Iwan Tirta Private Collection 2017 Condrosengkolo: Sinergi Manusia dan Semesta

Melida Rostika diperbarui 27 Apr 2017, 16:31 WIB

 

Jakarta Ditinggal pergi sang mendiang Maestro di tahun 2010 lalu, Iwan Tirta kini melangkah dengan pasti mempertahankan warisan sang maestro sebagai jembatan antara fashion dan budaya. Dalam dua tahun terakhir, Iwan Tirta Private Collection konsisten dalam mengusung rancangan yang mengusung filosofi keselarasan. Sebelumnya, koleksi Dewaraja hingga Swatantra yang mengangkat filosofi akan keselarasan yang dicapai melalui proses pengosongan diri. 

Tahun ini, Iwan Tirta Private Collection hadir dengan tema Condrosengkolo yang merupakan sebuah kisah mengenai keselarasan antara manusia dan alam semesta. Menginterpretasi filosofi yang mengacu pada perhitungan waktu Jawa yang berbasis rotasi bulan, menjadi panduan bagi masyarakat nusantara kuno untuk menyelaraskan setiap kegiatan dengan semesta agar mendapatkan hasil terbaik.

Koleksi yang menghabiskan proses pembuatan 2,5 tahun ini menyuguhkan 60 rancangan yang dibagi ke dalam empat sekuens. Masing-masing melambangkan sebuah elemen alam semesta yang meliputi Akasa (langit), Dahana-Tirta (air-api), Bawono (tanah), dan Martuta (angin). Memadukan sebuah elemen kain kuno yang penuh dengan filosofi ke dalam sebuah  rancangan busana modern yang penuh dengan trend fashion terkini menjadi suatu tantangan tersendiri, ucap Era Soekamto, Creative director Iwan Tirta Batik.

Sekuens fashion show diawali dengan Akasa yang didominasi oleh warna-warna biru sebagai simbol elemen langit dan dipadukan dengan motif rasi bintang, yang dimodifikasi berupa gaun panjang menjuntai indah - sementara itu, kemeja laki-laki yang nampak gagah berlalu-lalang. Kombinasi biru dan merah yang mewakili elemen Dahana-Tirta (air-api) tampil serasi dengan motif gajah dan naga dimodifikasi sungguh chic berupa beberapa gaun lengkap dengan kimono serta aksen pita besar di bagian dada. Untuk rancangan elemen Bawono (tanah), gradasi warna coklat dimainkan dengan apik salah satunya menghadirkan gaun sleeveless dengan detail beludru pada bagian pinggul. Ditutup dengan rancangan elemen Martuta (angin), berupa dress panjang dengan palet warna cerah seperti ungu dan hijau turqoise serta merah yang diselimuti motif merak yang indah. 

Sebuah pagelaran fashion yang penuh estetika seni dengan aksen budaya Jawa kuno yang kental. Menghadirkan rancangan yang beradu apik dengan kain warisan tanah air. Iwan Tirta Private Collection rasanya sukses dalam memposisikan dirinya menjadi atau ke dalam ranah fashion dan seni, di mana label ini berkeinginan menjadikan batik sebuah karya agung dan membuat pemakainya merasakan dalamnya rasa, juga kentalnya budaya dari batik itu sendiri. 

(Photos from many source)