4 Produk Kecantikan Alami yang Dianjurkan Sejak Zaman Nabi

Fimela Editor diperbarui 04 Mei 2020, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tampil cantik adalah dambaan setiap perempuan. Jadi berdandan atau melakukan perawatan untuk mempercantik diri adalah hal yang lazim dilakukan.

Tapi bagaimana dengan aturan berdandan atau perawatan kecantikan di dalam agama Islam sendiri? Ternyata tren perawatan untuk mempercantik diri sudah ada sejak zaman para nabi. Selain itu, Islam juga mengajarkan kita untuk menghargai keindahan, baik yang Illahi maupun yang diciptakan.

 

Lalu bagaimana cara merawat diri yang baik sesuai dengan anjuran para nabi? Melansir dari Sisters Magazine, ada banyak tips kecantikan yang ditemukan di dalam Sunah.

Sebelum menerapkan perawatan kecantikan apa pun, ingatlah bahwa semua tindakan dalam Islam dinilai dengan niat. Jika niat kamu dalam menggunakan perawatan ini adalah untuk meninggikan dan menerapkan Sunah, maka mempercantik diri bisa menjadi suatu tindakan ibadah. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak tips nya berikut ini.

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Siwak

Pepsodent Siwak (Foto: Rafinda Eki Puspitasari/ Fimela.com)

 

Gigi yang cantik dapat meningkatkan penampilan seseorang. Sunah hukumnya untuk membersihkan gigi dengan miswāk (atau siwāk), berbentuk tongkat kecil yang digosokkan pada gigi. Nabi (SAW) membersihkan giginya dengan siwak sebelum berdoa dan di waktu lain juga.

Siwak terbaik dibuat dari kayu (akar, ranting dan batang) dari Salvadora persica, pohon kecil yang dikenal sebagai arak. Menurut Pengobatan Nabi oleh Ibnu Qayyim Al-Jawziyya, ketika digunakan dalam jumlah sedang, siwak mampu membersihkan gigi, mencegah gigi berlubang, dan menghalau bau napas tidak sedap dan beberapa manfaat lainnya. 

Ilmu pengetahuan modern tampaknya setuju akan hal ini. Beberapa penelitian menunjukkan jika kamu menggunakan siwak harus dicuci setiap sebelum dan setelah penggunaan, dan ujung sikatnya dipotong secara berkala. Jangan pernah digunakan di area kamar mandi dan selalu disimpan secara vertikal. Jika kering, basahi dengan air mawar.

 

3 dari 6 halaman

Henna

Henna kerap dijadikan sebagai tinta alami untuk menggambar tato. Cek di sini selengkapnya. (Foto: Unsplash)

Henna dibuat dengan menggiling daun kering dan batang tanaman Henna, Lawsonia inermis, menjadi bubuk halus dan kemudian mencampurnya dengan air atau minyak agar menjadi pasta. Pada zaman Nabi (SAW), baik pria maupun wanita menggunakan pacar untuk mewarnai rambut mereka.

Wanita juga menggunakan pacar untuk menggambarkannya di tangan dan kaki mereka. Pasta dioleskan langsung ke kulit dan sering kali diaplikasikan dalam desain yang rumit dengan menggunakan botol aplikator atau kerucut mylar, wadah yang berbentuk kerucut.

Kemudian pasta akan mengering di kulit dan ketika dihilangkan, akan meninggalkan noda sementara yang disebut mehndi. Noda tersebut akan berlangsung sekitar 1 hingga 3 minggu. 

Pacar murni menghasilkan nuansa oranye-merah-coklat tergantung pada kulit, luas tubuh yang diterapkan, dan lamanya waktu pasta bertahan pada kulit. Henna dicampur dan diterapkan dalam banyak cara tergantung pada preferensi penggunaannya.

 

4 dari 6 halaman

Kohl

Kohl adalah bubuk gelap halus yang diaplikasikan pada permukaan bagian dalam kelopak mata. Mengenakan kohl adalah sunah untuk pria dan wanita sebagai perhiasan mata dan untuk tujuan terapi. Kohl biasanya dijual dengan kohl pot dan stik, yang memiliki ujung sedikit membulat.

Untuk mengaplikasikannya, basahi aplikator dengan air, air mawar, atau minyak zaitun sebelum dicelupkan ke dalam panci. Putar aplikator ke dalam kohl dan lepaskan bubuk berlebih yang tersisa. Mulailah dengan menempatkan aplikator di sudut mata bagian dalam.

Atau saat ini sudah banyak yang menjual kohl dalam bentuk stik, sehingga proses mengaplikasikannya jauh lebih instan. Jika dilakukan dengan benar, kelopak mata akan benar-benar hitam di bagian akar bulu mata. Jika kamu memakai lensa kontak, disarankan untuk menerapkan kohl sebelum memasukkan lensa.

 

 

5 dari 6 halaman

Parfum

ilustrasi parfum | unsplash.com/@siora18

Aroma sering disebutkan dalam Sunah. Nabi (SAW) menggunakan parfum secara teratur dan begitu pula para sahabat (RA). Dia (SAW) berkata, "Saya dibuat untuk mencintai tiga hal di dunia: wanita, parfum, dan kesejukan mata saya dalam doa." (an-Nasaa'i) Sementara itu Sunah mengatakan parfum pria memiliki aroma yang terdeteksi di depan umum, sedangkan parfum wanita seharusnya tidak terlihat, dari hadits Tirmidzi. Tentu saja, dengan suami kita atau orang lain yang dengannya kita dapat memperlihatkan kecantikan kita, keharumannya dapat terlihat.

Saat memilih wewangian, temukan aroma yang pas dengan wangi alami tubuh dan ujilah pada kulit karena akan meninggalkan scent berbeda-beda pada kulit tiap orang. Parfum harus diterapkan segera setelah mandi ketika pori-pori kulit terbuka dan akan lebih mudah untuk menyerap aroma.

Jangan pernah menggunakan deodoran di area tempat kamu menggunakan parfum karena akan mengubah baunya. Aplikasikan parfum pada pergelangan tangan, di dalam siku, leher, perut, dan belakang lutut. Jangan mengoleskannya di belakang telinga karena dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 

Jadi, tidak ada salahnya bukan untuk menghargai dan meningkatkan kecantikan diri seperti yang dianjurkan dalam Sunah.

(Iffah Nurahmah) 

6 dari 6 halaman

Simak Video Berikut

#ChangeMaker