Nasib Wanita Rohingya Myanmar, Dijadikan Budak Seks atau Mati

Gadis Abdul diperbarui 07 Sep 2017, 11:37 WIB

Fimela.com, Jakarta Penderitaan sepertinya masih belum mau pergi dari kehidupan para wanita Rohingya di Myanmar. Kisah-kisah memilukan diceritakan oleh mereka yang berhasil melarikan diri dari kamp militer di Maungdaw, Rakhine, dan mengungsi ke Bangladesh. Jika memilih bertahan, maka mereka akan dijadikan budak seks, dan jika memilih kabur, kalau tidak selamat, maka di tengah jalan mereka akan mati.

Seorang koresponden media Bangladesh, Dhaka Tribune, berbicara dengan para wanita Rohingya yang mengaku dijadikan budak seks militer Myanmar. Para wanita yang berhasil selamat tersebut mengaku setelah diculik oleh militer Myanmar, mereka dibawa ke kamp-kamp, dan di tempat itulah mereka diperkosa secara bergiliran. “Saya bisa lolos dari kamp militer, tempat di mana saya ditahan dan diperkosa berulang kali oleh para tentara laki-laki,” kata seorang wanita Rohingya berusia 18 tahun di kamp Kutupalong, di Ukhiya Upazila.

Tak hanya sampai disitu, wanita Rohingya yang meminta identitasnya dirahasiakan tersebut mengatakan bahwa para tentara Myanmar juga telah membunuh orangtuanya di depan matanya. Berulang kali dia mencoba untuk melarikan diri dari kamp tersebut, namun sempat tertangkap, bahkan sebagai hukuman para tentara mengikatnya dan memperkosanya lagi. Ia pun bersyukur karena kini bisa melarikan diri ke Bangladesh, meskipun masih harus menanti kepastian untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Selain dijadikan budak seks, anak-anak Rohingya juga ada yang dijual kepada pria-pria Rohingya di Malaysia. Dilansir dari Reuters, beberapa anak yang melarikan diri ke Malaysia lalu ditangkap oleh pedagang manusia ditahan selama berminggu-minggu dalam kamp yang kotor dan brutal di hutan dekat perbatasan Thailand-Malaysia. Penangkapnya mengatakan seorang pria Rohingya bersedia memberinya kebebasan asal ia mau dikawini.

Saat ini memang banyak kaum Rohingya yang melarikan diri, namun cerita menyedihkan memang tak pernah berakhir. Seperti yang terjadi baru-baru ini, 1 September 2017, saat umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Idul Adha. 26 perempuan dan anak-anak Rohingya diberitakan tewas tenggelam ketika mencoba kabur melalui pantai barat Myanmar.

Dilansir dari NY Times, Kamis (7/9/2017), Korban tewas terdiri dari 15 anak-anak dan 11 perempuan. Diduga kapal itu tenggelam pada Kamis, 31 Agustus 2017, namun baru ditemukan keesokan harinya. Kini banyak masyarakat dunia yang berharap pemerintah Myanmar dapat mengatasi krisis Rohingya secepatnya supaya tidak ada korban jiwa lagi.

What's On Fimela