Sukses

Lifestyle

LGBT dan Agama (9): Isu Homoseksual Menurut Jainisme

Ladies, di artikel sebelumnya kita sudah membahas bagaimana sikap Agama Hindu terhadap kaum homoseksual. Ladies masih ingat? Terlepas dari kontroversi bagaimana pemeluknya menerima atau tidak, Teks Suci Agama Hindu menuliskan adanya Jender ke tiga.

Sekarang, kita akan beralih agama di India lainnya, yaitu Jainisme.

Menurut wikipedia.org, sejarah Jainisme semakin hilang asal-usulnya karena merupakan Agama minoritas di India.

Tapi di situs itu dituliskan bahwa Jainisme muncul sebagai ketidakpuasan masyarakat Hindia pada banyaknya pengorbanan dan ritual yang diwajibkan Brahma Weda. Nabi Jainisme, Mahavira, lalu membimbing umatnya untuk menolak dan melepaskan diri dari ajaran Weda dan Brahma.

Bagaimana Jainisme memandang prilaku homoseksual? Menurut beberapa Teks Suci Agama Jain, homoseksual dan transverstism dianggap sebagai penyakit. Penyakit mental ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan yang bisa disembuhkan (Brhatkalpa Bhasya V, 517374).

Meski begitu, pada teks lainnya (Brhratkalpa Basyha, 4129-46) dituliskan bahwa seorang pria terkastrasi adalah seorang wanita. Jika wanita itu diperkosa maka, dia wajib dirawat oleh pendeta wanita dan berada di bawah pengawasan tabib.

Di teks itu pun dituliskan kalau orang yang membenci korban perkosaan itu harus dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Pria terkastrasi kok hamil? Jainisme ini, Ladies, munculnya pada 500 tahun Sebelum Masehi. Jadi wajar jika pada teks sucinya dituliskan kalau pria yang terkastrasi mungkin untuk hamil jika diperkosa.

Jadi, meski Jainisme menganggap homoseksual sebagai penyakit, tapi ternyata Agama ini juga melindungi hak hidup kaum homoseksual. Menarik, bukan?

Selanjutnya kita akan membahas bagaimana Agama Buddha menyikapi kaum homoseksual. Selamat membaca ya!

 

Oleh: Sahirul Taufiqurrahman

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading