Mengenal Tentang Fomo dalam Kehidupan Sehari-hari

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 17 Mar 2020, 18:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Fomo atau rasa takut ketinggalan tentang suatu berita adalah suatu fenomena nyata yang semakin umum dan dapat menyebabkan stres yang signifikan dalam hidup. Ini dapat memengaruhi hampir semua orang, tetapi beberapa orang berisiko lebih besar.

Ketakutan akan kehilangan mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang, menjalani hidup yang lebih baik daripada dirimmu. Ini melibatkan rasa iri yang mendalam dan memengaruhi harga diri. Ini sering diperburuk oleh situs media sosial seperti Instagram atau Facebook. Media sosial telah mempercepat fenomena fomo dalam beberapa cara. Ini memberikan situasi dimana seseorang membandingkan kehidupan sehari-hari dengan hal-hal penting dalam kehidupan orang lain. Karena itu, perasaan normal menjadi lebih condong dan membuat seseorang memiliki perilaku yang buruk. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi fomo.

Ubah Fokusmu

Daripada fokus pada yang kurang, cobalah untuk memperhatikan apa yang dirimu miliki. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di media sosial, dimana mungkin kita akan dihadapkan dengan banyaknya gambar-gambar dari hal-hal yang tidak kita miliki. Tambahkan banyak orang yang positif di feed sosial meiamu, sembunyikan orang yang terlalu menyombongkan diri atau tidak mendukungmu. Berusahalah untuk mengindektifikasi apa yang mungkin melemahkan kesenanganmu. 

Buat Jurnal

Hal yang umum untuk memosting di media sosial untuk mencatat hal-hal menyenangkan yang telah dilakukan. Namun, dirimu mungkin mendapati diri memperhatikan sedikit terlalu banyak tentang apakah orang-orang memvalidasimu pengealamanmu. Jika ini masalahnya, mungkin dirimu ingin mengambil beberapa foto dan ingatan serta membuat jurnal pribadi dari ingatan terbaik, baik secara online atau menulisnya di buku. Ini dapat membantumu mengubah fokus dari publik menjadi apresiasi terhadap hal-hal yang membuat hidupmu hebat. Pergeseran ini terkadang dapat membantumu keluar dari siklus media sosial dan fomo.

2 dari 2 halaman

Mencari Koneksi Nyata

Ilustrasi/copyrightshutterstock/Makistock

Seseorang mungkin menemukan dirinya mencari koneksi yang lebih besar ketika dirinya merasa tertekan dan cemas. Perasaan kesepian sebenarnya cara otak untuk mengatakan bahwa kita ingin mencari koneksi yang lebih besar dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. Daripada mencoba untuk lebih terhubung dengan orang-orang di media sosial, mengapa tidak mengatur untuk bertemu dengan seseorang secara langsung? Membuat rencana dengan teman yang baik untuk pergi jalan-jalan atau lainyya.

Fokus pada Rasa Terima Kasih

Penelitian menunjukkan bahwa terlibat dalam kegiatan yang meningkatkan rasa syukur seperti membuat jurnal rasa syukur atau sekadar memberi tahu orang lain tentang apa yang dirimu hargai dapat meningkatkan semangat dan juga semua orang di sekitar.

Meski fomo sangat berkorelasi dengan penggunaan media sosial, penting untuk diingat bahwa itu adalah perasaan yang sangat nyata dan umum di antara orang-orang dari segala usia.

#Changemaker