Ternyata, Tidak Semua Sunscreen Aman untuk Kesehatan Kulit dan Lingkungan

Arisa Mukharliza diperbarui 09 Jul 2018, 17:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Tinggal di negara tropis, sunscreen tentu sudah menjadi kebutuhan skincare yang wajib digunakan. Namun ternyata, dibalik manfaatnya yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari paparan negatif sinar UV, ada juga sunscreen yang--juga berbahaya untuk kesehatan kulit. Bahkan lebih ironisnya, ada kandungan di dalam sunscreen yang tidak ramah untuk lingkungan. Jika sunscreen yang kita gunakan tidak ramah untuk lingkungan, bagaimana untuk kulit? 

Well, hati-hati. Memilih sunscreen pun tidak boleh asal. Jika menemukan 6 kandungan (ingredients) di bawah ini, coba segera konsultasi ke dokter ahli. Dari jumlah persentasi zat yang terkandung di sunscreen, apakah aman untuk kesehatan kulit? 

>> Octocrylene

 Zat kimia yang tidak hanya berbahaya untuk kulit, tapi juga dapat merusak lingkungan. Untuk kulit, octocrylene dapat merusak jaringan sel kulit akibat produksi radikal oksigen yang diserap melalui paparan sinar UV.

>> Homosalate

Zat kimia yang berfungsi untuk membantu kulit meresap sunscreen lebih mudah ke dalam kulit. Namun sayangnya, proses kerja zat kimia ini tidak secepat reaksinya yang mudah terserap ke dalam kulit. Akhirnya, zat kimia hanya tertimbun di dalam lapisan kulit (sel) dan dapat menjadi racun yang menganggu hormon.

>> Retinyl Palmitate (Vitamin A Palmitate)

Sama halnya dengan vitamin A pada makanan yang kita makan, retinyl palmitate juga sebuah antioksidan. Pada sunscreen, bahan ini digunakan untuk meningkatkan perlindungan terhadap sinar UV yang menyebabkan penuaan. Namun, beberapa bentuk vitamun A yang ditemukan pada produk SPF, yaitu retinyl palmitate, kombinasi retinol (vitamin A) dan asam palmitik, bisa menjadi perhatian.

Ketika terpapar sinar matahari, senyawa retinol pecah dan memproduksi radikal bebas yang meracuni sel, merusak DNA, dan menyebabkan kanker. Sangat berbahaya bahwa retinyl palimitate bisa mempercepat pertumbuhan sel jahat dan tumor kulit bila digunakan pada kulit sebelum terpapar sinar matahari.

>> Octinoxate

Zat pelindung kulit dari terpaan UV.  Selain pada tabir surya, zat ini banyak ditemukan pada produk pewarna rambut. Bagi ibu hamil, Octinoxate dapat masuk ke dalam pembuluh darah melalui kulit dan masuk ke dalam saluran air susu dengan mudah. Resiko yang dapat ditimbulkan akibat zat ini hampir sama dengan oxybenzone, yaiut kerusakan pada endokrin, keracunan pada organ reproduksi dan menyebabkan kemunduran perkembangan pada janin.

Zat ini pun tidak ramah lingkungan. Tidak mudah menyatu di dalam air dengan mudah. Jika masuk ke dalam tubuh, akan sulit direduksi (dibuang dari tubuh).

>> Homosalate 

Zat yang ditujukan sebagai pelindung sinar matahari. Zat ini dapat masuk ke dalam sel tubuh dan mempengaruhi kerja hormon. Terkena paparan zat ini terus menerus akan mengakibatkan peningkatan kandungan pestisida di dalam tubuh. Hal terburuk lainnya, homosalate dapat menyebabkan penurunan hormon pertumbuhan pada anak apabila zat ini masuk ke dalam saluran air susu ibu.

>> PABA

Singkatan dari Para Amino Benzoic Acid yang sering ditemukan pada produk kosmetik yang mengandung SPF. Tapi sayangnya PABA ternyata berbahaya bagi kesehatan kulit. Pemakaian dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit iritasi, hipersensitif, rasa terbakar dan bahkan menyebabkan perasaan mual dan muntah karena PABA mudah meresap ke dalam aliran darah.