Rambut Rontok, Kondisi Normal akibat Stres Hadapi Pandemi

Annissa Wulan diperbarui 18 Agu 2020, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Stres tidak hanya tentang kesehatan mental, namun juga memiliki dampak besar pada fisik. Salah satu efek dari stres berkepanjangan akibat pandemi saat ini adalah rambut rontok, apakah kamu juga mengalaminya?

Menurut para pakar, kondisi rambut rontok ini disebut sebagai telogen effluvium. Dilansir dari stylecaster.com, telogen effluvium merupakan salah satu bentuk kerontokan rambut sementara yang sering terjadi setelah stres atau peristiwa traumatis yang dialami oleh tubuh, atau bahkan secara emosional.

Sayangnya, saat ini stres yang dialami oleh orang-orang di seluruh dunia diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang besar, seperti kematian orang yang dicintai, perubahan karier, perceraian, dan pandemi. Kondisi rambut rontok telogen effluvium bertahan sekitar 3 bulan.

 

2 dari 3 halaman

Rambut rontok, kondisi normal di masa pandemi

Ilustrasi rambut rontok. (Unsplash.com/Kyle Johnson).

Rambut akan terus didorong ke siklus pertumbuhan yang baru, sehingga kamu tidak perlu terlalu khawatir. Rambut rontok bisa disebabkan karena kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh atau kelainan tiroid.

Namun, jika kamu melihat kerontokan rambut yang tidak biasa, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3 dari 3 halaman

Saksikan video menarik setelah ini

#ChangeMaker