin menyulitkan diri untuk move on. Sebuah survei yang dilakukan oleh peneliti dari Stanford University menemukan fakta bahwa mereka yang meletakkan kesalahan tersebut di dirinya akan lebih sulit move on, sebab mereka menganggap itu sebagai refleksi bahwa mereka tak layak dicintai. Jadi, tak perlu berlarut-larut menyalahkan diri sendiri, tapi cobalah untuk fokus memulihkan diri.

 

 

2. Atur Ulang Ekspektasi Diri

Kalau memang dia hanya menganggap kita sebagai teman, ya sudah mau diapakan lagi. Kita perlu menerima realitas yang ada. Tak perlu berekspektasi berlebihan lagi padanya. Mengalami cinta sepihak atau cinta bertepuk sebelah tangan memang menyakitkan, tapi saat kita tak bisa menghindarinya maka kita memang harus menerimanya apa adanya. Jika memang masih berteman, maka jaga pertemanan yang ada sebaik-baiknya saja.

 

3. Buat Batasan Baru

Sejumlah penelitian mencoba mengidentifikasi berapa lama waktu yang tepat seseorang bisa move on. Penelitian tahun 2007 yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menemukan bahwa orang bisa lepas dari patah hatinya dan move on dalam tiga bulan. Peneliti melibatkan 155 partisipan yang telah menjalani hubungan cinta baik itu sebentar maupun lama yang saat itu sedang mengalami fase patah hati. Peneliti mengikuti selama enam bulan, dan 71 persen di antaranya sudah mulai merasa baikan setelah 11 minggu. Memulihkan diri dari patah hati memang butuh waktu, tetapi kita bisa mempercepat pemulihan dengan sikap yang lebih tegas. Kita bisa membuat batasan baru seperti tidak lagi terlalu sering berdekatan dengannya agar perasaan kita bisa lebih baik lagi.

4. Hadirkan Lebih Banyak Cinta untuk Diri Sendiri

Sudah cukup upaya kita untuk mencintai seseorang yang ternyata tak membalas perasaan kita. Kini, saatnya untuk menghadirkan lebih banyak cinta untuk diri sendiri. Mengutip buku How to Respect Myself, jika kita mencintai diri sendiri maka hidup akan menjadi lebih mudah. Kita merasa seperti ada yang menemani meskipun berjalan sendirian. Saat kita sudah bisa menghadirkan lebih banyak rasa aman, nyaman, dan tenang di dalam diri, maka kita tak lagi merasa tertekan saat dia yang kita sukai hanya menganggap kita sebagai teman biasa.

 

 

5. Lapangkan Hati Lebih Luas Lagi

Berhenti mencintai dia yang hanya menganggap kita sebagai teman bisa dilakukan dengan melapangkan hati kita sendiri. Dengan hati yang lebih lapang, kita bisa berdamai dengan cinta sepihak dan tetap membuka ruang baru untuk bisa mencintai seseorang yang lebih tepat dengan setulus hati. Lapangkan ruang di hati untuk menghadirkan lebih banyak kebaikan dari perasaan cinta yang kita bagikan kepada orang yang lebih baik lagi.

Terima kasih sudah berjuang dan bertahan hingga sampai saat ini. Semoga ke depannya ada kesempatan dan kebahagiaan baru yang menyambut dirimu.

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading