Cara Melindungi Anak dari Penyakit Infeksi Pernapasan Menurut Dokter Anak

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 03 November 2025, 21:19 WIB

ringkasan

  • Imunisasi rutin, termasuk vaksin influenza, COVID-19, dan RSV seperti Nirsevimab atau Palivizumab, sangat penting untuk membangun kekebalan anak terhadap penyakit pernapasan.
  • Praktik kebersihan yang baik seperti mencuci tangan, etiket batuk/bersin, dan membersihkan permukaan secara teratur efektif mengurangi penyebaran virus di kalangan anak-anak.
  • Meminimalkan paparan terhadap orang sakit, menghindari keramaian, serta menjaga lingkungan bebas asap rokok dan berventilasi baik, ditambah gaya hidup sehat.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, melindungi buah hati dari berbagai penyakit pernapasan adalah prioritas utama setiap orang tua. Di tengah musim pancaroba atau saat virus mudah menyebar, kekhawatiran akan kesehatan anak seringkali meningkat.

Para dokter anak dan organisasi kesehatan merekomendasikan pendekatan multi-aspek untuk menjaga si kecil tetap sehat. Ini mencakup serangkaian langkah preventif yang terbukti efektif dalam meminimalkan risiko infeksi pernapasan.

Dari imunisasi hingga praktik kebersihan, panduan ini akan membantu Sahabat Fimela memahami bagaimana cara melindungi anak dari penyakit pernapasan menurut dokter anak, memastikan mereka tumbuh optimal dan ceria.

Salah satu pilar utama dalam upaya melindungi anak dari penyakit pernapasan adalah memastikan mereka mendapatkan imunisasi yang lengkap. Vaksinasi rutin sangat vital untuk mencegah infeksi umum seperti influenza, COVID-19, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV). Jadwal imunisasi yang tepat waktu akan membangun pertahanan tubuh anak secara optimal.

Khusus untuk RSV, terdapat beberapa opsi perlindungan. Nirsevimab (Beyfortus), sebuah antibodi monoklonal, direkomendasikan untuk bayi baru lahir hingga usia 8 bulan, bahkan hingga 19 bulan bagi yang berisiko tinggi. Perlindungan ini terbukti mengurangi risiko rawat inap akibat RSV secara signifikan, hingga 83%.

Selain itu, bayi dan anak-anak berisiko tinggi dapat menerima Palivizumab melalui serangkaian suntikan selama musim RSV. Ada pula vaksin RSVpreF (Abrysvo) untuk ibu hamil antara 32 hingga 36 minggu kehamilan. Vaksin ini memungkinkan transfer antibodi dari ibu ke janin, memberikan perlindungan pasca-kelahiran.

Pentingnya vaksinasi tidak hanya mencegah penyakit parah pada anak, tetapi juga mengurangi penyebaran infeksi di komunitas. Dengan imunisasi yang memadai, anak-anak dapat tetap aktif di sekolah dan kegiatan olahraga tanpa kekhawatiran berlebih.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Praktik Kebersihan Harian yang Efektif

Kebersihan lingkungan di rumah juga berperan besar. Rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu dan sakelar lampu, dapat mengurangi keberadaan virus. Bahkan, membersihkan hidung anak dengan larutan salin 1-2 kali sehari dapat membantu menjaga saluran udara tetap bersih dari debu dan partikel. (Foto: Tanaphong Toochinda/Unsplash)

Membiasakan praktik kebersihan yang baik sejak dini adalah kunci lain untuk menjaga anak dari penyakit pernapasan. Ajarkan anak-anak untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah batuk atau bersin. Jika tidak ada air, pembersih tangan berbasis alkohol bisa menjadi alternatif.

Etiket batuk dan bersin juga krusial. Dorong anak untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, lalu segera membuang tisu bekas. Selain itu, penting untuk melatih mereka agar tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, guna meminimalkan penyebaran kuman.

Kebersihan lingkungan di rumah juga berperan besar. Rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu dan sakelar lampu, dapat mengurangi keberadaan virus. Bahkan, membersihkan hidung anak dengan larutan salin 1-2 kali sehari dapat membantu menjaga saluran udara tetap bersih dari debu dan partikel.

3 dari 4 halaman

Strategi Meminimalkan Paparan Virus

Membatasi paparan anak terhadap individu yang sakit dan lingkungan berisiko adalah langkah preventif yang sangat efektif. Hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit, terutama mereka yang batuk atau bersin. Menjaga jarak fisik, meskipun terkadang terasa sulit, adalah cara terbaik untuk tetap sehat saat virus menyebar.

Sebisa mungkin, batasi anak dari keramaian, khususnya di ruang tertutup yang memiliki ventilasi buruk. Dr. Robert Amler, seorang dokter anak dan mantan pejabat CDC, menekankan bahwa semua infeksi pernapasan dapat dicegah sebagian dengan menjaga jarak sosial dan mencuci tangan secara menyeluruh. Jika anak sakit, pastikan mereka beristirahat di rumah dan tidak pergi ke sekolah atau tempat penitipan anak untuk mencegah penularan.

Dalam situasi tertentu, seperti saat tingkat penyakit di komunitas meningkat, strategi tambahan seperti penggunaan masker dan menjaga jarak fisik dapat memberikan lapisan perlindungan ekstra. Ini adalah pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk melindungi si kecil dari risiko infeksi pernapasan yang lebih tinggi.

4 dari 4 halaman

Lingkungan dan Gaya Hidup Sehat untuk Pernapasan Optimal

Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan pernapasan anak adalah investasi jangka panjang. Pastikan rumah Sahabat Fimela bebas asap rokok, karena paparan asap rokok pasif dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan. Ventilasi yang baik di area tempat tinggal juga penting untuk mengurangi konsentrasi polutan udara dan menjaga kualitas udara tetap bersih.

Selain lingkungan, gaya hidup sehat sangat mempengaruhi daya tahan tubuh anak. Dorong mereka untuk mengonsumsi diet seimbang yang kaya buah, sayuran, dan biji-bijian, yang menyediakan nutrisi penting untuk sistem kekebalan tubuh yang kuat. Aktivitas fisik teratur juga berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan dapat meningkatkan fungsi pernapasan anak.

Pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Tidur yang berkualitas esensial untuk menjaga sistem pernapasan dan kekebalan tubuh mereka tetap prima. Selain itu, minimalkan paparan anak terhadap polusi udara seperti debu, partikel halus, dan asap rokok dari lingkungan luar untuk melindungi paru-paru mereka yang sedang berkembang.