Fantastis, Kumalasari Permak Tubuh 4 Miliar, Begini Prosesnya

Edy Suherli diperbarui 21 Jun 2018, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat Kumalasari muncul dengan body ideal, banyak orang yang berdecak kagum. Soalnya dulu dia berbobot 105 kg, padahal tinggi badannya hanya 159 cm. Terbayang betapa overwight-nya dia saat itu.  Seperti apa proses yang dia lakoni sehingga tubuhnya bisa berubah drastis kini?

--

Pemeran Mpok Ijah dalam sinetron Bidadari di salah  satu stasiun televisi swasta ini pun mencuri perhatian dengan penampilan barunya  dengan body goals nan memikat.  Banyak orang yang bertanya-tanya, seperti apa ia melakoni permak tubuh dan menjalani perawatan kecantikan  sampai bisa selangsing itu. Lalu  berapa besar biaya yang ia kucurkan untuk perubahan yang membuat orang terpana.

What's On Fimela
Dengan tubuh 45 kg sekarang ini, Kumalasari leluasa mengenakan busana model apa saja. (Foto: Febio Hernanto/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, MUA: @gearejeki, Lokasi: Pantai Mutiara Sport Club Jakarta)

Perubahan yang signifikan ini ternyata melalui proses yang panjang dan melelahkan. Jangan hanya lihat hasilnya saat ini, tapi harus melihat juga bagaimana proses yang dilalui.  So, anda jangan menyamakan proses  yang dialaminya seperti sulap. Hanya dengan mantra simsalabim abrakadabra berubahlah semuanya. Sejurus kemudian tepuk tangan hadirin pun bergemuruh meski tanpa dikomando. Itu hanya terjadi pada sebuah pertunjukan sulap.

Soalnya, perempuan yang melakoni profesi lain sebagai pengusaha ini tidak dalam  sehari dua untuk mendapatkan body goals-nya. Dari sisi dana juga menelan biaya yang tidak sedikit, lebih dari  Rp 4 miliar yang harus ia kucurkan untuk semua itu. Seperti apa istri Galih Ginanjar ini melakoni semua itu hingga akhirnya memperoleh bodygoals yang banyak diidamkan orang?

Kumalasari punya tips menurunkan berat badan. (Foto: Febio Hernanto, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ini yang menarik dan bisa menjadi inspirasi buat  Anda yang kebetulan punya bobot  tidak ideal. Dengan upaya keras tak kenal lelah, bukan tidak mungkin Anda juga bisa memiliki body ideal macam Kumalasari.

2 dari 4 halaman

Berubah Setelah Di-bully dan Perlakuan Diskriminatif

Kumalasari pernah di-bully akibat tubuhnya yang berlebihan berat badan. ia pun merasa sering tak dianggap di lokasi syuting. (Foto: Febio Hernanto, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Kumalasari pernah merasakan sakitnya di-bully- saat  tubuhnya mekar hingga 105 kg. Bukan hanya itu yang dideritanya, di lokasi syuting sinetron pun mengalami perlakuan diskriminatif. Maklum saja ibu satu anak ini hanya sebagai pemeran pembantu. Di lokasi syuting sinetron atau film biasanya pemeran utama yang mendapat fasilitas yang lebih.

Bully-an adalah makanan sehari-hari aku saat itu. Tapi mau gimana lagi. The show must go on. Sakit sih, tapi sudah lah,” kenangnya.

Semua itu ia lakoninya dengan sabar.  Perempuan blasteran Belanda, Persia dan Bugis ini tetap tampil profesional sebagai pemain sinetron.  Dengan tubuh gemuknnya, ia malah menggemaskan sebagai Mpok Ijah, pembantu gesit di rumah Lala (Marsanda) pemeran utama di sinetron Bidadari.  “Soal make up aku enggak boleh pakai yang bermerek. Terus makanan hanya dapat nasi kotak. Kalau bintang utama makanannya bisa request khusus,” ungkapnya.

Sejak bertekad untuk menurunkan berat tubuhnya yang mencapai 105 kg, Kumalsari melakukan olahraga apasa, termasuk bersepeda samtai. (Dok. Pribadi)

Semua itu membuatnya terpacu untuk berubah. Kenyang mendapat bully-an dan perlakuan diskriminatif membuat ia bertekad bulat. Pokoknya harus berubah.  “Siapa lagi yang bisa mengubah diri gue kalau buka gue sendiri,” begitu tekad perempuan kelahiran Jakarta, 7 Mei 1982 ini.

Dari bully-an dan perlakuan diskriminatif itu Kumalasari tersadar.  Ia bertekad untuk mengubah diri menjadi lebih baik lagi. Dengan penampilan yang singset seperti para bintang utama di pentas sinetron dan film. 

3 dari 4 halaman

Sehari Enam Jam, Bahkan Lebih

Kumalasari beberkan resep body goals-nya. Salah satunya adalah dengan berolah raga. (Foto: Febio Hernanto/DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ada tiga hal penting yang dilakukan Kumalasari dalam rangka mengubah dirinya dari overweight menuju berat badan ideal; mengatur pola makan (diet), olah raga dengan keras dan melakukan perawatan tubuh dengan beragam bentuk perawatan medis terkini. Ketiga hal itu dia dijalankan  secara simultan sehingga hasilnya seperti yang bisa dilihat sekarang ini.

Ia melakukan olahraga yang cukup keras untuk mencapai tujuannya ini. “Olah raga yang aku lakukan keras banget. Sehari aku melakukan olah raga selama enam jam bahkan kadang lebih dengan didampingi seorang personal trainner. Aku melakukannya di fitness center langgananku. Kalau enggak di Pantai Mutiara Sport  Club, Pluit Jakarta ya di sport club di salah satu hotel di bilangan Kasablanka Jakarta Selatan,” ungkapnya.

Perubahan pada tubuh Kumalasari tidak terjadi dalam sekejab. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mencapai perubahan yang permanen. (DI: Muhammad Iqbal Nurfajri, Foto; Febio Hernanto, Foto Pribadi)

Awalnya memang olah raga selama itu berat buat Kumala, namun setelah sekian lama dilakoni ia malah menjadi ketergantungan untuk selalu melakukan olahraga.  Ada sesuatu yang hilang saat dirinya tak melakukan aktifitas olahraga.

Saat dirinya berbobot 105 kg, apa saja nyaris dia kunyah. “Saat itu aku suka banget makan, pokoknya apa saja aku makan. Mi instan misalnya, sehari sampai tiga kali untuk ukuran jumbo. Terus makan goreng-gorengan dan sejenisnya juga sering banget. Tapi setelah melakoni  program perawatan,  pola makan sembrono itu aku tinggalkan,” katanya. Bahkan nasi yang sebelumnya menjadi sumber karbohidratnya pun diganti dengan kentang dan umbi-umbian lain yang ramah untuk tubuhnya.

Makanan memang seperti dua sisi mata uang. Ia bisa menjadi sumber energi dan nutrisi ketika masuk dalam porsi yang pas. Namun akan berubah menjadi bahaya laten bagi tubuh saat konsumsinya berlebih. Soalnya kelebihan makakan akan ditimbun menjadi lemak. Saat semua itu berlebih atau obesitas, ancaman penyakit lain mulai mengintai tubuh. “Enggak ada gunanya aku olah raga yang keras kalau enggak jaga makanan, iya kan?” katanya retoris.

Faktor ketiga yang ia lakukan adalah perawatan tubuh. Ini adalah penyempurna dari dua hal yang sudah dilakukan sebelumnya.  Kumalasari memilih salah satu klinik kecantikan di bilangan Tanjung Duren, Jakarta Barat untuk melakukan aneka perawatan kecantikan yang biayanya amat fantastis. “Biayanya seperti yang dikeluarkan pihak klinik, sekitar Rp 4 miliar untuk perawatan dua tahun terakhir ini.  Soalnya aku sudah melakukan perawatan di klinik itu lebih dari dua tahun dan juga melakukan perawatan di klinik lain, seperti  akupuntur,”  ungkap Kumala yang lebih memilih di Jakarta untuk melakukan perawatan kecantikan dibandingkan harus ke Thailand, Korea atau negara lain.

dr. Evelyne Anggun, Dipl. AAAM, sedang melakukan tindakan untuk Kumalasari. (Deki Prayoga/bintang.com)

Menurut dr. Evelyne Anggun, Dipl. AAAM, yang menangani perawatan kecantikan Kumalasari di Klinik Dermapro, Jakarta Barat, biaya yang dikeluarkan memang sebesar itu jika diakumulasi dalam dua tahun. “Soal biaya itu relatif ya, tetapi memang itu angka real yang harus dia keluarkan dalam kurun waktu dua tahunn terakhir. Kenapa besar karena paket perawatan yang diambil banyak,” ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Bahagia dengan Tubuh Ideal

Kumalasari dan kebahagiaannya kini memiliki tubuh ideal. (Foto: Febio Hernanto, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Perjuangan keras yang dilakukan Kumalasari untuk menurunkan berat badan, pelan-pelan membuahkan hasil. Setiap tahun terjadi penurunan setelah melakukan program diet, olahraga dan perawatan kecantikan.  Ia memang  tak mau menurunkan bobot  tubuhnya secara drastis. Meski harus bekerja keras, ia memilih cara pelan-pelan sampai sekitar 5 tahun akhirnya ia sampai pada berat yang dianggap ideal;  45 kg untuk tinggi badanya 159 cm.

“Perjuangan aku menurunkan berat badan akhirnya tercapai.  Setelah berjuang keras akhirnya aku mencapai tubuh yang ideal. Dulu ukuran baju aku di XXL lebih. Sekarang alhamdulilah sudah Xtra S. Udah kecil banget,” katanya semringah.

Meski di luar negeri bisa, Kumalasari memililih peawatan tubuh di dalam negeri. (DI: Muhammad Iqbal Nurfajri, Foto; Febio Hernanto, Foto Pribadi)

Sekarang setelah bobot ideal didapat bukan berarti Kumalasari berleha-leha. Justru perjuangannya tidak berhenti. Karena harus mempertahankan berat ideal yang sudah didapat. “Aku memang sudah happy dengan pencapaian sekarang dengan bobot tubuh ideal. Tetapi aku tetap seperti sebelumnya; berolah raga, jaga pola makan dan perawatan kecantikan. Kalau enggak dijaga  bisa kembali lagi pada berat awal,” ujarnya.

Ngomong-ngomong  mengapa  Anda tidak memilih  perawatan di mancanegara? “Kenapa harus di luar negeri kalau di dalam negeri bisa. Setelah aku itung-itung ternyata lebih menguntungkan melakukan perawatan di dalam negeri. Perawatan di luar itu mahal di ongkosnya,” kata Kumalasari yang mendapat dukungan penuh dari suaminya Galih Ginanjar melakukan perawatan tubuh menuju body ideal.

Apa yang dilakukan Kumalasari mendapat dukungan penuh dari suaminya kini; Galih Ginanjar. (DI: Muhammad Iqbal Nurfajri, Foto; Febio Hernanto, Foto Pribadi)

Kumalasari bukan satu-satunya artis yang berhasil menurunkan bobot tubuhnya secara signifikan. Ada juga Dewi Hughes, Tya Subiyakto, Tina Tone yang berhasil memangkas bobot tubunya. Kini, tambah satu lagi artis yang bisa dijadikan contoh dalam menurunkan bobot tubuh. Seperti kata pepatah di mana ada kemauan, di situ akan ada jalan. Kumalasari malah sering membagikan aktivitas dan prosesnya dalam melakukan penurunkan bobot tubuh melalui media sosial miliknya. “Aku bukannya mau pamer ya, mau berbagi dan menginspirasi orang lain. Bisa kok menurunkan bobot tubuh asal punya kemauan dan disiplin yang keras,” katanya.