Sukses

Relationship

Kenali Silent Treatment dan Dampaknya bagi Keharmonisan Rumah Tangga

Fimela.com, Jakarta Dalam sebuah pernikahan, konflik adalah hal yang wajar. Namun, tak semua masalah harus diselesaikan dengan suara tinggi. Justru, salah satu bentuk pertengkaran paling menyakitkan bisa datang dalam diam. Silent treatment—sikap mendiamkan pasangan secara sengaja terlihat tenang dari luar, tapi bisa menghancurkan dari dalam.

Dilansir dari Psychology Today, silent treatment adalah bentuk agresi pasif yang dilakukan dengan cara menolak bicara, tidak menjawab, bahkan mengabaikan kehadiran pasangan setelah konflik terjadi. Sikap ini bukan jeda sehat untuk menenangkan diri, tapi cara untuk emosi tanpa kata-kata. 

Ketika pasangan memilih diam tanpa penjelasan, yang tercipta bukan kedamaian, melainkan ruang kosong yang penuh dengan ketakutan, kecemasan, dan perasaan ditolak. Korban silent treatment sering kali dibuat merasa bersalah, mempertanyakan dirinya sendiri, dan perlahan-lahan kehilangan rasa percaya pada hubungan yang dulu terasa aman.

Apa Itu Silent Treatment?

Silent treatment adalah ketika seseorang dengan sengaja mendiamkan pasangannya sebagai bentuk respons terhadap konflik, kekecewaan, atau kemarahan. Tidak ada percakapan, tidak ada penjelasan, hanya hening yang penuh tekanan. Ini bukan diam untuk menenangkan diri, melainkan diam untuk menghukum.

Dalam hubungan rumah tangga, silent treatment bisa terasa seperti penolakan yang menyakitkan. Pasangan yang didiamkan akan merasa bingung, bersalah, dan kehilangan kendali atas arah hubungan. Banyak yang akhirnya memendam pertanyaan tanpa jawaban: “Apa salahku?”, “Apa aku tidak cukup baik?”, “Kenapa dia tidak bicara padaku?”

Mengapa Silent Treatment Bisa Terjadi?

Ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih mendiamkan pasangannya. Bisa karena tidak mampu mengungkapkan emosi secara sehat, merasa terlalu marah untuk bicara, atau justru karena ingin mengontrol situasi. Dalam beberapa kasus, silent treatment dipakai sebagai bentuk hukuman emosional—membuat pasangan merasa bersalah dan tertekan

Ada juga yang menggunakan silent treatment karena menghindari konflik. Mereka merasa tak aman jika harus terbuka atau takut dengan reaksi pasangan. Namun yang perlu digarisbawahi, apapun alasannya, diam yang melukai tetap bukan solusi. Diam bukan cara untuk menyelesaikan masalah—justru bisa memperpanjang luka dan kesalahpahaman.

Dampak Silent Treatment bagi Hubungan

Keheningan seperti ini bisa merusak secara perlahan. Komunikasi terputus, emosi terpendam, dan korban bisa merasa sendirian meski masih dalam hubungan. Lama-lama, dalam diri kita muncul rasa cemas, stres, bahkan rendah diri. Hubungan pun terasa dingin, tidak aman, dan penuh jarak emosional.

Cara Menghadapi Silent Treatment

Saat menghadapi silent treatment, penting untuk tetap tenang dan tidak langsung menyalahkan diri sendiri. Amati, apakah pasangan butuh waktu untuk menenangkan diri, atau justru sedang menarik diri secara emosional. 

Namun jika sikap ini terus berulang dan membuatmu merasa tertekan, jaga jarak emosional yang sehat. Cari dukungan dari orang terdekat dan pertimbangkan bantuan profesional. Kamu berhak berada di dalam hubungan yang saling mendengarkan, bukan saling menjauh dalam diam.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading