Fimela.com, Jakarta - Kehamilan anggur, atau yang dikenal sebagai molar pregnancy, adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Dalam kondisi ini, pertumbuhan abnormal sel-sel trofoblas terjadi, yang seharusnya membentuk plasenta. Alih-alih membentuk plasenta yang sehat, trofoblas tumbuh menjadi massa kista yang menyerupai gugusan anggur.
Kehamilan anggur dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kehamilan anggur lengkap dan parsial. Meskipun jarang, kondisi ini memerlukan perhatian medis yang serius. Mari kita bahas lebih dalam mengenai kehamilan anggur, termasuk penyebab, gejala, dan penanganannya.
Kehamilan anggur biasanya terjadi pada awal kehamilan dan dapat dikenali melalui serangkaian gejala. Penting bagi Sahabat Fimela untuk memahami kondisi ini agar dapat mengambil langkah yang tepat jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Jenis-jenis Kehamilan Anggur
Kehamilan anggur terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Kehamilan Anggur Lengkap (Complete Molar Pregnancy): Terjadi ketika sel telur kosong dibuahi oleh satu atau dua sperma, menghasilkan jaringan plasenta yang tumbuh secara abnormal tanpa adanya janin.
- Kehamilan Anggur Parsial (Partial Molar Pregnancy): Terjadi ketika sel telur normal dibuahi oleh dua sperma, menghasilkan janin dengan kromosom abnormal yang biasanya tidak dapat bertahan hidup.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti kehamilan anggur tidak selalu jelas, tetapi beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan anggur meliputi:
- Usia Ibu: Wanita di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun berisiko lebih tinggi.
- Riwayat Kehamilan Anggur Sebelumnya: Jika pernah mengalami kehamilan anggur, risiko untuk mengalaminya lagi meningkat.
- Kekurangan Nutrisi: Kekurangan karoten dalam makanan dapat menjadi faktor risiko.
Gejala Kehamilan Anggur
Gejala kehamilan anggur dapat mirip dengan gejala kehamilan normal, tetapi kemudian berkembang menjadi tanda yang lebih spesifik. Beberapa gejala umum meliputi:
- Perdarahan vagina berwarna cokelat hingga merah terang.
- Mual dan muntah parah.
- Pembesaran rahim yang lebih cepat dari yang diharapkan.
- Keluarnya kista berbentuk anggur dari vagina.
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis kehamilan anggur dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes darah untuk mengukur kadar hCG, dan USG. Penanganan utama adalah pengangkatan jaringan molar dari rahim melalui prosedur dilatasi dan kuretase (D&C).
Setelah pengangkatan, perawatan lanjutan sangat penting untuk memantau kadar hCG dan memastikan tidak ada jaringan molar yang tersisa. Wanita disarankan untuk menunda kehamilan selama 6-12 bulan setelah pengobatan untuk memungkinkan pemantauan yang akurat.
Komplikasi yang mungkin terjadi setelah kehamilan anggur termasuk penyakit trofoblas gestasional persisten dan koriokarsinoma. Meskipun demikian, sebagian besar wanita yang pernah mengalami kehamilan anggur dapat memiliki kehamilan normal di masa depan dengan pemantauan yang tepat.