5 Penyebab Tubuh Gemuk Yang Tidak Disadari Wanita

Fimela diperbarui 12 Jan 2015, 14:00 WIB

Ladies, tanpa metabolisme normal, kita tidak akan memiliki energi yang cukup untuk beranjak dari tempat tidur di pagi hari dan membakar kalori sepanjang hari. Namun, meskipun banyak keuntungan, metabolisme sering dituduh menjadi penyebab utama bertambahnya berat badan.

Dilansir oleh Geniusbeauty.com, akibat metabolisme sering dituduh menjadi faktor penyebab bertambahnya berat badan, muncul banyak mitos, yang menyebabkan senang atau justru seorang wanita membantahnya. Berikut ulasannya,

(vem/nip)
2 dari 6 halaman

Mitos 1 : Orang Kurus Memiliki Tingkat Metabolisme yang Lebih Tinggi

Foto: copyright Thinkstockphotos.com

Ada banyak orang kurus yang tampaknya makan apa pun yang mereka inginkan tanpa konsekuensi ke pinggang. Satu mendapat kesan bahwa mereka memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam membakar kalori. Namun, kenyataannya, orang kurus memiliki 'metabolisme istirahat' yang lebih lambat, yakni tingkat di mana kalori yang dibakar selama waktu sedang istirahat (tidur).

Tingkat metabolisme istirahat yang tinggi lebih diperhatikan sebagian besar orang. Tapi, jangan keburu senang dulu ladies, seseorang yang tidak kelebihan berat badan juga mempercepat metabolisme tubuh, tapi massa otot. Itulah mengapa sangat penting untuk menggabungkan latihan fisik dengan diet sehat.

3 dari 6 halaman

Mitos 2 : Melewatkan Makan Memperlambat Metabolisme

Hampir setiap orang, yang ingin menurunkan beberapa kilogram berat badannya, dapat disarankan untuk lebih sering makan. Dikatakan bahwa setiap 3-4 jam dapat membantu mempercepat metabolisme. Bahkan, tingkat metabolisme tidak bergantung pada seberapa sering seseorang itu makan.

Cara memakan didasarkan pada prinsip yang sama sekali berbeda. Semakin banyak kita makan, semakin jarang kita merasa lapar. Selain itu, hal ini berguna sebagai pencegahan cholentiasis. Memakan makanan dengan frekuensi sering akan mebantu bila makan dengan porsi yang lebih kecil.

4 dari 6 halaman

Mitos 3 : Semua Makanan Yang Dimakan Malam Hari Berubah Menjadi Lemak

Foto: copyright Thinkstockphotos.com

Dengan segala cara seseorang mencoba untuk menghindari makan malam karena memiliki keyakinan bahwa makanan ini secara otomatis berubah menjadi lemak. Bahkan, pembentukan lemak sangat bergantung pada berbagai aspek, termasuk hormon, bahan makanan, serta tingkat energi, yang menunjukkan bagaimana tubuh seseorang menggunakannya sebagai 'bahan bakar'.

Sayangnya, penolakan sederhana terhadap makan makanan di malam hari tidak membantu Anda untuk mencegah akumulasi lemak. Alih-alih berfokus pada waktu makan, coba lebih memperhatikan apa dan seberapa banyak Anda makan. Makan makanan junk food di malam hari sama berbahayanya pagi pinggang Anda, seperti makan di pagi hari dan siang hari.

5 dari 6 halaman

Mitos 4 : Metabolisme Merupakan Tingkat Pembakaran Kalori dan Mencerna Makanan

Foto: copyright Thinkstockphotos.com

Banyak orang menganggap metabolisme sebagai istilah yang mengartikan tingkat pembakaran kalori. Bahkan, terdiri dari dua komponen. Tingkat pembakaran kalori ditentukan oleh katabolisme.

Tetapi ada juga anabolisme, yang merupakan akumulasi energi dalam bentukan ikatan kimia yang digunakan untuk masa depan, termasuk karbohidrat dan lemak. Metabolisme normal merupakan keseimbangan dari kedua fungsi itu.

6 dari 6 halaman

Mitos 5 : Anda Tidak Dapat Mengontrol Metabolisme

Ketika seseorang menghadapi kenaikan berat badan yang tidak diinginkan, sangat tergoda untuk menghubungkannya dengan metabolisme yang lambat. Tapi, jangan berpikir bahwa kita tidak memiliki kontrol atas proses itu. Sebagai contoh, salah satu cara termudah untuk mempercepat metabolisme yakni dengan membentuk otot melalui olahraga teratur. Juga, Anda dapat menjaga waktu tidur Anda lebih lama, minum air putih yang banyak, mengkonsumsi kafein, dan protein yang cukup.

Bagaimana, ladies? Apakah Anda masih percaya dengan mitos tentang metabolisme di atas?