Sukses

Health

Kenapa Henti Jantung Bisa Terjadi? Ini Penyebab dan Faktor Risikonya

Fimela.com, Jakarta Bayangkan seseorang yang tampak sehat dan aktif tiba-tiba terjatuh tanpa tanda-tanda sebelumnya. Orang-orang di sekitarnya panik, mencoba membangunkannya, tetapi tidak ada respons. Situasi seperti ini bisa jadi merupakan kasus henti jantung mendadak, sebuah kondisi serius yang sering datang tanpa peringatan dan dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.

Henti jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak secara efektif, menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya terhenti. Kondisi ini berbeda dengan serangan jantung, meskipun sering disalahartikan sebagai hal yang sama. Jika tidak segera ditangani, henti jantung dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.  

Banyak faktor yang dapat memicu henti jantung, mulai dari gangguan irama jantung (aritmia), penyakit jantung koroner, hingga faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Bahkan, dalam beberapa kasus, henti jantung bisa terjadi pada orang yang tampak sehat tanpa gejala sebelumnya. Oleh karena itu, memahami penyebab dan faktor risiko henti jantung sangatlah penting agar Sahabat Fimela dapat lebih waspada serta mengambil langkah pencegahan yang tepat.  

Melansir heart.org, dalam artikel ini, akan dibahas lebih dalam mengenai berbagai penyebab henti jantung, bagaimana mengenali tanda-tandanya, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini terjadi. Dengan mengetahui informasi ini, Sahabat Fimela dapat lebih peduli terhadap kesehatan jantung dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Mengenali Tanda-tanda Henti Jantung

Mengenali tanda-tanda awal henti jantung sangat penting untuk memberikan respons cepat dan meningkatkan peluang korban untuk bertahan hidup. Tanda utama yang paling mencolok adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba. Seseorang yang mengalami henti jantung akan jatuh atau roboh tanpa adanya respons terhadap rangsangan. Selain itu, denyut nadi dan pernapasan bisa hilang sepenuhnya, membuat tubuh korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Beberapa gejala lain yang mungkin muncul sebelum henti jantung terjadi antara lain nyeri dada yang berlangsung beberapa menit atau datang dan pergi, perasaan tidak nyaman yang menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung, serta pusing atau pingsan mendadak. Korban juga mungkin mengalami napas terengah-engah, tersengal, atau bahkan terdengar seperti mendengkur sebelum akhirnya berhenti bernapas. Kulit korban bisa terlihat pucat, kebiruan, atau tampak dingin karena tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Gejala-gejala ini bisa muncul dalam hitungan detik hingga beberapa menit sebelum korban benar-benar kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, segera lakukan tindakan pertolongan pertama jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini.

Langkah yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Henti Jantung

Tindakan cepat sangat penting dalam menangani henti jantung. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghubungi layanan darurat setempat untuk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Selanjutnya, lakukan CPR (Resusitasi Jantung Paru) dengan menekan dada secara kuat dan cepat sekitar 100-120 kali per menit hingga bantuan tiba. Pastikan korban dalam posisi terlentang di permukaan yang rata dan keras untuk memastikan efektivitas kompresi dada. Jika tersedia, gunakan AED (Automated External Defibrillator) untuk memberikan kejutan listrik guna mengembalikan irama jantung normal. AED biasanya tersedia di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, bandara, atau fasilitas olahraga. Alat ini dirancang untuk digunakan oleh siapa saja, bahkan tanpa pelatihan medis.

Selain tindakan pertolongan pertama, pencegahan juga sangat penting untuk mengurangi risiko henti jantung. Menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, menghindari stres berlebihan, serta tidak merokok dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga penting untuk mendeteksi faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes yang dapat berkontribusi terhadap penyakit jantung.

Henti jantung adalah kondisi yang bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, termasuk mereka yang tampak sehat. Oleh karena itu, memahami penyebab dan gejalanya dapat membantu Sahabat Fimela lebih waspada serta mengambil langkah pencegahan yang tepat. Semakin dini risiko ini diketahui, semakin besar peluang untuk mencegahnya dan menjaga kesehatan jantung dengan lebih baik. Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap kondisi ini, diharapkan lebih banyak nyawa dapat diselamatkan.

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading