Editor Says: Ternyata Memang Benar Adanya, Makin Dewasa Kita Semakin Sedikit Temannya

Gadis Abdul diperbarui 17 Apr 2018, 13:32 WIB

Fimela.com, Jakarta Waktu masih duduk di bangku SMP, SMA atau pun kuliah punya pemikiran,”Mau cari teman yang banyak, karena kalau punya banyak teman pasti hidup akan lebih seru.” Tapi pada kenyataannya, seiring berjalannya waktu, pemikiran itu berubah seiring dengan perubahan yang juga diperlihatkan oleh teman-teman yang lain.

Dulu ke mana-mana selalu bersama, dari mulai makan, belajar, hingga main pasti selalu bareng. Seakan-akan nggak pernah bosan, di kampus sudah bareng, terus ditambah ‘weekend’ pun main bareng lagi. Selama tujuh hari dilewatkan bersama-sama dan itu tetap terasa menyenangkan, selalu ada saja yang jadi pembahasan dan semua itu tak bisa dibahas hanya dalam waktu satu hari.

Tapi ternyata seiring berjalannya waktu kamu dan mereka tak bisa lagi selalu bersama. Lulus kuliah, semuanya pada memiliki kesibukkan masing-masing atau ‘sok’ menyibukkan diri seperti yang lain. Dulu nggak pakai disuruh langsung nyamper ke rumah, tiba-tiba sekarang harus BBM-an dulu,”Lagi di rumah nggak? Main yuk?”

Sedih itu pasti, tapi apa benar kita harus bersedih? Coba pikir sekali lagi… (Ilustrasi: Greatist)

Jawabannya pun nggak selalu bisa, yang paling sedih adalah kalau setiap kali diajak ketemuan jawabnya selalu,”Nggak bisa lagi banyak kerjaan.” Huffhhhh, kalau dipikir-pikir emangnya yang kerja di dunia ini cuma dia doank? Tapi lagi-lagi seiring berjalannya waktu kamu pun sadar kalau setiap orang pada akhirnya akan memiliki tujuan hidup yang berbeda.

Dan beberapa pemikiran ini pun muncul lantaran sudah jarangnya lagi bertemu, bahkan mau BBM-an juga harus nunggu dia dulu yang ngubungin. Jadi, main tunggu-tungguan hingga akhirnya terbiasa untuk tidak menghubungi, terbiasa untuk tidak tertawa atau sedih bareng, dan pada ‘ending’-nya terbiasa untuk menerima, karena meskipun sedih kenyataan memang harus diterima. "Apakah kita masih sahabatan?"

2 dari 3 halaman

1. Kamu dan Dia Mengejar Mimpi Masing-masing

Berbicara soal cita-cita waktu zaman kuliah memang menyenangkan. Tapi, ternyata setelah lulus dan akhirnya kamu dihadapkan pada jalan yang panjang, obrolan soal cita-cita itu tak lagi ada. Untuk mencapai tujuanmu, kamu harus berjalan ke kanan, sementara sahabatmu harus berjalan kea rah kiri. Ya, inilah saat di mana kamu akan sadar kalau tujuan kamu dan si dia sudah berbeda, prioritas kalian tak lagi sama.

Sedih itu pasti, tapi apa benar kita harus bersedih? Coba pikir sekali lagi… (Ilustrasi: YouTube.com)

Jangan menyalahkan uang, uang memang tidak penting, tapi selama kamu masih hidup, kamu pasti membutuhkan uang. Yang terpenting setelah lelah mencari uang, sisakan waktu sehari atau dua hari untuk kamu dan kehidupan pribadimu. Karena kalau hidup hanya di isi dengan kerja, kerja, dan kerja, apakah itu tujuan kamu untuk hidup? Tidak kah ada yang lebih penting?

3 dari 3 halaman

2. Pada Akhirnya Kamu dan Dia Hanya Bisa Saling Mendoakan

Saat pekerjaan yang menumpuk sudah dikerjakan, saat sedang sendiri lalu pikiran melayang entah ke mana di situlah kamu pasti akan mengakui,”Kok, kangen pengin main ya.” Setelah itu pengin langsung BBM, tapi hal tersebut urung kamu lakukan karena kamu merasa sepertinya tahu jawaban yang akan diberikan oleh teman mu itu.

Sedih itu pasti, tapi apa benar kita harus bersedih? Coba pikir sekali lagi… (Ilustrasi: Best Health Magazine Canada)

Jangan menunggu dan berharap ditunggu, kalau kangen bilang, jangan diem aja. Mendoakan selalu yang terbaik untuknya itu penting, tapi jangan lupa silaturahmi itu bisa memperpanjang usia dan membuka peluang mendapatkan rezeki. Jangan berpikiran yang nggak-nggak kalau belum berusaha untuk menelpon atau mengirimkan pesan singkat.

Bestie, I Miss You…