Kisah Tragis Perempuan Jadi Korban Pemerkosaan Berantai, Penyerang Dihukum 406 Tahun Penjara

Annissa Wulan diperbarui 26 Jul 2021, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dua tahun lalu, George Sanchez atau dikenal sebagai pemerkosa bertopeng ski yang sangat terkenal di Teluk San Francisco, muncul untuk pembebasan bersyarat pertama dari hukuman penjara 406 tahun. Paula Finn adalah salah satu korban pemerkosaan.

Antara tahun 1984 dan 1987, Sanchez secara brutal meneror setidaknya 25 perempuan berusia 83 tahun yang menjadi sukarelawan di sebuah gereja. Ia bisa dibilang pemerkosa berantai paling kejam dan mengerikan dalam sejarah.

Pada tahun 1987, Paula tinggal di Cupertino, California dan bekerja malam di sebuah klinik medis 6 mil jauhnya di kota Los Altos. Ia menghargai pekerjaannya karena memberinya kebebasan untuk mengatur jamnya sendiri dan sebagai seorang introvert, serta suka begadang, Paula biasanya masuk kerja setelah jam 5 sore, saat semua orang sudah pulang ke rumah.

Di malam 13 November, Paula dan pacarnya Nick sedang dalam perjalanan pulang dari merayakan ulang tahun Nick. Suasana berubah serius ketika Nick menyebutkan bahwa pemerkosa bertopeng ski baru-baru itu menyerang dan melakukan pemerkosaan di Cupertino.

"Dan dia punya pistol," tambah Nick. Nick tahu kebiasaan Paula berjalan sendirian di malam hari dan memperingatkan untuk berhati-hati.

Paula berjanji akan lebih memperhatikan sekelilingnya, tapi lalu ia tidak benar-benar memikirkannya lagi, sampai Sanchez benar-benar muncul di tempat kerjanya 5 malam kemudian.

Paula melihat dari mesin tiknya ke arah sosok bertopeng ski berdiri dua kaki jauhnya, menodongkan pistol ke arahnya. Paula tidak mendengar ada yang masuk, pria itu tiba-tiba ada di sana.

 

 

2 dari 3 halaman

Paula bisa membebaskan dirinya setelah Sanchez tidak kembali

Paula Finn menceritakan pengalaman kelamnya menjadi korban pemerkosaan seoraang pemerkosa berantai, simak di sini kisahnya.

Tangannya yang bersarung menutupi mulut Paula sebelum ia sempat bereaksi. Sanchez melepaskan kacamatanya dan mendorong Paula ke lantai.

Ia memerintahkan Paula untuk meletakkan tangannya di belakang punggung. Sanchez bertanya tentang uang kantor dan Paula memberitahu letak brankasnya, tapi ia benar-benar tidak mengetahui kombinasi kata sandinya.

Setelah itu, Sanchez membawa Paula ke ruang tunggu anak-anak dan memperkosanya. Semua terjadi begitu cepat, lalu Sanchez memerintahkan Paula berbaring di lantai dengan wajah menghadap ke bawah, lalu ia mengikat tangan Paula ke kursi kayu dan meletakkan kursi tersebut di atas punggungnya.

Sanchez meninggalkan Paula untuk mencari uang di sekitar situ. Paula berbaring telungkup dan telanjang selama 6 jam berikutnya.

Saat menyadari Sanchez tidak akan kembali, Paula memberanikan diri membebaskan dirinya dari ikatannya. Ketika hampir subuh, Paula memutuskan bangun dan berpakaian, lalu berlari sambil menelepon polisi.

Paula menangis saat polisi tiba dan menggeledah gedung. Setelah pemeriksaan di rumah sakit, seorang konselor pemerkosaan mengantarkan Paula kembali ke kantor untuk mengabarkan bahwa ia baik-baik saja.

Sampai di rumah, Paula gemetar dan menggigil tak terkendali. Di hari yang sama, kepala polisi San Jose datang untuk menanyai Paula.

3 dari 3 halaman

Trauma yang dihadapi Paula setelah penyerangan tersebut

Paula Finn menceritakan pengalaman kelamnya menjadi korban pemerkosaan seoraang pemerkosa berantai, simak di sini kisahnya.

Bos Paula memberikan kompensasi yang memang dibutuhkannya, karena ia tidak yakin bisa kembali ke kantor itu. Setiap kali pulang, Paula merasa perlu memeriksa seluruh apartemen karena takut pemerkosa bersembunyi di suatu tempat di dalamnya, lalu mimpi buruk dimulai.

Sebelum serangan, Paula memang memiliki masalah dengan insomnia, tapi sekarang ia hampir tidak mungkin tertidur sampai matahari terbit. Satu bulan kemudian, gejala fisik mulai muncul, Paula sering mengalami serangan sakit perut yang melumpuhkan.

Konselor yang ditemui Paula merujuknya ke dokter yang membantu meresepkan sesuatu untuk membuatnya tidur dan Paula sangat bersyukur. Akhirnya diketahui bahwa emosi yang dirasakan Paula menemukan caranya untuk mengekspresikan diri, bermanifestasi secara fisik dalam bentuk rasa sakit.

Setelah Paula bisa sedikit berdamai dengan rasa malu, sedih, dan amarah terhadap penyerangnya, hal mengejutkan dan membuat marah banyak orang terjadi. Sanchez mengajukan pembebasan bersyarat pada tahun 2019, tapi ia ditolak.

Walaupun penyerangannya terjadi lebih dari 30 tahun lalu, kengeriannya masih terasa, bahkan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Setelah pemerkosaan itu, Paula dipenuhi dengan ketakutan tentang masa depannya dan ternyata tidak ada yang terwujud.

Paula tidak bisa menghadiri sidang pertama Sanchez, tapi ia akan mendapatkan kesempatan lain di tahun 2026, dan ia bersumpah akan berada di sana untuk menyuarakan harapannya. Agar Sanchez tetap di penjara.

#Elevate Women