Mengenal Lebih dalam Tradisi Papaharean

Asnida Riani diperbarui 01 Feb 2016, 11:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagi kamu yang bukan orang Sunda, mungkin nama papaharean atau papahare merupakan sesuatu yang asing di telinga. Papahare merupakan tradisi di tanah Sunda yang hingga kini sebenarnya masih ada. Namun namanya telah berganti, sehingga tak banyak orang yang tahu tentang tradisi ini. Papahare memang lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang hidup di daerah pedesaan dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.

Papahare juga dikenal dengan papadangan yang secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai makan masakan sendiri secara bersama-sama di suatu tempat. Saat ini mungkin lebih dikenal dengan istilah piknik, karena dalam tradisi ini, masyarakat memasak sendiri makanan yang akan dibawa, bukan dengan pergi ke restoran atau warung makan.

Dalam tradisi papahare, yang diajak pergi bersama pun tidak hanya terbatas pada anggota keluarga, melainkan juga rekan, sahabat, atau tetangga. Ketika mengikuti tradisi ini, kamu tak perlu menyiapkan terlalu banyak jenis makanan, karena nantinya dapat bertukar lauk dengan orang yang pergi bersamamu.

Papahare biasanya diadakan di tempat terbuka seperti di kebun atau di tepi sawah. Tradisi ini telah ada sejak puluhan tahun lalu tanpa diketahui secara jelas siapa pencetus papahare. Selain jadi tradisi, papahare pun mengemban pesan moral yang cukup bermakna, di mana kamu diajari untuk tetap menjaga tali silaturahmi dengan orang-orang sekitar.

Apalagi saat ini, manusia cenderung sibuk dengan ponsel atau komputer mereka dan kurang bersosialisasi. Tak hanya itu, dengan bersilaturahmi, kamu pun dapat lebih akrab dengan orang sekitar, serta dapat membantu mereka yang sedang mengalami masalah. Papahare juga bisa jadi sarana untuk bertukar pikiran dalam suasana yang hangat dan penuh kebersamaan. Nilai lain yang dapat diambil, yakni masyarakat dapat bersatu tanpa memandang latar belakang. (M. Sufyan)

What's On Fimela