Menggunakan Darah Sendiri untuk Atasi Masalah Rambut Rontok akibat Stres

Annissa Wulan diperbarui 16 Okt 2020, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Rambut rontok menjadi satu permasalahan yang umum terjadi karena stres ketika menghadapi pandemi. Apakah kamu juga mengalaminya? Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi memberi dampak signifikan pada kondisi kesehatan, termasuk rambut dan kulit kepala.

Perubahan pola hidup, interaksi sosial yang terbatas, resesi ekonomi, dan ketidakpastian akan masa depan adalah beberapa alasan yang dapat dengan mudah memicu stres. Kondisi rambut rontok  kronis disebut dengan telogen effluvium, yang salah satu penyebabnya adalah stres psikologis, membuat jumlah folikel berkurang.

Akibatnya, rambut mengalami fase telogen atau istirahat. Inilah yang kemudian memicu kondisi rambut rontok.

Telogen effluvium dapat dialami oleh pria maupun perempuan dari berbagai kalangan usia. Mereka dapat kehilangan antara 150 sampai 400 helai rambut per hari, melebihi jumlah rambut rontok normal yang seharusnya berkisar 50 sampai 100 helai per hari.

 

 

2 dari 3 halaman

Perawatan PRP di ZAP Clinic

Perawatan PRP di ZAP Clinic. Sumber foto: Document/ZAP Clinic.

Walaupun tidak bersifat permanen, pemulihan rambut rontok membutuhkan waktu beberapa bulan hingga 1 tahun lamanya. Dengan perkembangan teknologi, pengobatan rambut rontok yang parah dapat dilakukan dengan perawatan platelet-rich plasma atau PRP.

Proses PRP dilakukan dengan mengambil sedikit darah pasien dan mengaplikasikannya dengan alat vital injector. Darah kemudian diolah menjadi plasma darah kaya trombosit yang kandungannya dapat mencapai 5 sampai 10 kali lipat konsentrasi normal.

Plasma ini mengandung ratusan protein dan growth factor yang ketika diinjeksi kembali ke kulit kepala pasien akan memberi nutrisi yang mampu merangsang folikel pertumbuhan rambut secara efektif. Perawatan PRP bisa kamu dapatkan di seluruh ZAP Clinic, ZAP Premiere, dan MEN/O/LOGY by ZAP.

3 dari 3 halaman

Perawatan PRP di ZAP Clinic

Perawatan PRP di ZAP Clinic. Sumber foto: Document/ZAP Clinic.

Sebelum memulai perawatan, pasien diwajibkan mencuci rambut dan menghentikan perawatan kimia rambut apapun sejak 1 minggu sebelumnya. Calon pasien juga diwajibkan untuk menjalani sesi konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi secara detail.

Pasien dengan HIV/AIDS, riwayat hepatitis B & C, kanker, riwayat gangguan trombosit, atau pembekuan darah dianjurkan tidak menjalani perawatan ini. Tindakan hanya berlangsung selama 30 menit, dimulai dengan mengambil darah untuk diolah, area yang dirawat dan dibersihkan, dilakukan injeksi, kemudian diaplikasikan aktivator PRP.

Setelah perawatan, pasien baru diperbolehkan mencuci rambut setelah 8 jam. Untuk mendapatkan hasil maksimal, lakukan perawatan PRP secara rutin 2 sampai 4 minggu sekali. Penasaran?

#ChangeMaker