Bisa Picu Bahaya, Ketahui Fakta dan Cara Tepat Penggunaan Spons Cuci agar Tetap Aman Digunakan

MirantiDiperbarui 26 Agustus 2025, 17:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Spons untuk mencuci piring merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang hampir selalu ada di setiap dapur. Digunakan setiap hari untuk membersihkan berbagai peralatan seperti piring, gelas, dan alat masak, benda ini terlihat sepele namun sangat membantu dalam menjaga kebersihan. Meski begitu, di balik fungsi praktisnya, spons ini menyimpan potensi bahaya yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Dengan struktur yang berpori, spons dapat dengan mudah menahan sisa-sisa makanan, minyak, dan kelembapan, sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai bahaya yang mungkin ditimbulkan spons cuci piring jika tidak dirawat dengan baik. Fakta-fakta tentang jumlah bakteri yang bisa berkembang, risiko kesehatan yang ditimbulkan, hingga kebiasaan salah dalam penggunaannya akan diulas secara detail." Dengan mengetahui risiko-risiko tersebut, Anda dapat lebih waspada dan memahami cara yang tepat untuk merawat atau mengganti spons agar tetap aman digunakan di lingkungan rumah Anda. Hal ini penting agar kebersihan dan kesehatan keluarga tetap terjaga dengan baik.

2 dari 7 halaman

1. Spons Jadi Sarang Bakteri

Cobalah metode sederhana untuk membersihkan spons pencuci piring di dapur Anda.

Spons adalah barang kecil yang hampir selalu digunakan di dapur, namun bisa menjadi salah satu tempat terkontaminasi di rumah. Dengan struktur berpori, spons mampu menyerap air, minyak, dan sisa makanan, yang kemudian terperangkap di dalamnya dan sulit untuk dibersihkan. Menurut penelitian dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Padjadjaran, jumlah bakteri pada spons dapur bisa mencapai 200.000 kali lebih banyak dibanding dudukan toilet. Fakta ini menunjukkan bahwa spons adalah media yang sangat efektif bagi pertumbuhan bakteri.

Beberapa jenis bakteri yang umum dijumpai pada spons adalah Escherichia coli (E. coli) dan Staphylococcus aureus. E. coli dikenal sebagai penyebab diare, keracunan makanan, dan infeksi saluran pencernaan, sedangkan Staphylococcus dapat menyebabkan infeksi kulit atau bisul jika berpindah ke tangan. Suasana lembap dan hangat di dapur menjadi faktor utama yang mempercepat pertumbuhan bakteri ini, bahkan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan spons agar tidak menjadi sumber penyakit.

3 dari 7 halaman

2. Bau Tak Sedap Adalah Tanda Bahaya

Banyak orang beranggapan bahwa bau tidak sedap yang muncul dari spons adalah hal yang wajar karena sering digunakan. Namun, sebuah laporan dari BBC yang mengutip penelitian mikrobiologi dari Jerman menjelaskan bahwa bau tersebut disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakteri yang memecah sisa-sisa makanan. Dengan demikian, bau busuk yang tercium sebenarnya merupakan indikasi bahwa jumlah bakteri di dalam spons telah mencapai tingkat yang tinggi.

Profesor Jennifer Quinlan dari Drexel University menekankan bahwa meskipun tidak semua bakteri bersifat berbahaya, keberadaan koloni bakteri dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terjadinya kontaminasi silang. Hal ini berarti, piring yang telah dicuci bersih bisa kembali terkontaminasi oleh bakteri dari spons yang berbau. Oleh karena itu, bau yang tercium pada spons sebaiknya dianggap sebagai "peringatan" untuk segera membersihkannya atau menggantinya, bukan hanya sekadar menunjukkan tanda keausan.

4 dari 7 halaman

3. Salah Pakai Spons Picu Kontaminasi Silang

Pilih spons atau sikat sesuai dengan permukaan peralatan untuk membersihkan lemak (foto: Freepik.dok)

Penggunaan spons secara sembarangan merupakan kesalahan yang sering terjadi. Banyak individu cenderung menggunakan spons yang sama untuk berbagai keperluan, mulai dari mencuci piring, membersihkan meja dapur, hingga mengelap talenan yang pernah digunakan untuk daging mentah. "Menurut studi dalam Journal of Food Protection, kebiasaan ini dapat memindahkan bakteri berbahaya seperti Salmonella dari daging mentah ke piring bersih." Praktik ini berpotensi menyebabkan kontaminasi silang yang menjadi salah satu penyebab utama keracunan makanan di lingkungan rumah.

Pindahnya bakteri ini sering kali terjadi tanpa disadari karena spons digunakan berulang kali tanpa melalui proses pembersihan yang memadai. Selain itu, menyimpan spons di area wastafel yang selalu lembab juga memperburuk situasi, karena kelembapan menjadi media yang ideal bagi bakteri untuk bertahan hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan spons secara bijak dan menjaga kebersihannya agar terhindar dari risiko kesehatan yang serius.

5 dari 7 halaman

4. Risiko Penyakit Pencernaan

Spons dapur yang tidak sering diganti atau dibersihkan dapat menjadi penyebab munculnya berbagai masalah kesehatan, terutama penyakit pencernaan. Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Mitra Kesehatan, disebutkan bahwa spons yang kotor dapat mengandung bakteri patogen berbahaya seperti E. coli, Salmonella, Klebsiella pneumoniae, dan Enterobacter. Semua jenis bakteri ini dikenal sebagai penyebab utama dari foodborne disease, yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa setiap tahunnya, lebih dari 38 juta kasus keracunan makanan terjadi di Amerika Serikat. Mayoritas kasus ini disebabkan oleh kontaminasi bakteri yang berasal dari makanan dan peralatan dapur yang tidak bersih, termasuk spons yang jarang dibersihkan. Gejala yang muncul umumnya meliputi mual, muntah, sakit perut, dan diare, yang dapat berlanjut menjadi komplikasi serius terutama pada anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem imun yang lemah.

6 dari 7 halaman

5. Biofilm Membuat Spons Sulit Steril

Spons bukan sekadar media bagi pertumbuhan bakteri, tetapi juga merupakan tempat terbentuknya biofilm. Biofilm ini adalah lapisan koloni bakteri yang melekat pada permukaan spons, di mana bakteri-bakteri tersebut saling melindungi dengan membentuk lapisan lendir yang tipis. Menurut penelitian dalam Scientific Reports (Nature), biofilm membuat bakteri lebih tahan terhadap sabun, air panas, bahkan beberapa disinfektan. Hal ini menyebabkan meskipun spons dibersihkan secara teratur, bakteri yang terperangkap dalam biofilm tetap dapat bertahan hidup.

Kondisi ini menjadikan spons sangat sulit untuk disterilkan sepenuhnya. Bahkan setelah proses pencucian, spons masih dapat menyimpan jutaan mikroba yang siap berkembang lagi ketika kelembapan kembali muncul. Dengan demikian, penting bagi kita untuk menyadari bahwa menjaga kebersihan spons tidak hanya sekadar mencuci, tetapi juga memahami bagaimana biofilm berfungsi dan dampaknya terhadap kesehatan.

7 dari 7 halaman

6. Spons Bisa Menumbuhkan Jamur

Ilustrasi Spons Cuci Piring (Credit: Freepik)

Selain menjadi tempat berkembangnya bakteri, spons yang sudah digunakan dalam waktu lama juga dapat menjadi sarang jamur. Penelitian internasional menunjukkan bahwa jamur seperti Candida dapat ditemukan pada spons dapur yang telah digunakan terlalu lama. Jamur ini dapat menyebabkan infeksi kulit atau mulut, terutama pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Jamur umumnya tumbuh ketika spons dibiarkan dalam keadaan basah terus-menerus dan tidak pernah dijemur atau diperas hingga kering. Gejala yang paling jelas adalah munculnya noda gelap atau bintik-bintik pada spons, yang sering kali disertai dengan bau apek yang tidak sedap. Kehadiran jamur ini membuat spons semakin berbahaya, karena spora jamur dapat berpindah ke peralatan dapur maupun tangan orang yang menyentuhnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan spons agar tidak menjadi sumber penyakit.