5 Manfaat Mengajarkan Anak Budaya Mengantri Sejak Dini

Siti Nur ArishaDiterbitkan 11 Oktober 2025, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kamu pernah merasa kesal ketika ada orang yang tiba-tiba menyerobot antrean? Situasi seperti ini sering membuat kita merasa tidak dihargai, padahal sudah menunggu dengan sabar. Menariknya, hal sederhana seperti berdiri rapi dalam antrean ternyata tidak datang secara alami, terutama pada anak-anak.

Bagi anak, antrean sering kali dipandang sebagai lomba siapa cepat dia dapat. Mereka cenderung berebut tempat dengan cara berlari lebih cepat atau mendorong agar bisa berada di depan. Wajar, karena pada usia dini anak masih mengutamakan keinginannya sendiri tanpa banyak mempertimbangkan orang lain.

Dilansir dari Wonderful Montessori, budaya mengantri harus diajarkan secara konsisten oleh orangtua maupun pendidik. Anak-anak dibiasakan berdiri dalam barisan lurus tanpa saling dorong. Bila ada anak yang mencoba menyerobot, mereka akan diarahkan ke belakang antrean. Tujuannya bukan untuk menghukum, melainkan mengajarkan aturan yang adil untuk semua orang. Dari sini anak belajar pentingnya menunggu giliran dan menghormati hak orang lain.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

1. Mengajarkan Kesabaran dan Disiplin

Mengantri adalah latihan sederhana untuk melatih kesabaran. Anak belajar bahwa tidak semua hal bisa didapatkan secara instan, ada proses menunggu yang harus dijalani. (foto/dok: freepik/zinkevych)

Mengantri adalah latihan sederhana untuk melatih kesabaran. Anak belajar bahwa tidak semua hal bisa didapatkan secara instan, ada proses menunggu yang harus dijalani. Hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat menunggu giliran bermain, membeli sesuatu, atau bahkan kelak dalam dunia kerja.

Selain itu, budaya mengantri juga menanamkan disiplin. Anak terbiasa mengikuti aturan bersama, seperti berdiri di barisan tanpa ribut atau tidak menyerobot. Disiplin kecil ini kelak akan membentuk kebiasaan positif yang berpengaruh pada sikap mereka di masa depan.

2. Belajar Menghargai Orang Lain

Ketika berdiri dalam antrean, anak belajar bahwa orang yang datang lebih dulu berhak mendapat giliran terlebih dahulu. Ini menumbuhkan rasa adil sekaligus mengajarkan mereka menghargai hak orang lain.

Bayangkan jika seorang anak selalu dibiarkan menyerobot antrean. Mereka bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa keinginannya lebih penting daripada orang lain. Dengan membiasakan antre, anak akan memahami konsep hak dan giliran yang menjadi dasar penting untuk membangun sikap empati.

3. Membentuk Lingkungan yang Harmonis

Antrean tidak hanya dipraktikkan saat menunggu giliran masuk ruangan atau menggunakan alat, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari seperti mengambil makanan atau bergantian bermain. Anak-anak yang terbiasa antre akan menciptakan suasana lebih tenang, tertib, dan saling menghargai.

Ketika semua anak memahami aturan yang sama, kelas akan terasa lebih harmonis. Tidak ada lagi rebutan atau pertengkaran kecil hanya karena siapa yang duluan. Hal ini sekaligus mengajarkan mereka bahwa hidup bersama butuh aturan agar semua orang merasa nyaman.

4. Melatih Kontrol Diri dan Emosi

Salah satu tantangan terbesar anak adalah mengendalikan diri. Mereka cenderung ingin sesuatu secara cepat, bahkan kadang dengan menangis atau memaksa. Dengan membiasakan antre, anak belajar menunda keinginan dan mengendalikan emosinya.

Misalnya, saat ingin bermain ayunan di taman, mereka harus menunggu sampai temannya selesai. Meski awalnya sulit, kebiasaan ini akan melatih anak untuk sabar, tenang, dan lebih mampu mengatur emosinya sendiri. Keterampilan ini akan sangat bermanfaat saat mereka tumbuh dewasa.

3 dari 3 halaman

5. Menanamkan Nilai Sosial Sejak Dini

Budaya mengantri bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang hidup bermasyarakat. Anak yang terbiasa mengantri sejak kecil akan lebih mudah beradaptasi di berbagai situasi sosial. (foto/dok: freepik/gpointstudio)

Budaya mengantri bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang hidup bermasyarakat. Anak yang terbiasa mengantri sejak kecil akan lebih mudah beradaptasi di berbagai situasi sosial, misalnya saat berada di sekolah, tempat umum, atau acara bersama keluarga besar.

Mereka akan memahami bahwa aturan bersama dibuat untuk kebaikan semua orang. Dengan begitu, anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih peduli, adil, dan mampu menempatkan dirinya dengan baik di tengah lingkungan sosial.

Tips Praktis Mengajarkan Anak Budaya Mengantri

Agar lebih mudah, orangtua bisa mulai mengajarkan antrean dari kegiatan kecil di rumah. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa dicoba:

  • Jadikan kegiatan sehari-hari sebagai latihan. Misalnya saat menunggu giliran mandi, makan, atau bermain mainan favorit.
  • Berikan contoh nyata. Anak belajar paling cepat dengan meniru. Saat berada di kasir atau halte, tunjukkan bahwa orangtua juga ikut mengantri dengan tertib.
  • Beri apresiasi. Saat anak berhasil menunggu giliran dengan sabar, puji sikapnya agar mereka merasa dihargai.
  • Konsisten. Jangan memberi pengecualian, misalnya membiarkan anak menyerobot hanya karena sedang terburu-buru. Konsistensi penting agar aturan benar-benar dipahami.

Sahabat Fimela, dengan membiasakan anak mengantri sejak dini, orangtua tidak hanya mengajarkan keteraturan, tetapi juga membentuk karakter anak agar lebih sabar, adil, dan menghargai orang lain. Nilai sederhana ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik di masa depan.

Penulis: Siti Nur Arisha