Pahami Batasan Tepat Mengonsumsi MSG yang Perlu Kamu Ketahui

Fimela diperbarui 24 Jan 2018, 18:30 WIB

Ladies, saat makan tak lengkap rasanya jika tidak menggunakan Monosodium Glutamat (MSG). Sebab, MSG dapat membuat rasa makanan menjadi umami.

Walupun banyak beredar kabar jika menggunakan MSG dapat membuat kita bodoh atau terserang berbagai penyakit, nyatanya MSG masih banyak diminati. Menurut Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Ketua Umum Perhimpunan Pakar Pangan dan Gizi Indonesia, Prof Hardinsyah MS PhD, kabar ini merebak berawal dari penelitian seorang psikiater di Washington University bernama John Onley.

Berdasarkan penelitiannya terhadap tikus, Onley melaporkan bahwa MSG dapat menyebabkan neurotoksisitas (kerusakan fungsi otak) akibat tingginya konsentrasi glutamat yang tinggi yang dapat merusak otak. Akan tetapi, studi ini ditentang dikarenakan metodologi yang digunakan Onley. Dosis yang digunakan sangat tinggi yaitu 4 gram per kilogram berat badan tikus. 

Metode injeksi (suntikan) MSG tidak mewakili perilaku normal manusia ketika mengonsumsi MSG lewat makanan. Sebab, tidak ada manusia yang mengonsumsi MSG lewat suntikan, melainkan lewat makanan yang dikonsumsinya.

“Penelitian ini seolah-olah MSG merusak otak yang membuat otak menjadi bodoh. Tapi yang diberitakan dosisnya tidak dilihat, padahal jika dalam dosisi yang aman atau secukupnya MSG tidak akan bermasalah pada tubuh,” ujarnya saat ditemui dalam seminar bersama PT Ajinomoto dalam menyambut Hari Gizi Nasional (HGN) pada 25 Januari, Selasa (23/1).

Lalu berapa takaran yang tepat untuk mengonsumsi MSG perhari? Prof. Hardinsyah mengatakan batasannya tergantung berapa kalori yang dikonsumsi kita. Jadi batasan konsumsi secukupnya saja.

“Misalnya nasi goreng 100 gram. MSGnya cukup maksimal 0,4 persen,” ujarnya.

Pada tahun 1987 Joint Expert Committe on Food Addicitives (JECFA) of the united nations food and agriculture organazatiom (FAO) and the World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa MSG aman digunakan dan tidak perlu menetapkan ADI (pedoman konsumsi batas maksimun yang masih aman untk dikonsumsi dari bahan tambahan pangan). Begitu pun tahun 1991 the European commission’s Scientific Commite for Food (SCF) juga menyatakan MSG aman digunakan dan tidak perlu menetapkan ADI.

(vem/asp/apl)
What's On Fimela